Memotivasi Karyawan Dengan Cara Berbagi Data dan Informasi

Heru Wiryanto
HR Growth Hacker, People-Data Scientist
Karyawan yang termotivasi salah satu faktor utama yang membuat perusahaan menjadi sukses. Jika perusahaan Anda akan mempertajam daya saingnya, maka meningkatkan motivasi karyawan adalah jalan yang harus ditempuh untuk mewujudkan tujuan hal tersebut. Meskipun hubungan antara motivasi karyawan dan kesuksesan bisnis Anda sudah jelas adanya, maka ada beberapa faktor yang dapat mengubah pekerja yang tadinya dalam kondisi apatis menjadi pekerja yang termotivasi.
Sejak era tahun 1970-an, penelitian terdahulu secara teoritik telah menemukan hubungan antara tingkat motivasi karyawan dan rasa memiliki perusahaan. Idenya sederhana: memberikan sebagian kepemilikan pekerja di sebuah perusahaan dan mereka akan bekerja lebih keras untuk membuatnya sukses. Beberapa waktu ini, program kepemilikan saham mulai bermunculan dan memunculkan suatu harapan yang baru. Gagasan itu masuk akal tetapi tidak sepenuhnya efektif. Mengapa? karena melewatkan satu hal detail yang penting – yakni perbedaan antara kepemilikan “aktual” dan “psikologis”.
Kepemilikan psikologis terjadi ketika seseorang merasakan kepemilikan untuk pekerjaan dan / atau perusahaannya secara psikologis. Perasaan yang sama yang membuat seseorang ingin mengatakan, “Perusahaan itu adalah perusahaan saya. Saya bekerja untuk mereka! ” Ketika ini terjadi, karyawan merasakan kebanggaan terkait dengan tempat kerja mereka. Pekerjaan mereka – dan perusahaan tempat mereka bekerja – dan sekarang menjadi bagian dari identitas mereka. Hal Ini adalah merupakan perbedaan yang penting antara pekerja yang bermotivasi dan pekerja yang apatis, dan yang lebih penting tidak ada hubungannya dengan kepemilikan bisnis itu sendiri yang dalam pengertian sebenarnya.
Bagaimana berbagi data dan Informasi akan meningkatkan kepemilikan perusahaan secara psikologis? Jawabannya sederhana: terletak pada Ukuran Kinerja (Performance Metrics). Apakah Anda berbagi informasi dengan mereka mengenai tenggat waktu, kuota penjualan, atau sasaran anggaran, hal itu akan menciptakan rasa memiliki pada karyawan dengan cara memberikan informasi tersebut agar karyawan mengetahuinya.
Hal tersebut dapat membangun kepemilikan psikologis karena berbagai alasan:
•Menciptakan rasa transparansi tentang kesuksesan dan kegagalan dalam perusahaan
•Membantu karyawan memahami kontribusi individu mereka terhadap tujuan perusahaan
•Memungkinkan karyawan untuk membuat keputusan berbasis data, yang memberdayakan mereka dengan cara menginvestasikan kemampuan yang mereka miliki secara optimal dalam pekerjaan yang mereka lakukan.
Ketika karyawan melihat hubungan langsung antara upaya yang mereka lakukan dengan keberhasilan perusahaan mereka, maka mereka akan termotivasi untuk mencapainya. Di sisi lain, keputusan yang berdampak negatif pada sasaran yang lebih besar akan menjadi kurang diinginkan.
Dengan menggunakan dashboard, Anda dapat mengkomunikasikan informasi yang relevan kepada karyawan melalui jaringan intranet Anda atau bahkan dinding kantor Anda dengan monitor besar. Kuncinya adalah memastikan rencana berbagi data yang Anda miliki secara transparan dan efisien. Dengan kata lain, beri setiap anggota tim Anda akses ke data yang akan memotivasi mereka dan mempengaruhi pekerjaan mereka tanpa membuat dampak negatif yang tidak diinginkan. Departemen Teknologi Informasi Anda, misalnya, akan membutuhkan data set yang berbeda dengan tim operasi atau seorang manajer proyek.
Untuk memulai, tetapkan satu set metrik untuk setiap departemen. Proses ini harus didasarkan pada indikator kinerja utama (KPI) perusahaan Anda yang telah ditetapkan, setiap departemen, dan tim dalam departemen tersebut. Jika Anda belum menetapkan sasaran dan KPI konkret untuk masing-masing, sekaranglah saatnya untuk melakukannya.
Selain itu, buat tolok ukur keberhasilan untuk strategi penerapan Anda. Ini berarti mengukur produktivitas, laba, dan keterlibatan karyawan sebelum Anda meluncurkan program berbagi data, dan kemudian meninjau kembali angka-angka ini di masa depan. Pilih waktu yang telah ditentukan untuk meninjau kembali strategi Anda dan mengukur keberhasilannya, yaitu:
•Apakah karyawan merasa dihargai dan termotivasi oleh data yang mereka terima?
•Apakah tujuan pribadi karyawan lebih selaras dengan tujuan perusahaan daripada sebelumnya?
•Apakah setiap departemen menunjukkan peningkatan produktivitas dan efisiensi?
• Apakah perusahaan lebih mudah untuk mencapai tujuan yang lebih besar?
• Apakah tim dan departemen lebih mudah untuk mencapai tujuan individu mereka?
Menyempurnakan strategi Anda memang akan membutuhkan waktu, terutama karena tujuan dan KPI berubah sesuai dengan tuntutan kemjuan industry itu sendiri. Yang penting adalah bahwa metrik yang telah ditentukan bergerak ke arah yang benar.


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS