Alex Denni : Distribusi Knowledge Menjadi Penentu Suksesnya Organisasi

Di era digital akan banyak sekali job akan terdistrupsi, terutama yang bersifat transaksional dan rutin. Ini tentunya akan menjadi tantangan tersendiri bagi setiap pengelola organisasi. Karena dengan masuknya era digital tersebut telah membuat organsiasi harus melakukan strategi ulang dalam pengembangan human capital, dan kemudian menjadikan teknologi sebagai salah satu basisnya. Hal tersebut disampaikan oleh Alex Denni, Direktur Human Capital dan Transformasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk pada saat ditemui oleh Redaksi Intipesan seusai menyampaikan sesinya dalam Seminar Human Capital Global Business Strategy In Digital Era pada minggu lalu di Jakarta.
“Digital bisa diartikan bahwa setiap orang punya kemampuan untuk melakukan proses pembelajaran atau bekerja dimana saja, kapan saja dalam konidisi apapun dengan pilihan device yang berbeda. Serta kemerdekaan untuk melakukan sesuatu secara fleksibel, tidak terutup karena ruang, batasan jarak, dan waktu. Karena itu setiap employe harus diberikan otonomi untuk bekerja, termasuk di dalam learning,’ jelasnya.
Dirinya menambahkan bahwa kegiatan learning haruslah menjadi inisiatif dari employee itu sendiri, sehinga mereka bisa melakukannya dimanapun, kapanpun sesuai dengan preferensinya dan sesuai dengan devide dengan yang mereka miliki,” ungkapnya.
“Karena itu distribusi knowledge yang akan menjadi penentu suksesnya sebuah organisasi,” ujarnya.
Alex Denni menyebutkan bahwa setiap orang mampu untuk belajar tentang hal baru, dan menunjukkan bahwa kapasitasnya sebagai mahluk yang diciptakan oleh Tuhan. Sehingga setiap orang itu tidak perlu memiliki label yang berbeda-beda sedemikian rupa dan kemudian justru membatasi diri mereka sendiri untuk bekerja dan belajar.
“Jadi sebenarnya saya ingin mencabuh label yang di kepala kita. Ini orang IT, orang biologi, orang sastra dan seterusnya. Karena kita semua memiliki pikiran (otak) yang diberikan oleh yang Maha Pencipta, dan tidak ada satupun pikiran (otak) itu KW. Batasan-batasan itulah yang ingin kita tembus, sehingga terdapat pemikiran bahwa setiap orang adalah center of learning. Menjadi learner itu adalah center of learning. Kemudian yang pertama kali harus dipelajari sebelum belajar sesuatu, adalah belajar bagaimana caranya belajar,” ungkapnya.


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS