Lima Cara Mendengarkan Yang Efektif Guna Mendapatkan Pemahaman yang Baik
Selama bertahun-tahun berkonsultasi dengan para pemimpin bisnis dan pengusaha, saya menemukan bahwa mereka semua menyadari nilai tentang komunikasi untuk menyebarkan pesan misi dan tujuan kepada tim dan konstituen mereka. Namun, dalam urgensi mereka untuk menyelesaikan sesuatu, banyak orang yang lupa untuk fokus unutk mendengarkan masukan dari orang lain sebagai bagian yang sama pentingnya dari peran dan citra kepemimpinan mereka.
Baru-baru ini, saya melihat praktik terbaik yang dibahas dalam buku berjudul The Double Bottom Line karya Donato Tramuto dan Tami Booth Corwin. Tramuto membagikan pengalaman dari para pemimpinan bisnis dalam perawatan kesehatan selama beberapa dekade yang fokus pada bagaimana para pemimpin yang penuh kasih mendengarkan dengan lebih baik, merebut hati orang lain, dan menciptakan lebih banyak hasil.
Saya sepenuhnya mendukung dan menambahkan perspektif saya sendiri ke dalam daftar rahasia ini tentang tindakan mendengarkan yang membuahkan hasil. Ini adalah hal-hal proaktif yang dapat kita semua lakukan agar aksi mendengarkan ini bisa meraih pemahaman, memperkuat hubungan, memfasilitasi keterlibatan, dan menghasilkan keputusan yang lebih baik:
1. Penuh perhatian, fokus, dan jangan menyela.
Mendengarkan secara efektif mengharuskan Anda meluangkan cukup waktu untuk benar-benar terlibat dalam percakapan yang sebenarnya, tanpa melakukan tugas-tugas lain atau membuat pembicara harus terburu-buru. Saya mengamati bahwa pemimpin yang baik sering kali menjadi orang yang terakhir berbicara. Mereka proaktif dalam memberikan kesempatan kepada orang lain guna mempelajari pendapat mereka sebelum menawarkan pendapatnya sendiri.
Kita semua tahu bahwa orang-orang yang merupakan pendengar pasif hanya berpura-pura mendengarkan orang lain sementara pikiran mereka sendiri berada di tempat lain. Hal ini menyebabkan banyak informasi yang terlewatkan, dan tentu saja hal ini dapat dianggap sebagai kurangnya minat dan rasa hormat pada orang yang berbicara.
2. Mendengarkan adalah kesempatan untuk belajar.
Ini biasanya berarti mengajukan banyak pertanyaan untuk mendapatkan kejelasan, informasi yang lebih baik, dan pemahaman yang lebih baik tentang perspektif lain. Tidak hanya pertanyaan itu sendiri yang akan menghasilkan informasi yang dapat mengarah pada pemahaman yang lebih baik. Tetapi, proses bertanya itu membantu Anda lebih terlibat.
Meskipun Jeff Bezos, sang pendiri Amazon, adalah seorang pembuat ide, dia mengatakan bahwa banyak kesuksesannya diperoleh dengan cara mendengarkan dan belajar dari timnya. Dia awalnya tidak setuju dengan ide-ide mereka. Tetapi, kemudian mendukung mereka dan menciptakan kesuksesan yang nyata.
3. Mendengarkan dengan empati untuk memahami perspektif orang lain.
Pendengar yang berempati akan selalu meraih pemahaman yang lebih baik, selain membuat pembicara merasa dipahami. Anda memahami informasi melalui pengalaman orang lain itu dengan cara yang lebih subjektif. Hasilnya adalah hubungan yang lebih baik, kepercayaan, dan kemauan untuk mengikuti keputusan kepemimpinan yang Anda lakukan.
Setiap merek, seperti Ferrari, perlu mendengarkan empati untuk memahami siapa pelanggan mereka dan apa yang mendorong perilaku mereka. Mereka memasukkan keinginan pelanggan ke dalam sebuah produk yang mereka tahu akan berkaitan dengan perasaan, konten, serta pengalaman yang diinginkan oleh pelanggan.
4. Memperhatikan bahasa tubuh untuk memahami makna non-verbal.
Anda dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang apa yang dikatakan orang lain dengan memperhatikan isyarat non-verbal yang mereka tunjukkan, seperti gerakan mereka atau cara mereka melihat Anda (atau tidak). Ini adalah tingkat keterlibatan yang jauh lebih besar karena Anda harus memperhatikan seseorang serta mendengarkan kata-katanya.
Penelitian menunjukkan bahwa 60 hingga 90 persen komunikasi yang kita dengan orang lain adalah non-verbal. Ini berarti bahwa bahasa tubuh orang lain yang mungkin Anda abaikan bisa jadi adalah informasi yang sangat penting. Sebagai pemimpin bisnis, bagaimana Anda bisa membuat keputusan yang baik jika memperoleh masukan yang kurang atau hanya setengahnya?
5. Meringkas apa yang telah didengar untuk mengkonfirmasi.
Jika gagal mengonfirmasi, maka Anda dan banyak pemimpin lainnya akhirnya akan bertindak berdasarkan asumsi yang salah atau bias diri sendiri. Anda tidak perlu malu untuk mengakui bahwa Anda tidak mendengarnya dengan benar. Pengakuan itu akan meyakinkan sang pembicara bahwa Anda telah mendengarkan secara aktif, dan bersedia mendengarkan masukan lainnya.
Dalam semua kasus, Anda harus fokus untuk menghindari kesalahan yang kerap terjadi, yaitu berpura-pura mendengarkan saat pikiran Anda berada di tempat lain, merumuskan jawaban alih-alih mendengarkan, atau menerapkan pandangan dan bias Anda sendiri sambil tetap mendengarkan. Ini semua adalah bagian dari kebutuhan saat ini yakni mengutamakan orang lain dan menjaga keseimbangan antara keuntungan keuangan yang kuat dan dampak positif pada masyarakat.
Dalam pengalaman saya, masa-masa dari para pemimpin bisnis yang hanya memerintah dan mengendalikan telah berlalu. Melalui internet dan media sosial, semua orang tahu siapa Anda dan bagaimana Anda bekerja. Orang-orang dengan cepat memilih perusahaan dan pemimpin yang mampu menunjukkan belas kasih dan empati, berhasil dan mampu untuk berubah. Anda belum terlambat untuk belajar dan beradaptasi, serta mengarahkan tim Anda untuk melakukan hal itu. Mulailah dari sekarang.
Sumber/foto : inc.com/mindtools.com
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS