Meet Them Where They Are: Filosofi Coaching untuk Membentuk Pemimpin Masa Depan

Apakah setiap orang bisa menjadi pemimpin? Pertanyaan ini kerap muncul dalam diskusi tentang pengembangan talenta di berbagai organisasi.
Menurut Muhammad Subhan Iswahyudi, SGM Telkom Corpu, jawabannya adalah ya—setiap individu memiliki potensi untuk menjadi pemimpin, asalkan didekati dengan cara yang sesuai.
“Kepemimpinan itu bisa dilatih, bisa ditunjukkan, dan yang paling penting: harus dialami. Ketiga-tiganya,” ujar Subhan tegas.
Dirinya meyakini bahwa kepemimpinan bukanlah sesuatu yang eksklusif, atau hanya dimiliki oleh segelintir orang. Proses menjadi pemimpin melibatkan pembelajaran aktif, meneladani sosok-sosok inspiratif, serta mengalami langsung tantangan dan dinamika dalam memimpin.
Namun, Subhan juga menggarisbawahi, setiap orang memiliki jalur pertumbuhan yang berbeda-beda. Karena itu, proses coaching atau pelatihan kepemimpinan tidak bisa disamaratakan.
“Ada satu prinsip dalam coaching: ‘meet them where they are’. Kita harus tahu dulu mereka ada di titik mana, baru kita bisa fasilitasi mereka ke arah yang mereka inginkan,” jelasnya.
Menurut Subhan, hal ini mencakup pemahaman terhadap aspirasi personal, sosial, dan organisasional dari setiap individu. Dengan kata lain, seorang coach atau mentor harus terlebih dahulu memahami siapa yang sedang mereka bimbing—apa motivasinya, ke mana arahnya, dan apa yang dibutuhkannya.
“Kita temui di sana, lalu kita bantu mereka tumbuh. Itulah cara membentuk pemimpin yang tidak hanya kompeten, tapi juga otentik,” tutupnya.
Melalui pendekatan yang manusiawi dan terarah seperti ini, Subhan percaya bahwa setiap talenta—dari level manapun—mampu berkembang menjadi pemimpin yang memberi dampak. Bukan karena mereka ditunjuk, tetapi karena mereka benar-benar siap dan telah mengalami prosesnya.


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS