• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

Culture

Sepertiga Pekerja Merasakan Adanya Penurunan Budaya Kerja Selama Pandemi

Sepertiga Pekerja Merasakan Adanya Penurunan Budaya Kerja Selama Pandemi
Redaksi
September 20, 2021

Sepertiga Pekerja Merasakan Adanya Penurunan Budaya Kerja Selama Pandemi

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Society for Human Resource Management (SHRM) di Amerika menemukan bahwa sekitar 72% eksekutif percaya bahwa budaya organisasi mereka secara keseluruhan telah meningkat sejak awal pandemi. Namun demikian sebagian besar karyawan tidak percaya bahwa perubahan tersebut bersifat positif.

Menurut Johnny C. Taylor Jr., presiden dan CEO dari SHRM, pada tahun lalu seiring dengan semakin meluasnya pandemi, perusahaannya mulai melakukan perubahan besar dalam struktur organisasi. Hal tersebut dilakukan karena banyak organisasi berusaha untuk mengakomodasi kebutuhan karyawan, yang tiba-tiba harus bekerja secara remote dan di lingkungan yang jauh berbeda dari sebelumnya.

“Secara jujur kami harus mengakui bahwa pandemi telah mengubah tempat dan cara kami bekerja. Sehingga untuk itu kami perlu menyerahkannya kepada para pemimpin bisnis dan profesional SDM untuk menciptakan budaya positif yang lebih baik yang dapat meningkatkan kepuasan dan produktivitas karyawan,” jelasnya.

Para profesional SDM dan karyawan lainnya menyebutkan bahwa masalah terbesar dalam budaya kerja mereka ketika harus mengadopsi sistem kerja baru adalah karena buruknya komunikasi, beban kerja yang berubah-ubah. Hal inilah yang kemudian membuat sebagian besar karyawan secara sukarela meninggalkan perusahaan mereka dan menyebutnya sebagai perubahan negatif yang harus mereka hadapi selama pandemi.

Lebih jauh penelitian tersebut menyampaikan lebih dari sepertiga pekerja Amerika menunjukkan bahwa manajer mereka tidak tahu bagaimana cara memimpin tim di masa krisis, dan 26% manajer mengatakan tempat kerja mereka tidak menyediakan pelatihan kepemimpinan. Hal inilah yang membuat mereka mengalami krisis kepemimpinan.

Penelitian juga mencatat sebagai akibat dari akumulasi tersebut lebih dari separuh karyawan yang telah meninggalkan pekerjaan mereka dalam lima tahun terakhir. Karena budaya tempat kerja mengindikasikan memburuknya hubungan dengan manajer mereka. Hanya 22% pekerja yang bertahan pada pekerjaan itu.

Sepertiga orang Amerika yang bekerja menunjukkan bahwa budaya organisasi mereka membuat sulit untuk menyeimbangkan antara komitmen pekerjaan dan kehidupan sosial mereka. Akibatnya 45% karyawan kemudian menunda hal-hal penting dalam kehidupan pribadinya, karena tuntutan pekerjaan.

Kemudian tiga dari lima karyawan mengakui bahwa mereka meninggalkan pekerjaan karena tingginya tingkat stres sebagai akibat dari pandemi. Sehingga 30% dari mereka menjadi lebih mudah emosi walaupun ketika mereka sudah berada di rumah.

Terbatasnya komunkasi antara karyawan dengan perusahaan juga telah membuat empat puluh empat persen karyawan yang bekerja dari rumah merasa terisolasi. Serta merasa khawatir bahwa kantor dimana mereka bekerja, akan memberikan penilaian yang buruk ketika harus bekerja jauh dari atasan. Dalam hal ini karyawan perempuan lebih mudah terkena stres akibat situasi kkerja yang demikian, sehingga mendapatkan efek negatif yang lebih besar bila dibandingkan dengan karyawan pria.

Meskipun budaya tempat kerja memainkan peran besar dalam kepuasan kerja secara keseluruhan, itu bukan satu-satunya alasan organisasi mengalami penurunan moral dan peningkatan kehilangan bakat selama pandemi.

Menurut profesional HR yang disurvei oleh SHRM, tiga alasan utama orang secara sukarela meninggalkan pekerjaan mereka adalah kurangnya peluang pertumbuhan karir, hubungan negatif dengan manajer dan berbagai hal yang berkaitan dengan masalah gaji.

Sumber/foto : shrm.org/parkavegrp.com


Related ItemsFeatured
Culture
September 20, 2021
Redaksi
Related ItemsFeatured
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    P.I.O
    Rahasia Mengendalikan Diri agar Tetap Produktif

    Rahasia Mengendalikan Diri agar Tetap Produktif TalentSmart sebuah konsultan di bidang pelatihan dan pengembangan kecerdasan emosional dari...

    Redaksi March 31, 2021
  • Read More
    P.I.O
    Meniti Karir Secara Lebih Baik Dengan Bantuan Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

    Meniti Karir Secara Lebih Baik Dengan Bantuan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) Dalam sebuah studi baru yang baru...

    Redaksi February 27, 2021
  • Read More
    Psychology
    Lima Faktor Penentu Kesuksesan Seseorang Dalam Bekerja

    Lima Faktor Penentu Kesuksesan Seseorang Dalam Bekerja Sebagian besar orang menganggap bahwa untuk dpat sukses dan berprestasi,...

    Redaksi December 1, 2020
  • Read More
    Psychology
    Adam Grant : Tipe Pemberi Lebih Menarik dalam Sebuah Hubungan

    Adam Grant : Tipe Pemberi Lebih Menarik dalam Sebuah Hubungan Kapan saja suatu hubungan gagal karena kita...

    Redaksi November 24, 2020

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2020 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.