Bagaimana Mengembangkan Organisasi Yang Positif

Keberhasilan suatu perusahaan biasanya dilandasi dengan perilaku organisasi yang positif. Hal ini mengacu kepada bagaimana organisasi memiliki cara berpikir, orientasi nilai, vitalitas perkembangan dan kemajuan karyawan perusahaan yang memungkinkan resiliensi dan restorasi, dan mengelola kinerja individu dan organisasi secara baik.
Sama halnya yang dikatakan oleh Ekuslie Goestiandi, pengamat di Bidang Management dan Perkembangan Organisasi menjelaskan bahwa organisasi yang positif sangat penting dan berpengaruh pada keberhasilan organisasi tentu dengan dibantu oleh budaya yang positif pula.
Ekulie menyebutkan, untuk mengembangkan organisasi yang positif, ada tiga ekosistem yang harus dibangun.
Pertama, ekosistem pengelolaan sumber daya manusia. Bagaimana organisasi dalam pengembangan karyawan lebih memfokuskan diri kepada kekuatan yang dimiliki daripada kelemahannya.
“Jadi didalam kegiatan pengembangan karyawan, penilaian karyawan kita harus lebih melatih diri untuk fokuskepada kelebihan dan kekuatan karyawan daripada kelemahan ataupun kekurangannya,” tutur Ekuslie.
Kedua, ekosistem proses kerja. Proses kerja, kata Ekulie, secara ilmiah cenderung kaku, oleh karena itu organisasi mengenal dengan istilah standard operating procedure. Dimana di dalam SOP ini seluruh pelaku kerja atau organisasi diwajibkan terbuka terhadap perbaikan prosedur kerja yang dilakukan selama ini. Sehingga prosedur kerja dijadikan sebagai tongkat penuntun bukan pagar pembatas.
“Jadi, proses kerjayang baik itu harus menuntun kerpada hasil yang lebih baik, efektif dan itu hanya dimungkinkan kalau kita terbuka untuk melakukan penyesuaian sistem kerja secara berkesinambungan,” katanya.
Kemudian terakhir adalah ekosistem budaya kerja. Hal ini dijelaskan bagaimana organisasi dan seluruh pelaku kerja membiasakan diri dengan budaya apresiatif. Mengapresiasi segala bentuk pekerjaan yang dilakukan oleh setiap pekerja.
“Jadi jangan sampai kita sensitif terhadap kegagalan ataupun ketidak berhasilan seseorang, tetapi kita tidak apresiatif terhadap keberhasilan dalam dia bekerja. Jadi kita harus mengembangkan budaya apresiatif,” tangkasnya.
Dibalik semua itu, tambanya, yang terpenting adalah pendekatan kepemimpinan yang baru, yang lebih menghargai manusia yang disebut dengan peduli.
“Sebagai pemimpin kita harus mengutamakan orang-orang yang dipimpinnya. Jika kita bisa melakukan semua itu dengan baik, niscahya kita akan mendapatkan positive organization,” tutupnya.(Artiah)


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS