• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

P.I.O

Komunikasi Aktif Pimpinan dengan Karyawan Dapat Mencegah Terjadinya Burn Out

Komunikasi Aktif Pimpinan dengan Karyawan Dapat Mencegah Terjadinya Burn Out
Redaksi
February 10, 2020

Komunikasi Aktif Pimpinan dengan Karyawan Dapat Mencegah Terjadinya Burn Out

Bulan Februari merupakan saat dimana banyak karyawan di seluruh dunia merasa stres berat, bagaimana tidak setelah musin liburan akhir tahun berakhir kemudian mereka harus langsung berhadapan dengan beragam tumpukan pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Hal tersebut bisa berdampak pada semakin meningkatnya gejala burn out pada karyawan. Beberapa penelitian terbaru yang dilakukan oleh Cigna Corp. dan Asia Care Group, mendukung adanya fenomena ini.

kerugian akibat burn out tidak lagi pada sisi mental karyawan semata, karena hasil penelitian lebih lanjut oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyimpulkan bahwa terdapat kerugian hingga US $ 1 triliun setiap tahun, karena adanya penurunan produktivitas yang disebabkan oleh depresi dan kecemasan. sebagai akibat dari burn out tersebut.

Solusi untuk masalah ini memang ada, namun itu bukan solusi sederhana. Karena beberapa dekade terakhir ini perhatian lebih banyak diberikan pada pemberi kerja, tentang bagaimana mereka dapat memainkan peran yang lebih penting dalam mengurangi tingkat tekanan mental karyawan mereka. Serta lebih kepada bagaimana memahami burn out sebagai masalah pribadi karyawan. Akibatnya topik kesehatan mental menjadi tabu untuk dibicarakan, terutama di Asia.

Berdasarkan penelitian Cigna dan Asia Care, lebih dari 90 persen orang di Asia mengatakan bahwa mereka sering mengalami stres. Delapan dari sepuluh mengatakan bahwa mereka merasa tertekan karena hidup dalam budaya kerja, yang mengharuskan siap sedia setiap waktu. Mulai dari mengecek email yang masuk hingga kepada menunggu telepon dari atasan mereka. Tekanan tersebut bisa menjadi gejala awal kelelahan, yang ditandai dengan kelelahan kronis, sinisme, dan keterasingan dari pekerjaan hingga berakibat timbulnya perasaan tidak efektif.

Di luar stigma sosial, negara-negara Asia cenderung memiliki budaya kerja yang tidak fleksibel yang dapat menjadi rintangan juga. Dalam survei terhadap karyawan Hong Kong oleh Deacons, menyebutkan bahwa hingga 65 persen responden merasakan jam kerja yang panjang sebagai perhatian utama mereka. kemudian diikuti oleh manajemen senior yang terlalu “mendominasi” dan bos yang tidak komunikatif. penelitian tersebut juga menemukan karyawan di negara-negara Asia, sering diharuskan bekerja pada akhir pekan dan hari libur.

Pada tahun 2018, Gallup Inc., melihat penyebab utama burn out, serta apa yang dapat dilakukan oleh pengusaha dan manajer untuk menguranginya. Beberapa solusi ternyata sangat sederhana. Studi ini menemukan bahwa karyawan yang manajernya mau mendengarkan masalah terkait pekerjaan mereka, 62 persen lebih kecil kemungkinannya untuk menderita stres. Selain itu mereka yang memiliki kesempatan untuk melakukan proyek, dimana mereka memiliki keunggulan adalah 57 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami stres.

Pada masa depan, tempat kerja harus melibatkan manajer yang dilengkapi dengan soft skill untuk berkomunikasi dengan benar dan berempati dengan karyawan. Serta memberi karyawan waktu yang cukup ruang, untuk merawat diri mereka sendiri.

Bagi mereka yang tidak mampu menunda pembayaran gaji mereka, bahkan istirahat sejenak atau meditasi dapat membantu. Dengan faktor-faktor eksternal yang lebih besar seperti penyebaran coronavirus, dapat memberikan andil dalam memengaruhi tingkat stres semua orang. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk bertindak mencegah terjadinya burn out di kantor.

Sumber/foto : hrasiamedia.com/forbes.com

Related ItemsFeatured
P.I.O
February 10, 2020
Redaksi
Related ItemsFeatured
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Persaingan untuk menarik perhatian manusia telah meningkat...

    Redaksi March 22, 2023
  • Read More
    Psychology
    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras Banyak orang mempertanyakan mengapa mereka tidak...

    Redaksi February 20, 2023
  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Situs-situs di internet adalah surga sekaligus neraka...

    Redaksi February 17, 2023
  • Read More
    Psychology
    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya

    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya Saya berkesempatan untuk...

    Redaksi February 8, 2023

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2025 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.