• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

Industrial Relation

Sebagian Besar Karyawan Memilih Tidak Mengambil Cuti Sakit Ketika Merasa Tidak Sehat

Sebagian Besar Karyawan Memilih Tidak Mengambil Cuti Sakit Ketika Merasa Tidak Sehat
Redaksi
July 24, 2022

Sebagian Besar Karyawan Memilih Tidak Mengambil Cuti Sakit Ketika Merasa Tidak Sehat

Sebagian besar karyawan di kawasan Asia tenggara ternyata lebih memilih untuk tidak mengambil cuti sakit, ketika mereka merasa tidak sehat. Hal tersebut terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Milieu Insight di negara-negara Asia Tenggara.

Menurut penelitian yang melibatkan 6.000 karyawan di Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Vietnam, dan Filipina mendapatkan hasil bahwa lebih dari tujuh dari 10 (71%) karyawan memilih untuk tidak mengambil cuti sakit, meskipun secara fisik mereka merasa tidak sehat. Selain itu lebih dari enam dari 10 (65%) memilih untuk tidak melakukannya ketika secara mental tidak sehat.

Para peneliti menyebutkan bahwa mungkin para karyawan merasa ragu untuk tidak masuk kerja meskipun jatuh sakit, atau juga mungkin karena kombinasi alasan seperti budaya presenteeism dan tuntutan pekerjaan yang tinggi. Sebagian responden membenarkan perilaku mereka dengan alasan terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan (51%) atau karena alasan merasa tidak enak karena kehilangan pekerjaan (36%), dan rasa khawatir kehilangan keputusan/peluang penting (31%).

Secara umum data juga menunjukkan hasil sebagai berikut ini :

Karyawan di Singapura yang tidak mengambil cuti sakit saat fisik tidak sehat sebanyak 77%, kemudian yang tidak mengambil cuti sakit saat tidak sehat mental ada sekitar 67%

Sedangkan di Malaysia, mereka yang tidak mengambil cuti sakit saat fisik tidak sehat ada 68%, dan 65% lainnya tidak mengambil cuti sakit saat tidak sehat mental.

Untuk karyawan di Thailand angkanya bahkan lebih besar lagi bagi mereka yang tidak mengambil cuti sakit saat fisik tidak sehat, yaitu sebanyak 83%. Sedangkan karyawan yang tidak mengambil cuti sakit saat tidak sehat mental ada 72%.

Di Indonesia sendiri, lebih dari separuh karyawan menyatakan tidak mengambil cuti sakit ketika fisik (59%) dan mental (53%) tidak sehat. Sentimen ini relatif paling rendah (yaitu, karyawan mengambil cuti sakit bila diperlukan) dibandingkan dengan semua pasar Asia Tenggara. Thailand , di sisi lain, mewakili sentimen tertinggi.

Sedangkan bagi mereka yang bekerja di Filipina , sekitar tujuh dari 10 orang menyatakan bahwa mereka tidak mengambil cuti sakit ketika fisik (71%) dan mental (66%) tidak sehat. Sementara itu, hampir tujuh dari 10 pekerja di Vietnam menyatakan hal yang sama (tidak mengambil cuti sakit saat tidak sehat secara fisik: 69%; tidak mengambil cuti sakit saat tidak sehat secara mental: 64%).

Sayangnya, statistik ini tidak mengejutkan, mengingat hampir separuh (48%) karyawan yang disurvei mengatakan bahwa perusahaan mereka memiliki praktik mempertimbangkan jumlah cuti sakit yang diambil untuk penilaian kinerja karyawan. Ditambah lagi, hampir enam dari 10 (56%) karyawan di seluruh Asia Tenggara membenarkan budaya seperti itu. Sedikit lebih dari empat dari 10 (44%).

Para peneliti tersebut berpendapat bahwa mereka yang bekerja di Indonesia mewakili budaya tertinggi (67%). Diikuti oleh karyawan di Vietnam (62%), dan di Malaysia (61%). Singapura tercatat paling rendah di antara 34%, sedangkan di Thailand terbagi rata menjadi dua kubu (51% ya, 49% tidak).
Dalam penelitian tersebut responden juga diberikan pertanyaan lanjutan mengenai pendapat mereka kapan harus kembali bekerja setelah jatuh sakit. Hasilnya menyebutkan bahwa respons yang paling umum adalah ketika mereka “hampir pulih, tetapi masih sedikit tidak sehat” (48%). Kurang dari tiga dari 10 (27%) mengatakan bahwa mereka akan melakukannya ketika mereka sepenuhnya pulih.

Namun, ini adalah perilaku yang kontras karena sejumlah besar (60%) menyatakan bahwa karyawan, secara umum, hanya boleh kembali bekerja “setelah mereka pulih sepenuhnya”.

Sumber/foto : humanresourcesonline.net/inc.com


Related ItemsFeatured
Industrial Relation
July 24, 2022
Redaksi
Related ItemsFeatured
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    P.I.O
    Rahasia Mengendalikan Diri agar Tetap Produktif

    Rahasia Mengendalikan Diri agar Tetap Produktif TalentSmart sebuah konsultan di bidang pelatihan dan pengembangan kecerdasan emosional dari...

    Redaksi March 31, 2021
  • Read More
    P.I.O
    Meniti Karir Secara Lebih Baik Dengan Bantuan Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

    Meniti Karir Secara Lebih Baik Dengan Bantuan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) Dalam sebuah studi baru yang baru...

    Redaksi February 27, 2021
  • Read More
    Psychology
    Lima Faktor Penentu Kesuksesan Seseorang Dalam Bekerja

    Lima Faktor Penentu Kesuksesan Seseorang Dalam Bekerja Sebagian besar orang menganggap bahwa untuk dpat sukses dan berprestasi,...

    Redaksi December 1, 2020
  • Read More
    Psychology
    Adam Grant : Tipe Pemberi Lebih Menarik dalam Sebuah Hubungan

    Adam Grant : Tipe Pemberi Lebih Menarik dalam Sebuah Hubungan Kapan saja suatu hubungan gagal karena kita...

    Redaksi November 24, 2020

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2020 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.