• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

Remuneration

Mengapa Banyak Orang Harus Tetap Bekerja Setelah Pensiun ?

Mengapa Banyak Orang Harus Tetap Bekerja Setelah Pensiun ?
Redaksi
August 4, 2021

Mengapa Banyak Orang Harus Tetap Bekerja Setelah Pensiun ?

Librarian Bertrand Bobis (L) teaches a senior citizen how to use a Facebook account during a class at a branch of the New York Public Library in New York August 13, 2012. Seniors, some in their 90s, could soon be making new friends on Facebook thanks to New York libraries offering classes to help the elderly learn, or brush up their social network skills. REUTERS/Lucas Jackson (UNITED STATES – Tags: SOCIETY SCIENCE TECHNOLOGY EDUCATION) – RTR36TKI

Sejumlah pensiunan masih bekerja karena mereka membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tetapi sebagian besar dari mereka bekerja untuk alasan lainnya seperti untuk bersosialisasi, untuk tetap aktif secara mental dan fisik serta untuk menjadi bagian penting dari komunitas atau organisasi. Begitu menurut survei yang dilakukan oleh Merrill Lynch dan Age Wave terhadap 4.854 responden dan  uang hanyalah sebagian alasan seseorang untuk terus bekerja dalam usia 60-an dan 70-an. Ini penjelasan mengapa para pensiunan tetap bekerja.

Keterlibatan Mental

Aktifitas seperti berdagang atau menulis laporan dapat membuat pikiran tetap aktif dan fokus. Dari survei tersebut,62 persen mengatakan bahwa tetap aktif secara mental adalah alasan utama mengapa mereka terus bekerja.

Aktivitas Fisik

Tanpa ada pekerjaan yang harus dilakukan setiap hari, kita mungkin hanya menghabiskan waktu dengan duduk-duduk di rumah dan menonton TV. Dengan bekerja,kita diharuskan berpakaian rapi dan pergi ke kantor. Beberapa pekerjaan malah membutuhkan aktivitas fisik tambahan. Menurut survey itu,hampir setengah atau 46 persen pensiunan yang bekerja mengatakan bahwa mereka menghargai aktivitas fisik yang dituntut oleh pekerjaan.

Koneksi Sosial

Para pensiunan biasanya sudah jarang diundang dalam acara makan siang bisnis atau pertemuan penting. Mereka mungkin mulai merasa kesepian karena tidak memiliki kolega atau klien untuk diajak mengobrol. Sebanyak 42 persen dari responden itu tetap bekerja untuk alasan pertemanan dan koneksi sosial yang disediakan oleh pekerjaan.

Punya Identitas

Pekerjaan dapat menjadi bagian dari identitas seseorang yang membantu menentukan perannya dalam sebuah komunitas atau organisasi. Mereka yang meninggalkan karier profesionalnya sering merasa bahwa mereka telah kehilangan tujuan begitu memasuki masa pensiun. Lebih dari sepertiga atau 36 persen responden mengatakan bahwa dengan terus bekerja mereka bisa terus berkontribusi kepada masyarakat sehingga meningkatkan harga diri mereka. Sedangkan yang lain memilih untuk kembali mengajar atau bekerja di organisasi nirlaba.

Uang

Meskipun memiliki sejumlah uang tambahan yang masuk selama masa pensiun, namun hanya sekitar sepertiga atau 31 persen pensiunan yang bekerja mengidentifikasi gaji sebagai salah satu alasan utama mereka untuk tetap bekerja. Sebagian dari mereka harus bekerja untuk membayar tagihan mereka. Sedangkan yang lain mengatakan bahwa mereka menghargai pendapatan, meskipun hal itu tidak penting. 19 responden mengatakan bahwa mereka bekerja di masa pensiun untuk mengembangkan diri. 31 persen mengatakan untuk mendapatkan ‘uang iseng-iseng’ demi tujuan diskresioner. Sedangkan sebanyak 6 persen mengatakan bahwa bekerja di masa pensiun akan membantu mereka meninggalkan warisan yang lebih baik bagi ahli waris atau badan amal.

Tantangan Baru

Setelah menjalani masa pensiun selama beberapa tahun, rasa bosan biasanya akan muncul. Sekitar 30 persen dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa bekerja di masa pensiun akan memberi mereka tantangan baru. Beberapa pensiunan memilih pekerjaan yang baru atau menjadi wiraswasta. Pekerjaan ini seringkali mengharuskan kita untuk menetapkan tujuan dan membuat rencana untuk mencapainya. Dan ini yang dapat memberi kita motivasi untuk memperoleh keterampilan baru dan mempraktikkannya. Selain itu, pekerjaan tersebut juga memberi kepuasan tersendiri ketika tujuannya tercapai.

Asuransi Kesehatan

Jaminan asuransi kesehatan tidak berlaku sampai usia 65 tahun. Jika kita pensiun sebelum usia 65 tahun, maka kita perlu membeli asuransi kesehatan yang baru atau mencari pertanggungan dari sumber lain. Sebanyak 11 persen responden yang berusia di bawah 60 tahun terus bekerja untuk mempertahankan kelayakan asuransi kesehatan yang disponsori oleh perusahaan mereka.

Kerja yang Lebih Fleksibel

Sementara banyak pensiunan berencana untuk terus bekerja, hanya 5 persen responden survei mengatakan bahwa mereka menginginkan pekerjaan penuh waktu di masa pensiun, kata Merrill Lynch. 35 persen menginginkan jadwal kerja yang fleksibel berupa pekerjaan paruh waktu. 33 persen menginginkan adanya keseimbangan antara periode kerja dan liburan. Banyak pensiunan beristirahat sementara waktu untuk bersantai dan mempersiapkan diri sebelum mengambil peran yang baru, terutama untuk mereka yang akan memasuki bidang karier yang berbeda. Sebagian besar pensiunan itu melaporkan bahwa pekerjaan mereka setelah pensiun lebih menyenangkan dan fleksibel daripada karier mereka sebelumnya.

 

Sumber/foto : money.usnews.com/brookings.edu

Related ItemsFeatured
Remuneration
August 4, 2021
Redaksi
Related ItemsFeatured
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Persaingan untuk menarik perhatian manusia telah meningkat...

    Redaksi March 22, 2023
  • Read More
    Psychology
    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras Banyak orang mempertanyakan mengapa mereka tidak...

    Redaksi February 20, 2023
  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Situs-situs di internet adalah surga sekaligus neraka...

    Redaksi February 17, 2023
  • Read More
    Psychology
    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya

    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya Saya berkesempatan untuk...

    Redaksi February 8, 2023

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2024 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.